Cinta Dan Gairah Mr.Ronald
untuk mengikat janji suci dengan Vania yang seolah-olah sudah memiliki segalanya. Sementara itu, Vania tidak pernah memedulikan kebimbangan tersebut. Bahkan, ia malah meminta Ronald untuk se
Vania dengan berbagai lelucon dan tingkah konyol, menyebabkan wanita pujaannya itu terkesima dan terbuai dalam tawa. Bagi Van
ang terjalin antara takut dan haru. Namun, Vania selalu menjadi sosok penenang yang mengukir senyuman di wajahnya. Vania meneguhkan keyakinannya bahwa cinta yang menyala di antara mereka adalah harta yang tak ternilai, bukan sekada
njung usai. Dengan tangan yang gemetar, ia terus menuangkan minuman ke dalam gelasnya, seolah mencari pelarian dari kenyataan yang harus dih
ncoba merayu Ronald. Namun, ia tak menyahut dan malah mengusap
k Vania muncul
ut, terlebih karena ketidakpastian yang menghantui hubungannya dengan Vania. Dalam kebingungan itu, ia terus meneguk minuman, mencoba melupakan perasaan y
aiklah biarkan aku membawamu melua
u sebuah hotel terdekat yang hanya beberapa langkah dari tempat hiburan malam. Cahaya lampu neon
i wanita dengan nada merayu. Ronald yang tak sadarkan diri ha
erebahkan tubuh Ronald yang lemas di atas ranjang empuk. Tangannya yang lentik mulai mer4b4 da
ngeran tampan yang selama ini diidam-idamkan. Dalam keadaan mabuk dan tak sadarkan diri, Ronald tak menyadari b
ap untuk menghadiri meeting dengan perusahaan Kelvin yang tak lain adalah atasan sekaligus sahabat Ronald. Ia juga berharap jika hari ini bertemu dengan kekasihnya,
g, hari ini Kelvin mengadakan meeting dengan beberapa klien nya termasuk
cap Kelvin saat meeting telah sel
cut
Y
tuk informasiny
dak memberi
ah beberapa hari
. Vania pun bergegas keluar dari ruang meeting, ia mengambil ponsel dari da
telah mendapatkan balasan dari anak buahnya. V
il dengan dada yang berdegup keras dan menco
aminya dan menyuap bagian resepsionis dengan lembaran uang untuk memberikan akses masuk padanya. Vania lantas berjalan me
EK
anita pun membuat Ronald terbangun dan menatap ke arah wanita yang berdiri diambang pintu dan bergantian melih
ri jika Vania datang ke kamar hotel dimana ia tengah be
h menjawab ke
ald menjambak rambutnya dan segera bangun memunguti semua pakaian nya setelah itu melemparkan lembaran uang pada wanita yang telah meneman
la milik kakeknya yang terletak di Bogor. Sedang Ronald yang tak tau me
ya sendiri karena t
ya Vania telah menonaktifkan ponselnya terlebih dahulu. Vania benar benar tak ingin di ganggu, ia terus menangis di sepanjang perjalanan. Ronald lantas menelfon anak buahny
ng mommy, sembari terus menyesali kebodohannya. Sebelumnya ia tak pe