Takdir Cinta Yang Tak Terduga
na berwarna biru muda, yang dipilih ibunya dengan harapan menonjolkan kesederhanaan dan keanggunannya. R
g tak kunjung hilang. Malam ini, ia akan bertemu dengan Arya untuk pertama
etika bertemu dengan Arya nanti. Ibu sangat yakin kalau A
erangkat dulu," Kata Naira melangkah pergi
, Naira berangkat menuju restoran mewah di p
berdebar. Ia merasa sedikit terintimidasi oleh kemewahan tempat itu, tetapi ia berusaha menguatkan diri. Ia mengingat
di sudut ruangan. Di sana, Arya sudah menunggu. Pria itu duduk dengan tenang, mengenakan se
ira," sapa Arya singkat
duduk. Ia merasa canggung, tidak tah
cepat memilih hidangan, sementara Naira butuh beberapa saat untuk m
anya Arya akhirnya, dengan n
imana denganmu?" jawab Na
," balas A
api Arya selalu menjawab dengan singkat dan dingin. Naira merasa semakin tidak nyaman. Ia berharap pert
jaanmu?" tanya Naira b
tetapi saya menikmatinya," jawab Arya tanpa menunjukk
sar. Bat
inya mulai meragukan kemungkinan perjodohan ini berhasil. Arya tampak sangat dingin d
sa bahwa pertemuan ini adalah salah satu momen paling canggung dalam hidupnya. Setiap kali
i bukan situasi yang ideal. Kita berdua dijodohkan tanpa persetujuan. Tapi saya be
. Ia ingin marah, tetapi ia juga merasa bah
ami satu sama lain jika kita tidak pernah kenal seb
r. Maafkan saya. Saya hanya tidak terbiasa dengan sit
engakuan Arya. "Aku juga merasa sama,
alkan perjodohan ini?" Us
nyit. "Jika kau bi
ya. Dan yang tak pernah Naira sangka kalau dulu keluarga Arya sudah sering membantunya kala ayahnya kecelakaan kerja dan harus pensiun dini. Kalau N
aling mengenal lebih baik tanpa tekanan perjodohan ini. Jika kita
k dan kekakuan, Naira merasa bahwa setidaknya ada harapan untuk saling memahami. Namun, hatinya masih penuh dengan ker
r di tangannya, dia melihat jam itu menunjukkan pukul
malam, aku harus seger
ngantarmu,"
jumpa." Kata Naira sambil berdiri. Dia sibuk
singkat saat Na
saja Naira sangat
k peka!" Gerutu Naira
embari memperhatikan punggung Naira
sa mengembuskan napasn
*
alui panggilan telepon. "Pertemuan itu tidak berjalan baik, Dina. Arya
rya juga merasa canggung saat bertemu denganmu. Beri dia wa
api ini sangat sulit. Aku merasa s
memberinya kesempatan lagi. Mungkin dia ha
hkan sangat sibuk, saat berbicara denganku saja dia sering menerima panggilan telepo
mbarang arah. Dan sekarang dia memilih untuk memejamkan matany
nya. Senyuman dan tawa mereka membuatnya lupa sejenak akan masalah yang dihadapinya. Namun, pikiran tentang Ary
ayah bisa mengerti perasaanku. Aku kan sudah berusaha mau menemuinya semalam," Kata Naira
*