Godaan Sang Mantan
*
m. Lelaki itu terus mengancam akan menggendongnya, namun Marina
illem ketika lelaki itu membukakan pintu untuknya. M
ina tiba-tiba berdering. Panggil
lan di depan. Kemudian dengan suara lembut, Marin
kan bandara? Lalu sudah dimana sekar
menuju Mansion Blaxt
an, Nak?" Jane
pada Willem, yang terlih
pergi bersama istri dan anak-anak mereka. Katanya akan terlambat, makanya Mom meminta ba
u, aku bisa naik taksi, Mom. Wellington bukan tempat yang baru bagiku," ujarnya dengan rasa keberatan. Willem melirik se
gi. Mommy tunggu ya, Nak. Kalian hati-hat
an ponsel dari telinga dan menyudahi panggilan telepon dengan sang Ibu. Marina menatap sejenak layar
t wajah. Ia mengerutkan kening sambil melirik p
enti?" tanya Marina sambil
nya terpaku pada wajah cantik sang wanita. "Aku minta maaf," ucapnya. Suaranya terdengar tulus. Ma
urus ke depan, "Sudah kumaafkan. Jadi aku rasa tidak perlu dibahas lagi yang sudah berlalu," suara
okan yang terasa kering. Ia mencoba memberanikan diri membawa sebelah tangan ke arah
llem. Suaranya terdengar parau, mencer
di, lalu apa gunanya kamu menyesal?" s
yang kamu kirim, aku sudah memaafkan dan ... melupakan semuanya. Jadi, ak
n menatap lekat w
i kita membahas masa lalu. Bagiku, semua itu hanyalah kenangan
e
a layaknya sebuah tamparan ke
nya berusaha melupakan semuanya. Dan kamu tahu? Berada di titik sekarang tidak mudah bagiku. Mungkin
semuanya, melupakan aku dan yang pernah terjadi pada kita. Bukan berarti aku tidak menghargai keputusanmu,
ak dengan aku. Aku tidak bisa. Aku justru mengenangnya. Aku memikirkanmu setiap malam,
abis pikir terhadap lelaki itu. Semua kata
asannya. Kemudian dengan gesit, Marina mengambil headset di dalam tas branded
a yang diucapkan oleh Willem. Terserah lel
'Kalau memang benar kau telah melupakan aku, kau tidak akan keber
nya, melanjutkan perjalanan menuju Mansion Blaxton. Selama
rbentang luas di depannya, sementara Marina menata
xton. Wanita cantik keturunan Addison tersebut disambu
mencium dan memeluk erat Marina, menyatakan perasa
ang berkomunikasi dengan Careen. Padahal dulu mereka s
sung pergi usai mengantar Marina. Lelaki itu sengaja menghindar karena
hat berbeda. Dia tampak lebih ceria, terutama saat
beberapa tahun yang lalu, ketika Marina diasingkan dari Los Angeles ke Wellington karena suatu permasalahan, wanita itu tinggal di
t Marina gelagapan. Dia ingin menolak namun tidak enak. Sehingga dengan terpaksa, Marina men
hi permintaan wanita paruh baya itu untuk menginap di
*
jam kem
ukul 8 malam. Orang-orang sedang menyan
arissa. Wanita beranak tiga itu sesekali melirik pada
k nyaman. Tanpa perlu Clarissa bertanya apa alasannya, tentu dia ta
dia satu-satunya orang yang mengetahui rah
ai. Lelaki tampan itu meraih serbet khusus dan membawanya me
duduknya. Sebelum meninggalkan meja makan bersam
sedangkan Marina sejenak menatap lekat pung
Roberto itu. 'Ingat, dia hanya masa lalu. Dia pernah campakkan kamu. Dan kamu sudah punya Luke. Jangan coba-coba ber
mengalihkan perhatiannya dari sosok tampan itu. Masih ingat, dulu dia sangat terg
larissa pada Marina, menatap
dah. Aku ke toilet se
h selesai, nanti langsung ke gazebo saja. Kita bersan
senyum pada sang kakak ipar sebelum
arah kiri ke lorong yang sepi. Kemudian ia
i dalam toilet yang sama. Pun dengan Willem, juga
rina dengan suara lirih, menatap W
jawab Willem
usan dengan lelaki itu, maka dengan sigap Ma
ng ramping sang wanita, kemudian melingkarkan lengan kekar, ia memeluk
engadahkan wajah pada lelaki itu, "Lepaskan aku, Willem," pintanya. Will
suara berbisik serak di depan wajah Marina. Wanita i
toilet, Willem. Bagaimana kalau ada orang dat
llem sebelum kemudian mengangkat tubuh ramping Marina dengan mu
t dengan sebelah tangan, sedangkan tangan yang sebel
ina dengan perasaan berdesir, sedangkan Willem dengan
inta Willem. Dia hendak turun dari atas wastafel, tetapi tangan lebar Willem
ase," mohon Willem
akak-kakakku sampai melihat kita di sini, bagaim
bentar, cari tempat yang nyaman untuk bicara. Aku akan minta i
isa. Sudahlah, Will. Tidak ada lagi yang perlu kita
u? Aku tidak menikah sampai saat ini karena aku t
ar sangat kencang. "Padahal kamu sen
enatap dalam pada kedua mata
jangan seperti ini, Will. Aku sudah bahagia dengan kehidupanku yang sekarang. Da
rina. Tatapannya sangat lekat sehingga Marina tidak tahan teru
engaja menantang. Marina sontak mengalihkan pandangan padany
nduk. Kemudian Marina hendak turun dari wastafel, tetapi Willem sig
rcaya," desak Willem. Marina menatapnya
rhentilah berbohong, karena aku yakin kalau ... kita memiliki perasaan yang masih sama kuat
mppt
kedua mata. Tubuhnya membeku ketika merasakan sen
a, Willem tetap bersemangat. Dengan lembut ia
Tok
e
*