Setelah malam yang penuh gairah, Viona meninggalkan sejumlah uang dan ingin pergi, tetapi ditahan oleh sang pria. "Bukankah giliranmu untuk membuatku bahagia?" Viona, selalu menyamar sebagai wanita jelek, tidur dengan om tunangannya, Daniel, untuk melarikan diri dari pertunangannya dengan tunangannya yang tidak setia. Daniel adalah sosok yang paling dihormati dan dikagumi di kota. Kabar tentang petualangan romantisnya beredar, beberapa mengatakan mereka melihatnya mencium seorang wanita di dinding dan yang lain menyebutnya gosip. Siapa yang bisa menjinakkan hati Daniel? Kemudian, yang mengejutkan, Daniel ketahuan membungkuk untuk membantu Viona mengenakan sepatu, semata-mata demi mendapatkan ciuman darinya!
Kamar diselimuti kegelapan.
Di atas ranjang hotel, di tengah-tengah hasrat yang membara, sang pria menuruti gairah yang ditawarkan wanita di bawah tubuhnya. Dia menerjangnya tanpa henti, tidak memedulikan apakah ini yang pertama atau tidak bagi wanita itu.
Viona Firmansyah, yang kewalahan oleh intensitas keintiman itu, akhirnya pingsan.
Dia terbangun karena jengkel mendengar dering ponsel yang terus berbunyi. Buru-buru mematikannya, Viona melihat sekilas ke jam yang tertera di layar dan menyadari sekarang sudah pukul sepuluh pagi!
Dia akan bertunangan hari ini!
Tunangannya telah berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan berulang kali mengkhianati kepercayaannya. Pria itu bahkan berani meneleponnya semalam, dan memperlihatkan padanya tontonan langsung perselingkuhan mereka.
Diliputi amarah besar, Viona pun pergi ke sebuah bar, mencari hiburan cinta satu malam dengan seorang pria tampan yang tak dikenalnya di sana.
Saat dia mencoba bangkit, gelombang rasa sakit langsung menerpa dirinya. Aktivitas semalam membuatnya merasa pergerakan sekecil apa pun seolah-olah bisa membuat tulang-tulangnya remuk.
Dia harus bergegas ke tempat pertunangannya akan berlangsung, kalau tidak, dia akan menghadapi amukan Keluarga Firmansyah!
Begitu dia berhasil berpakaian dengan terburu-buru, ketika Viona sudah akan pergi, pergelangan tangannya tiba-tiba dicengkeram. Berbalik, dia menatap tajam ke arah pria di ranjang, yang kini sudah bangun.
"Kamu mau pergi begitu saja?" Suaranya rendah dan serak, bergema dalam ruangan yang remang-remang.
Tatapannya tajam bagaikan elang, sangat mirip dengan tunangannya!
Viona menyeringai, mengabaikan pertanyaannya saat dia mengambil dompet. Dia mengambil segenggam uang kertas dan meninggalkannya di nakas.
"Pelayananmu semalam hebat, Tampan. Tapi sayang sekali, aku sedang terburu-buru untuk hadir ke pertunanganku. Jangan khawatir, aku akan memesanmu lagi lain kali!"
Merasa tersinggung, Daniel Baskara menyeringai dengan dingin.
Dengan satu panggilan telepon, sekretarisnya, Hendri Harisman, segera muncul membawakan pakaiannya.
Setelah mandi cepat, Daniel mengenakan jas, yang langsung memancarkan aura bermartabat dan angkuh. Tatapannya tetap dingin tanpa kehangatan sedikit pun.
Sebelum keluar, dia mengambil tumpukan uang kertas itu dan memasukkannya ke dalam dompet.
"Tuan, pesta pertunangan keponakan Anda akan segera dimulai. Apakah Anda ingin pergi ke sana?" tanya Hendri.
"Ya."
"Tuan Muda Govin menyatakan ketidaksenangannya atas ketidakhadiran Anda tadi malam."
Daniel tetap diam, tenggelam dalam pikirannya.
Baru saja tiba di Fedo, Daniel sudah dipaksa untuk berpesta sepanjang malam oleh kenalan-kenalan lamanya. Karena pesta itulah, dia tidak sengaja terlibat dengan seorang wanita mabuk hingga mereka memiliki kegiatan yang liar semalam.
Meskipun biasanya menahan diri, Daniel entah kenapa mendapati dirinya tertarik pada wanita itu. Dia merasa ada semacam sensasi yang tak bisa diabaikannya begitu saja walaupun faktanya sang wanita memiliki paras yang biasa saja.
Ada daya tarik yang tidak dapat dijelaskan pada dirinya, aroma yang menenangkan jiwanya yang gelisah. Bahkan hingga kini, semua sensasi wanita itu masih melekat di benaknya.
Bagi Daniel yang menderita insomnia, ini adalah kejadian yang langka.
Sementara itu, Viona menghentikan sebuah taksi yang lewat dan memberikan alamat hotel pada sopir.
Ketika tiba di tempat acara sekitar pukul sebelas, aula perjamuan sudah ramai dengan aktivitas.
Saat memasuki ruang rias, Viona dicegat oleh ayahnya, Ridwan Firmansyah yang sudah mengangkat satu tangan untuk menamparnya.
