PILIHAN ALBYAN | Chimon's Harem
memilih untuk berangkat ke kampus tanpa Vero, mengendara
a terlalu kekanak-kanakan. Namun, satu hal yang pasti untuk saat ini, i
sembilan. Sungguh tindakan yang rajin! Untuk mengusir rasa jenuh saat menunggu kelas dimulai, Alby memutuskan un
tas meja, mencari sedikit kelegaan dengan memejamkan mata. Namun, belum g
jam, menyerahkan diri pada kehangatan tidur yang singkat, m
n yang dilakukan hanya berakhir pada deringan yang tak terjawab. Alby memilih untuk mengabaik
masih marah? Nanti pulangnya bareng ya, kita mampir
kesal. Dengan perasaan yang belum juga reda, ia memutuskan untuk terus mengabaikan pesan-pesan
gu gue di kantin fakultas lo aja ya. Nanti gu
i dalam dada menolak untuk menyerah. Alby bertekad untuk tidak membi
atas meja perpustakaan, membiarkan dirinya tenggelam dalam tidur yang menawarkan sedikit pelarian dari kenyataan yang menyakitkan. Ma
ntu kelas. Jas almamater berwarna navy yang dikenakannya menambah aura ketampanan yang sudah ada. Jas itu s
k lo nonton film SawX." Tawaran Danish
untuk tetap bersama Vero. Kebingungan itu kian mendalam, membua
ak." Dengan senyum manis yang terukir di wajahnya, Alby berusaha menyembunyikan rasa canggung yang mende
ainya, Danish meninggalkan kelas, meninggalkan bisikan para mahasiswi yang menyaksikan adegan itu. Alby, dengan sik
lang bersama atau pulang sendiri. Akhirnya alby memutuskan
rasa lelah luar dalam. Namun dia memikirkan Vero, apakah vero menung
a akhir-akhir ini. Sensitivitasnya meningkat, tidak hanya karena kelelahan dari studi d
ang sebenarnya terjadi dengan Vero, dan bagaim
mencoba menghubungi Alby. Namun, setiap upaya komunikasi yang dilaku
berkecamuk, Vero mulai menyimpulkan bahwa Alby masih marah dan tidak ingin menunggu untuk pulang bersama. Dalam
pada Alby. Dengan hati yang ragu, ia membeli kue Pancong Lumer dan Jus Jeruk kes
sana. Ini memastikan dugaannya Alby telah pulang lebih dulu, tanpa menunggu Vero. D
eluk boneka dino kuning favoritnya. Melihat Alby dalam keadaa
meja kecil di samping tempat tidur Alby, kemudian meningg
Duh gue emang tolol banget dah, kenapa bisa gue nyosor
h tiba tiba terbayang bagaimana ketika dia mencium bibir mungil merah muda milik
by ko bisa bangun? Gue masih normal ya Tuhan.." Vero dengan cepat menyel
y yang refleks menoleh ke arah handuk yang melilit pinggang Vero, te
gan wajah yang tiba-tiba memerah seperti kepiting rebus, segera
uk menjaga jarak dan menghindari situasi yang tidak nyaman itu. Vero
dak memiliki karpet yang seperti ada di kamar Alby, kasur it
By?" Hanya gelengan k
yaman kalo jauhan gini sama lo. Gak biasa." Vero berbicara dengan suara rendah
o." Alby bergumam pelan, jari-jarinya bermain dengan ujung bajunya, sebuah tindakan yang menambah kesan i
enuhi indranya. Di dalam pelukan hangat itu, Vero mengelus
pun mengangguk dan menunggu kalimat
rnya gu