icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sebatas Istri Bayang-Bayang

Bab 2 Mengurai benang kusut

Jumlah Kata:1444    |    Dirilis Pada: 01/10/2024

Ia duduk di tepi ranjang, memandangi lantai tanpa benar-benar melihatnya, tenggelam dalam pikirannya yang

hati sambil mencoba mencerna kenyataan pahit yang baru saja menghampirinya. Reihan, yang seharusnya menjadi pasangan hidupnya, ternyata masih terjebak dala

bisik hati kecilnya. "Apakah artinya

mencoba tersenyum, tetapi itu terlihat dipaksakan. Syakila tidak membalas,

kila," kata Reihan, sua

di sudut kamar, mencoba mencari kata-kata yang tepat

lebih baik daripada terus berpura-pura," Reihan memu

ejak kejujuran yang selama ini ia rindukan. "Kenapa kamu set

ka bilang kamu wanita yang baik, dan bahwa ini adalah keputusan yang tepat untuk masa de

enjadi hantu dalam kehidupannya, menghantui setiap harapannya tentang masa depan. "Apa

erasa terjebak di antara dua dunia yang berbeda. Aku in

dakpastian yang menghantui setiap inci hatinya. Ia tahu bahwa dirinya berada

suatu bersama, Reihan. Tapi sekarang aku tidak tahu a

erat beban yang telah ia letakkan di pundak Syakila,

rkata, "Aku akan pergi sebentar.

ergi. Setelah Reihan meninggalkan kamar, Syakila merasa sepi dan hampa.

s menunggu keputusan yang mungkin tidak akan pernah datang dari Reihan

untuk membersihkan diri. Syakila merasa sangat berantakan, bukan ha

a di belakang rumah orang tuanya. Di sana, ia duduk di sebuah bangku kayu yang sepi, mencoba merenungi nasibnya.

menoleh dan melihat ibunya datang dengan senyuman lembu

ini cukup dingin," kata ibunya sambil

erlalu berat untuk benar-benar menikmati mo

eihan pamit sama ibu, katanya dia di panggil sama atasannya. Kamu sih, mentang-mentang

ra apa pada ibunya. "Apakah aku harus mengatakan

belum menjawab. "Nak Reihan laki-laki yan

ia tahan akhirnya mengembun di pelupuk mata

kan kamu dengan putra temannya. Kami hanya bisa menunai

atinya. "Karena orang tuanya memintanya, sama seperti Ibu dan almarhum bapak dul

ernah berpesan kepada Syakila dan Bu

Kamu harus bisa jadi istri yang

nya. Tapi Syakila tidak bisa menjawab iya ataupun

*

kipun hatinya terasa kosong. Dia menyapa Bu Azizah dengan sopan, bercakap-cakap sejenak di ruang tamu tentang

tuk pintu dan masuk. Syakila yang sedang duduk di tepi ranjang, menatapnya dengan mata yang penuh harap n

waktunya kita tinggal di rumah orang tuaku,

rus dia mainkan sebagai istri. Dengan tangan yang gemetar, dia ikut membantu Reihan mengemas

anita lain-Sonia, yang begitu sempurna di mata Reihan. Syakila sadar bahwa dirinya hanya sebuah bayangan dalam kehidupan Reihan, s

k Syakila keluar. Sesampainya di ruang tamu,

di kantor, lain kali kami akan sering berkunjung ke sini," kata Reihan

gerti, titip Syakila ya nak. Jaga

anya itu dengan sopan lalu keluar dari r

lahirkannya. Mata Syakila berkaca-kaca namun dia berus

istri yang baik, kamu harus ikut kemanap

isa mengangguk menan

ihan-rumah yang sebenarnya tidak pernah benar-benar menjadi rumah bagi Syakila. Dengan penuh k

telah Syakila masuk ke dalam mobil tersebut, Reihan s

a Reihan, mereka berdua hanya diam. Tak

suki halaman rumah. Dan Syakila yakin

per miliknya dan koper milik Syakila. Sedan

ila mengikuti Reihan masu

" Ucap Reihan saat m

ang membawa menantu kesayanganmu!" Kata Bu Rah

ersenyum saat me

rang tuamu juga." Bu Rahma memeluk Syakila dengan sayang. "Te

ersenyum.

ertuanya, kini Syakila mencium

ami langsung istirahat di kama

emang maunya sering berduaan di kam

enyembunyikan rasa malu dan sedihnya. Sungguh Syakila

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Bayang bayang di hari pernikahan.2 Bab 2 Mengurai benang kusut3 Bab 3 Kehidupan baru di bawah bayangan.4 Bab 4 Kembalinya masa lalu Reihan.5 Bab 5 Malam yang mengungkapkan.6 Bab 6 Pagi yang penuh harapan.7 Bab 7 Cincin yang tergadai.8 Bab 8 Selalu di abaikan.9 Bab 9 Godaan ibu mertua.10 Bab 10 Sepuluh.11 Bab 11 Sebelas.12 Bab 12 Peran istri bayang-bayang13 Bab 13 Bertemu dengan sahabat baru.14 Bab 14 Empat belas.15 Bab 15 Lima belas.16 Bab 16 Enam belas.17 Bab 17 Tujuh belas.18 Bab 18 Benang kusut kehidupan19 Bab 19 Perasaan yang hancur.20 Bab 20 Dua puluh21 Bab 21 Dua puluh satu22 Bab 22 Dua puluh dua23 Bab 23 Dua puluh tiga24 Bab 24 Dua puluh empat25 Bab 25 Dua puluh lima26 Bab 26 Dua puluh enam27 Bab 27 Dua puluh tujuh28 Bab 28 Dua puluh delapan29 Bab 29 Dua puluh sembilan30 Bab 30 Tiga puluh31 Bab 31 Tiga puluh satu32 Bab 32 Tiga puluh dua33 Bab 33 Tiga puluh tiga34 Bab 34 Tiga puluh empat35 Bab 35 Tiga puluh lima36 Bab 36 Tiga puluh enam37 Bab 37 Tiga puluh tujuh38 Bab 38 Tiga puluh delapan39 Bab 39 Tiga puluh sembilan40 Bab 40 Empat puluh41 Bab 41 Empat puluh satu42 Bab 42 Empat puluh dua43 Bab 43 Empat puluh tiga44 Bab 44 Empat puluh empat45 Bab 45 Empat puluh lima46 Bab 46 Empat puluh enam47 Bab 47 Empat puluh tujuh48 Bab 48 Empat puluh delapan49 Bab 49 Empat puluh sembilan50 Bab 50 Lima puluh51 Bab 51 Lima puluh satu52 Bab 52 Lima puluh dua53 Bab 53 Lima puluh tiga54 Bab 54 Lima puluh empat55 Bab 55 Lima puluh lima56 Bab 56 Lima puluh enam57 Bab 57 Lima puluh tujuh58 Bab 58 Lima puluh delapan59 Bab 59 Lima puluh sembilan60 Bab 60 Enam puluh61 Bab 61 Enam puluh satu62 Bab 62 Enam puluh dua63 Bab 63 Enam puluh tiga64 Bab 64 Enam puluh empat65 Bab 65 Enam puluh lima66 Bab 66 Enam puluh enam (TAMAT)