Kesabaran seorang istri
tetapi ruangan itu kosong. Wiliam tidak pulang tadi malam, pikirnya getir. Ia menarik napas panjang, mengusir
at melihat Bella, ibu mertuan
a Bella sambil tersenyum ramah, memperha
ke kantor pagi-pagi sekali, Ma. Katanya ada urusan penting yang harus diselesaikan," jawa
bulan madu, kan?" tanya Bella lagi,
galkannya sendiri tanpa penjelasan. "Untuk saat ini belum, Ma. Wiliam sangat sibuk. Tapi nanti,
ra punya cucu dari kalian. Mama sudah tak sabar ingin menggendong
alau Prisia akan pulang hari
mendengarnya. "Benarkah, Ma? Astag
tinya sudah bosan terus-menerus di luar negeri. Dia sangat gembira mendengar kabar pernik
menjemput Prisia pagi ini,
an. Setelah sarapan, kamu bisa langsung berangkat,
*
Rasanya lama sekali tidak bertemu dengan Prisia, ad
dari pintu kedatangan. Gadis itu tampak mungil, menarik kopernya dengan satu tangan da
semangat. Melihat itu, Stella langsung berlari kecil ke arahnya.
dukanmu. Lima tahun berlalu, dan kamu tidak berubah,
"Hei, lepasin, Kak! Pelukanmu terlalu erat, aku
makin cantik sekarang! Aku iri, kenapa aku nggak sec
marin karena penerbangan ditunda. Tapi sekarang aku di sini, dan ak
ejenak, lalu berjalan menuju mobil
*
ng berlari mencari ibunya. "Ma! Pri
i wajahnya saat melihat Prisia berdiri di depan pintu. "Akhirnya, putri Mama yang cantik pul
! Nih, aku bawain hadiah spesial buat Mama," ka
membukanya, dia terkejut melihat sebuah kalung cantik di
Kak Wiliam. Aku buka butik di luar negeri, dan sekarang aku mau buka satu lagi di sini.
gnya, dia belum bisa pulang karena pekerjaan yang se
an keluarga itu tersenyum, merasa hangat di teng
sambil menyerahkan sebuah bingkisan. Stella membuka kotak itu dan m
ekali, Prisia! Kamu
ain, ingat? Aku akan membuka butik besar di sini, dan aku
a kasih atas gaunnya, aku sangat menyukainya. Untuk merayakan kedatanganmu, aku akan masak ses
njung hilang. Namun, kebahagiaan Prisia dan Bella memberikan harapan kecil, bahwa hidupnya