Takdir Cinta Yang Tak Terduga
jas hitam yang rapi, dipadukan dengan kemeja putih dan celana panjang. Dasi sutra warna abu-abu melengkapi penampilannya yang selalu tampa
Di dalam mobil, pikiran Arya masih berkecamuk. Pernikahannya dengan Naira yang baru seumur jagung tak lepas dari pikirann
tetapi Arya menempati posisi CEO dengan penuh tanggung jawab, tanpa mengambil keuntungan dari nama besar keluarga. Setiap
sapa salah satu karyawan k
nuju lift. Sosoknya yang tinggi dan gagah, ditambah dengan sikapnya yang selalu t
n dirinya. Wajahnya tampak serius, seperti biasa. Tapi di balik semua itu, ada sedikit keraguan yang muncul dalam benaknya. Pernikahan ini... bagaimanapun
an berjalan menuju ruang kantornya. Di meja rese
berapa dokumen yang sudah disia
erkas-berkas yang disodorkan kepadanya. Tanpa memb
bisa mencairkan suasana, walau di tengah tekanan pekerjaan. Dengan setelan jas yang sedikit lebih kasual dan gaya bicara yan
eng aja nih pagi-pagi begini," ujar Boby deng
di kursinya. "Gak usah bercanda
nih? Ada apa, Bos? Urusan bisnis atau...?" Dia sen
Perjodohan ini... pern
!" Boby segera menarik kursi dan duduk di depan Arya, jelas tidak ingin
tajam ke arah Boby, namun itu tak meng
dah hidup bahagia selamanya belum? Hahaha!" B
nggung. Kita sudah berencana untuk membuat perjanjian pernikahan, dan untuk sementara semuanya berjala
mulai serius. "Oke, jadi kalian bikin perjanji
ak ingin membuatnya merasa tertekan. Tapi, di saat yang sama, aku merasa sep
ernikahan itu butuh waktu. Kamu nggak bisa berharap semuanya langsung klik dalam semala
ukan wanita yang aku bayangkan akan menjadi istriku, tapi di sisi lain, aku merasa ada sesuat
kalau menurut aku, kamu jangan terlalu ngikutin logika mulu. Kamu harus kasih diri kamu kesempa
hatinya. Dia tahu Boby benar, tapi dia juga sadar
t," kata Arya akhirnya. "Apalagi ini pernikaha
api coba deh, kamu kasih ruang buat diri sendiri, dan buat dia juga. Siapa tah
Bob. Aku harus memberinya waktu. Tapi kad
dia makan malam di luar, atau ngobrol tentang hal-hal yang gak melulu soal bisnis. Ajak dia nonton film, jalan-jalan... apa
erlu mencoba mendekati Naira dengan cara yang lebih santai, tanpa terl
nya masih ada sedikit keraguan. "Tapi jangan berharap aku langsun
pangeran impian! Tapi coba aja lebih santai sedikit. Percaya deh, kada
ma kasih, Bob. Mungkin aku
igus konsultan percintaan pribadi kamu," ja
air. Arya merasa sedikit lebih lega setelah berbicara dengan Boby. Setid
*
tapi pikirannya masih melayang-layang memikirkan saran dari Boby tadi pagi. Bagaimana jika dia mencoba mendekati Naira
elah ragu sejenak, akhirnya ia memutuskan untuk mengir
k. Aku ti
miliknya itu ke atas sofa pa
*