Nikah Kontrak Dengan CEO Dingin
hidup dalam bayang-bayang aturan Leonardo yang ketat, berusaha menjalani hari-harinya dengan sebaik mungkin meski hatinya terus diliputi rasa k
gan kota yang berkilauan di kejauhan menjadi pelariannya dari realita. Dia terha
ura dinginnya masih menyelimuti, tetapi malam ini ada sesuatu yang berbeda. Tatapan matanya yang biasany
-tiba, memecah keheningan yang biasanya t
linya Leonardo memulai percakapan tanpa nada perintah atau ketegasan.
juk menyelimuti mereka, membuat suasana terasa lebih damai dari biasanya. Nadine tak ingin melewatkan k
i?" Leonardo akhirnya berbicara lag
al aku pindah ke sini. Rasanya, tempat ini adalah sa
ne mengamati wajah suaminya yang tampak letih, namun masih tegas dan tanpa kompromi. Ada keinginan dalam dirinya u
an pertanyaan yang sudah lama mengendap di hatinya. "Setiap kali aku mencoba mendekat,
n emosi yang tak bisa dijelaskan dalam tatapannya, seolah-olah ada sesuat
r, meski ada kegetiran yang tersembunyi dalam suaranya. "Aku suda
n, mencoba tetap tenang meski dadanya bergemuru
i jawaban dalam pertanyaan itu. Dia tidak segera menjawab,
nardo akhirnya, suaranya lebih rendah dari biasanya. "A
tu yang lebih dari sekadar dingin dan jauh. Dia merasa bahwa di balik semua sikap keras dan kedinginan
idak ada yang sempurna dalam pernikahan. Aku juga tidak tahu ba
egera menanggapi, namun Nadine tahu kata-katanya telah mencapai hati Leonardo, meskipun tipis. Ada keheningan y
etapi sebelum masuk, dia berhenti sejenak dan menoleh ke arah Nadine. "Aku a
rdo masih menjadi pria yang sulit dijangkau, setidaknya kini ada pintu yang mulai terbuka di antara mereka-meski hanya sedi
-
dak lagi terlalu ketus saat berbicara dengannya, dan kadang-kadang mereka bisa berbagi momen kecil seperti sarapan bersama tanpa ketegangan
ardo duduk di bangku taman, tampak tenggelam dalam pikirannya. Dia ragu sejenak
," panggi
alinya sejak pernikahan mereka, dia t