Kuserahkan Suamiku Kepada Pelakor
ebagai suamiku itu. Dia mematut diri ke cermin sembari me
aisya. Aku berge
k? Kita cuci muka dulu, yuk!'' aj
an mau makan, Mas udah laper nih,'' ucapnya
jaga,'' sahutku dengan nada kesal. Lalu aku berg
tugas Bibi. Ken
emenin suami makan aja nggak mau. Mana
u terpaksa mengalah. Daripada ribut dan dia mencurigaiku k
pura-pura tak tahu-menahu soal perselingkuhan
u kasih Naisya ke Bibi dulu. Setelah
mar menuju ruang makan. Di sana tampak Bibi
aku sambil
siap, Bu,'' sahut Bibi menoleh s
,'' ucapku spontan yang masih menggendong Naisya. Seket
i tadi mal
nyiapkan makanan di meja. Bantuan apa ya, B
Alhamdulillah kalo Bibi se
dan jagain dia sekalian ya, Bi. Ma'af merepotkan kali ini, maklumlah Bibi kan tahu gimana
potkan sama sekali kok. Bibi sena
i sama Bibi! Nanti kita main sep
ya, Bi? Main sa
lantas beliau bergegas menggendong
Bu,'' sahut
bi pun berlalu meninggalkanku. Sedangkan aku me
guh mengunggah selera. Ada semur jengkol, ik
indah di meja. Ahh! Banyak sekali ternyata dipesan oleh
h mematut masakan yang katan
apan dia suka? Kalo Mas Deno nggak suka nggak mungki
kor dan keanehan hari ini. Bagaimana tak aneh menurutku, dari awal ak
mbeli jengkol di pasar. Pernah suatu hari Bibi Sum lupa, be
nan itu dan menyuruhku untuk menyingkirkan. Ini
sungguh terasa pusing. Aku mengusap muka dan beris
r di kepalaku ini. Seketika ada sosok tangan kekar yang melingkar di pinggangku
seketika dengan jantung yang b
cengengesa
embari mencoba menjauhkan tangan kekarnya dari pinggangku. T
h, Sayang? Apa yang sedan
kata gombalan basinya i
in ngga
nnya yang begitu lebih dariku membuat aku tak bisa melepa
ku merasa sangat jijik. Terbayang ol
ayak gini? Kamu nggak seperti Nelda yang Mas kenal dulu.'' Dia
k berpura-pura nggak berubah ke dia. Ntar malah kebongkar
gagal begitu aja. Aku harus jaga sikap
melamun? Hem?'' pang
udah bilang lagi nggak enak b
ih saja nyaman melingkarkan tangan kekarnya di pinggangku. Aku sudah sedari tadi
ta makan!'' ajakku menjauhkan tangan
ruang makan. Walau terasa jijik, aku menco
an yang tertata indah di meja dan pergerakan
amu kaget melihat menu ini kan?
as Deno. Entah kenapa bahagia saja tera
masakan itu. Hahah. Secara kan di sini tak ada yang menjual masakan
sedari tadi sudah menghenyak di kursi. Aku mencoba untuk menahan
wara begini ya?'' bat
'' tanya Mas Deno dengan tenggorokan tercekat
kan?'' Kusengajakan untuk bercanda dengan Mas D
i serius kamunya malah bercanda. Ngga
ngan ini. Aneh sekali. Dari sana sudah ketahuan ka
pa sih marah-marah nggak jelas
a? Ini malah marah-marah nggak jelas. Ada
nya sudah terasa pening saat ini, karena memandangi hidangan yang ada di depannya.
Mas,'' lirih
il menggeleng. Aku hanya terdiam sej
akanan yang beginian. Mas lebih s
si Pelakor ini memesan makanan yang beginian,'
ak banget loh, Mas. Dicoba dulu deh, s
bilang, aku nggak suka makanan
alah Mas, bahwa makanan itu adalah maka
akar sama rendang daging Padang. Cicip dulu siapa ta
ggak apa-apa biar aku aja!'' Aku bergegas meraih piring dan m
mu sendiri yang makan?'' Dia tampak kesal memandangik
a mubazir aku aja yang makan sendiri. Sebanyak ini loh, mana aku pak
keh dalam hati. Aku kembali meraih sambal rendang dan meletakkan di piringku. Kupandan
an ini adalah kesukaan kamu yang kamu makan bersama
k menahan tawa. Bergegas aku me
h? Makanlah, aku tahu Mas
bohongi nggak apa-apa, asalkan jangan perutmu saja y
ah dipegangnya itu. Aku kembali meletakkan g
. Puas kamu?''
a. Aneh sekali kamu, Mas. Bukannya marah, malah
sisain untuk kamu. Kalo kamu nggak suka rendang,'' tunjukku
a nggak mau masak. Tega banget sih kamu!'' sungut Mas Deno
ku tertawa aja. Kena kamu, Mas!'' gu
aku untukmu, Suamiku yang
sam