Dengan cepat, Viona menangkap tangan ayahnya dan menatap tajam ke arahnya dengan tekad baja. "Pertunanganku sudah di depan mata. Apa wajah yang bengkak akan terlihat bagus dengan riasan?"
Ridwan, yang usahanya digagalkan, meledak dalam omelan. "Kenapa kamu tidak menjawab teleponku? Berani sekali kamu! Jika pertunangan tidak berjalan dengan lancar hari ini, aku tidak akan mengampunimu!"
Kekuasaan paling tangguh di Fedo adalah Keluarga Baskara, terutama Daniel yang merupakan sosok berpengaruh besar di Tala.
Kalau bukan karena hubungan baik antara kedua keluarga, Viona tidak akan punya kesempatan untuk bertunangan dengan seseorang dari Keluarga Baskara!
Pesta pertunangan ini dianggap begitu penting karena ada rumor yang beredar bahwa Daniel akan hadir. Kedua keluarga telah membuat persiapan yang begitu sempurna, tetapi saat waktunya tiba, tak satu pun calon pengantin muncul.
Sambil menatap Ridwan dengan dingin, Viona bertanya, "Apa Erik sudah datang?"
Erik Baskara adalah tunangannya.
Ridwan ragu sejenak. Erik tidak ditemukan di mana pun, dan Keluarga Baskara telah menjelajahi seluruh kota untuk mencarinya. Ponselnya yang dimatikan juga makin menekankan bahwa dia sedang berusaha untuk melarikan diri dari pertunangan ini.
Bibir Viona melengkung membentuk seringai. "Erik tidak datang. Jadi aku diharapkan untuk bertunangan seorang diri?"
Wajah Ridwan menjadi suram. "Keluarga Baskara sedang mencarinya. Cepat ganti pakaianmu dan rias wajahmu!"
Kemudian, penata rias mencoba mendekati Viona, sudah siap untuk memulai pekerjaannya. Akan tetapi, Viona yang tidak ingin rahasianya terungkap, melambaikan tangan menolak. "Aku akan merias wajahku sendiri."
Ibunya selalu memperingatkannya bahwa kecantikan yang terlalu berlebihan justru akan membawa nasib buruk pada pemiliknya. Itu sebabnya, Viona menjadi mahir menyembunyikan daya tarik sebenarnya di balik lapisan riasan.
Jika penata rias menyentuh wajahnya, rahasianya pasti akan terungkap.
Tiba-tiba, suara ribut terdengar di pintu. "Daniel di sini!"
Mendengar nama itu, Ridwan buru-buru mendorong Viona untuk keluar. "Daniel Baskara sudah datang. Jangan sampai kamu membuat malu!"
Tentu saja, Viona sangat mengenal nama itu. Daniel Baskara adalah anak di luar nikah yang pernah diasingkan oleh Keluarga Baskara.
Namun sekarang, dia bangkit dari abu dan menjadi sosok tangguh, yang bahkan tidak mampu diabaikan oleh Keluarga Baskara di Fedo!
Bab 1 Rahasia
17/10/2024
Bab 2 Pertunangan Ini Akan Tetap Berlanjut
17/10/2024
Bab 3 Permohonan
17/10/2024
Bab 4 Video
17/10/2024
Bab 5 Hanya untuk Memikat Pria
17/10/2024
Bab 6 Kandang
18/10/2024
Bab 7 Aku Akan Membuatmu Menyesal
19/10/2024
Bab 8 Gangguan
20/10/2024
Bab 9 Menempel pada Daniel
21/10/2024
Bab 10 Insiden Handuk
21/10/2024
Bab 11 Fisiknya Memang Sungguh Mengesankan
21/10/2024
Bab 12 Parfum
21/10/2024
Bab 13 Sumbangan
21/10/2024
Bab 14 Diselingkuhi
21/10/2024
Bab 15 Mengira Kamu Cemburu
21/10/2024
Bab 16 Terlibat Hubungan Terlarang
21/10/2024
Bab 17 Botol Air
21/10/2024
Bab 18 Mengundangnya untuk Bertemu di Sebuah Hotel
21/10/2024
Bab 19 Aku Ada Janji di Sana
21/10/2024
Bab 20 Drama Rumah Tangga
21/10/2024
Bab 21 Saran Tak Terduga Daniel
21/10/2024
Bab 22 Kemarahan Lusi
21/10/2024
Bab 23 Rapat
21/10/2024
Bab 24 Hadiah
21/10/2024
Bab 25 Penolakan Lugas
21/10/2024
Bab 26 Kemunafikan Grace
21/10/2024
Bab 27 Daniel Turun Tangan
21/10/2024
Bab 28 Kecemburuan Sherly
21/10/2024
Bab 29 Pusat Perhatian
21/10/2024
Bab 30 Masakan Viona
21/10/2024
Bab 31 Tata Krama Makan yang Baik
21/10/2024
Bab 32 Rasa Malu
21/10/2024
Bab 33 Direktur Baru
21/10/2024
Bab 34 Pengunduran Diri Viona
21/10/2024
Bab 35 Kritik Online
21/10/2024
Bab 36 Video Klarifikasi Jimmy
21/10/2024
Bab 37 Kepergian
21/10/2024
Bab 38 Hasil Tes
21/10/2024
Bab 39 Tindakan Jahat Jimmy
21/10/2024
Bab 40 Hadiah Menggiurkan
21/10/2024