Menikah Karena Mata
perti ini," ujar Maheswari tanpa basa-basi, matanya menusuk A
tu kesalahan saya. Saya tidak bermaksud menumpahkan kopi
anti rugi-saya hanya i
tatapannya tak melunak. "Kamu pikir
a tidak akan cukup untuk wanita ini. "Tidak, tentu saja tidak. Sa
h selesai," ujar Maheswari, suarany
an rasa frustrasinya. Kesannya seolah-olah Maheswari menutup
sedikit lebih keras dari yang ia m
ukup. Kita sudah tidak punya urusan sel
an cepat, sebelum Maheswari bisa melangkah lebih jauh, Abimana maju dan tanpa berp
reka masih berada di wilayah kampus dan Maheswari tidak
anya bertemu dengan milik Maheswari, dan di sana ada sesuatu yang sulit diarti
engan kesal dan tanpa sadar n
a tadi, tapi saya tetap merasa harus bertanggung jawab. Setidaknya biark
Kamu benar-benar tidak perlu melakukan itu. Permintaan maafmu sudah cuk
ah memohon. "Aku hanya ingin memastikan semuanya beres
Kesannya sudah cukup buruk, Pak. Tapi saya tidak akan mempermasalahka
bimana, merasa ada sesuatu yang lebih
anya tidak mau masalah ini jadi lebih rumit daripada yang seharusnya. Kita ini...
inya masih belum puas. "Baiklah," kata
rasa sudah cukup, aku
berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Abimana berdiri
akan seolah semuanya selesai, dia tidak bisa menghilangkan peras
.
swari
ri perasaan yang tak diinginkannya. Suasana kampus ya
apan dengan Abimana. Langkahnya akhirnya terhenti di sebuah taman kecil di
bawah pepohonan rindang. Menatap pada dedaunan yang bergoyang m
masih melekat pada tubuhnya. Bercak tumpahan kopi
tadi?" batinnya, sambil menyandarkan punggung ke bangk
an yang awalnya penuh penyesalan, namun semakin lama se
ebih dari sekadar menebus kesalahan kecil itu. Maheswari menggigit bibi
, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Tatapan Abimana terlintas lagi d
ingan dan kesejukan taman tempatnya beristirahat sejenak. Semakin
coba menepis pikiran itu. "Sudah cu
ini. Kami hanya asisten dosen dan ma
.
mana
la?" pikir Abimana. "Aku hany
lelah. Dia memang belum lama menjadi asisten dosen, tetapi pertemuann
ntuan apa pun dari siapa pun. Sikapnya yang dingin membuat Abimana sulit
terpaku pada sosok Maheswari. Setiap langkah yang ia ambil justru semak
Maheswari yang ter
ama anda mengajar?" Tanya Prof. G
mahasiswa sangat semangat dan aktif ber
k, jika butuh bantuan jangan sung
Prof. Gunandar yang kini sudah pergi m
u siang. Cuaca yang terik semakin membuat
rbuka, Abimana mendongak, sedikit terkejut. Maheswari masuk ke dalam ruangan dengan langkah cepat
swari tanpa melihat ke arah lain, fokusnya h
wab Abimana, suaranya terdengar
rlihat jelas. Mata mereka bertemu untuk beberapa detik, sebelum
Saya sedang mencari Pak Hery. Ada t
ery sedang ada pe