Bayang Hitam Sang Jenderal Tirani
semakin jelas, dan saat ia membuka matanya, ia melihat wajah khawatir Reed
a putih terang membuatnya sedikit silau. Dia beru
ik ini, tetapi pikirannya masih kabur. Ia merasa terjebak dal
yang t
m-dalam, terlihat lega s
linya dalam 19 tahun hidupmu. Mereka
hat para prajurit yang mondar-ma
eed." katanya, dengan nad
idak am
pun menghilang. Semua
bisa terjatuh. Tapi ini mungkin lebih dari sekadar kelelahan fis
an kepahitan dalam hatinya. Dia m
rti ini sebelumnya. Hanya menembakka
kelelahan. Stres
ingin. Memberi Reed tanda untuk
angannya bergetar menyodorkan nampan yang berisi
minum ini, Tuan. Dua butir
pil itu. Ia tidak perlu minum, bahka
ali menyenderkan kepalanya ke ranjang. Ia benci kelema
i. Menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. "Aku akan berada di
sini medis akan membantumu. Anda juga harus memberi
ndo se
ragu-
"Baik,
erdiri dan mengantarnya ke
an aroma dingin m
pai di kamarnya ya
diri di tengah, dikelilingi layar monitor dan rak buku strategi yang tampak tak tersentuh. Ranjan
yang kosong dan hampa, seolah-olah kebesaran jabatannya
Ia mengusap wajah, dan menggosok lehernya, mela
embersihkan semua kotoran dan dosa yang mengikutinya. Saat air h
wajah-wajah orang yang ia bunuh, dan rasa bersalah itu membanjiri pikirannya. Zane menutup
dan lampu di kamarnya padam, Zane menarik napas d
ING
ar interkom
i tuh
di pinggangnya dan bergegas keluar
Ya
Tu
untuk memperbaiki saluran air di kamarku," sua
ranya terdengar mendesak. Jantung Zane mulai berdegup. "A
Semua orang disini tidak akan ada yang berani menggangu, terkecual
g," jawabnya sebelum me
egas menuju lokasi tim yang memberi laporan. Ternyata laporan itu berasal da
a aku harus mengorbankan wa
e menyapu se
ana langsung terpaku. Zane berkacak pinggang di d
seseorang yang bertanggung jawab disini datang
enti, suara teriakan dan perintah saling tumpang t
diri di depan monitor, langsung kaget dan berla
an saya!" serunya, suaranya
rgi yang mengaca
tuasi. "Kumpulkan semua data yang bisa kita
nya untuk bekerja. Zane bisa merasakan ketegangan di ud
dak tahu, Pak. Tetapi setengah jam yang lalu ledakan te
uh total," lanjut Dr. Asher,
dan itu membuat semua terputus. Kami bahkan tidak bisa b
telepon yang terus berbunyi. Zane merasakan ke
segera ke lokasi ledakan. Tim ini mem
idakpastian mengint
sini dan awasi komunikasi. Jika ada
dari ruangan. Setiap langkahnya penuh ketegasan,
lima orang prajurit membidik senjatanya dari kejauhan. Dan prajurit lainnya be
nyanya, berusaha menyem
uhan. Tiba-tiba sebuah getaran mengguncang tanah di bawah kaki mereka. Zane m
nk b
a, meskipun suara itu t
MMM
iling. Zane hampir terjatuh, berjuang untuk stabil. Ia melih
"Siapa disana?!" teriaknya,
baru saja muncul. Reed melangkah maju, siap untuk bereaksi jika sesu
a sosok ini bukanlah ancaman langsu
lihat jelas. Dengan rambut yang berant
lebih besar semakin mendekat. Dengan perasaan terombang-ambing, Zane tahu satu hal: sem