Sebatas Istri Bayang-Bayang
pertanyaan itu membuat dirinya te
ia seraya mengernyit heran. "Kenapa wajahmu
haus, pelayan restoran ini lama sekali sih b
u cincin apa?" Tanya Sonia lagi. Dia ingin sekali tah
dak, aku tidak mau kehilangan Sonia lagi, dia cantik, seksi dan yang pasti semua orang akan kagum dan bilang kala
ktu yang sama dua pelayan restor
reka meletakkan makanan dan minuman di atas
sih ya sayang, kamu selama tahu apa yang aku i
rena Sonia sepertinya sudah
amu pasti lapar, sekarang ma
sahut
ai hari ini. Sonia bercerita tentang perjalanannya hari ini begitu juga de
*
meluknya sekali lagi sebelum dia masuk ke dalam gedung, dan Reihan melihatnya melambaikan tangan saat dia memasuki pintu
. Dia tahu bahwa kebahagiaan yang dirasakannya malam ini mungkin hanya sementara jika tidak ada perubahan nyata dalam hubungan mereka. Namun,
p. Dia membuka pintu rumah seraya mengucapkan sal
egera menyambutnya. Kedua orang tuanya, Bapak Hasan dan Bu Rahma, s
juga!" sapa Bu Rahma dengan senyum hangat. "Kami
k memberikan ciuman di pipi Bu Rahma. "Hari ini
ahnya tampak cerah dan bahagia saat melihat suaminya pulang. "Mas R
an, merasa sedikit canggung. "Aku ti
ut Syakila sam
ini," kata Bu Rahma sambil tersenyum. "Kita baru saja selesai me
ngkin Reihan mengatakan yang sebenarnya pada ibunya. Jadi mau tid
erhana namun penuh kehangatan, dan aroma sup ayam yang lezat memenuhi udara. Sementara mereka duduk
h Reihan, aku yakin kalau lapar setelah melihat sup ayam ini.
han-bahan segar dan kuah yang kaya rasa. Reihan tidak bisa menahan rasa penasaran dan segera mencicipinya. Rasa ke
enak," gumam Reihan memuji masaka
edikit. Secepatnya Syakila menunduk untuk menyemb
u sedikit, ternyata ibu tidak salah pilih mantu, Syakila sanga
, "Syakila memang memiliki bakat memasak. Kami sudah menci
lirik ke arah Syakila yang sed
di kantor, Reihan?" Tanya
itakan kepada ayahnya tentang
ada di sekitar keluarga dan menikmati makanan yang lezat. Namun, dalam hatinya, dia juga meras
an keraguan dan kegelisahan yang dia rasakan setelah bertemu dengan Sonia. Namun, dia tahu bahwa dia tidak bisa terus-menerus meny
*
membantu ibu mertuanya mencuci piring di dapur, dan pak Hasa
si wajah Reihan saat makan malam, ibu
engarkan, wajah Syakila
agi ya Syakila. Biar suamimu itu makin cinta sama kamu
awab Syakil
mit ke kamarnya yang ada di lantai dua
di sana Syakila merasa ragu untuk masuk, dia gug
gini ya?" Gumam Syakila b
an membuka pintu kamar tersebut. Dia melangkah pelan memasu
ri kamar mandi. Syakila yakin jika sekarang
epi tempat tidur. Dia memilih untuk
dari kamar mandi dengan rambut
melirik ke arah lain. Takut jika meliha
pikirkan, buang jauh-jauh piki
us menoleh ke arah suaminya yang ternyata sudah berpakai
ak terlihat, saat laki-laki itu
am kamar tersebut. Syakila segera bangkit dari duduknya dan mengambil handuk basah tersebut, saat Syakila hendak melan
ya enak," puji Reihan yang mampu membu
ni adalah pujian pertama dari suaminya setelah tiga hari mereka menikah, apal
i, aku akan tidur lebih awal," kata
Reihan dengan penuh penger
tidur, tangannya memegang ponsel mi
Terima kasih sudah menjemp
rsebut. Reihan memilih untuk mematikan ponsel mili
emiliki banyak hal yang perlu dibicarakan. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku benar-benar
*