SEKEPING SURAT UNTUKMU
uk fokus pada sekolah dan aktivitas sehari-hari, pikirannya terus berkelana kembali pada surat-surat itu. Ada rasa penasaran
adalah Arman, siswa populer di sekolah. Dengan wajah tampan dan kepribadian karismatik, Arman adalah tipe cowok yang banyak disukai oleh para
?" gumam Aira sambil mena
kali tertuju padanya, terutama saat dia sedang bersama Rina atau Reno. Tapi Arman selalu tampak tenang, tidak pernah menunjukkan tan
iknya, berharap menemukan sesuatu yang bisa memberi petunjuk lebih jelas. Namun, seperti biasanya, Arman tampak si
terasa berhenti. Arman tersenyum padanya-sebuah senyuman kecil namun penuh arti. Aira cepat-cepat me
misterius di balik pesonanya. Meski dia populer, Aira merasa ada sisi dirinya yang tidak banyak diketahui or
apa dia harus bersembunyi di balik surat? Mengapa tidak langsung mengungkapkan perasaannya seperti yang mungkin akan dila
n siang di kantin. Mereka duduk di meja dekat jendela
'S'?" tanya Rina dengan mata berbi
ng banget liat aku. Dan tadi pagi, dia senyum ke aku denga
cewek secara langsung, kecuali kalau dia benar-benar tertarik. Tapi... aku juga nggak yakin kal
abatnya itu. "Iya, sih. Tapi aku te
n aja suka sama dia, Air. Jadi sekarang, kamu mul
Ia tidak pernah memikirkan Arman dengan cara itu sebelumnya, tapi sekarang, setelah surat-surat itu muncul, bayangan Ar
suka sama Arman," bantah Aira, m
nanti. Siapa tahu minggu depan ada surat
aat-saat di mana pikirannya beralih ke orang lain. Mungkin saja pengirim surat itu bukan orang yang begitu mencolok sepe
erdebar. Ada sesuatu tentang tatapan Arman yang membuat Aira tidak bisa berhen
menempati tempat khusus dalam hatinya, meski Aira sendiri belum sepenuhnya menyadari bagaimana perasaannya. Tap
h rasa penasaran yang bercampur dengan harapan. Mungkinkah Arman benar-benar menyimpan perasaan untukn
ripada sebelumnya. Sementara itu, Aira hanya bisa menunggu, berharap surat berikutnya akan membawa j
rsenyum atau mendengar suaranya di kelas, jantungnya berdebar sedikit lebih cepat dari biasanya. Namun, meski pik
h bel pulang berbunyi. Jantungnya berdebar kencang-bukan karena Arman atau siapa pun, tapi karena
pintu menuju jawaban yang lama ia cari. Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum membuka loker.
t ke
eberapa detik sebelum perlahan membukanya. Jari-jarinya meraba kertas itu dengalembut dan penuh perasaan, tetapi kali in
kut kamu tidak akan merasakan hal yang sama. Aku tahu kamu mungkin mulai bertanya-tanya siapa aku, tapi pada saat yang tepat, aku akan memberitahumu. Untuk saat ini, biarkan aku tetap
a hangat yang mengalir dalam dirinya. Namun, ketidakpastian tetap membayangi, memb
t biasanya dia dan Rina bertemu untuk berbincang setelah kelas berakhir. Se
Rina langsung, matanya ber
surat itu kepada Rina tanpa berkata apa-apa. Rina dengan cepat mem
Rina sambil menyerahkan kembali surat itu
"Iya, tapi aku masih
lagi setelah surat ini, dia semakin mungkin jadi 'S.' D
apa dia nggak pernah mendekat atau bilang sesua
nggak yakin kalau kamu suka sama dia, makanya dia kirim
a benar. Apakah Arman benar-benar punya perasaan sedalam itu untuknya? Dia tampak begitu percaya diri, tidak pern
matanya. Dia mengingat tatapan-tatapan Arman, senyuman kecil yang kerap
udah menegaskan bahwa dia bukan tipe orang yang akan bersembunyi, perasaa
ir Aira, kembali terje
, dia pasti akan muncul pada waktu yang tepat. Kita tinggal
ecil. "Iya, mung
ayangi pikiran Aira. Saat pulang, ia menyadari bahwa perasaannya semakin campur aduk. Di satu sisi, ia merasa ada kehangatan
t ketiga. Ia merasa semakin terikat dengan sosok yang menulis surat-surat itu. Meskipun ia
antung di udara: siapa di antara
at ini, ia hanya bisa menunggu-dan membiarkan cinta
ambu