TIGA RAHASIA
lahnya, tetapi Diana bisa merasakan ada ketegangan di antara mereka. Dia mencoba bersikap normal, meski di dalam hatinya, ada rasa khawatir yang tida
ah ingin mengatakan sesuatu, tapi menahan diri. Diana bisa merasakan tatapan itu, dan hal itu membuatnya semakin gelisah.
saja?" suara Adrian ak
inya. "Ya, aku baik-baik saja," jawabnya dengan sen
ikan. "Entahlah, kamu terlihat... berbeda akhir-a
narik napas dalam-dalam, berusaha tenang. "Aku hanya le
i Diana tahu ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Suasana di anta
a, menoleh dengan mata polos. "M
t putrinya. "Mama tidak sedih, saya
idak berhenti menatap Diana. Dia bisa merasakan tatapan tajam suaminy
Adrian mematikan TV dan berkat
ton!" protes Liam,
kan sekolah. Kalian harus ist
kan mereka sudah naik ke kamar, Adrian kembali duduk di sebelah Diana. Ruang kel
uaranya pelan tapi tegas. "Diana, aku serius. Kamu seperti
tahu momen ini akan datang, tapi tidak menyangka akan secepat ini.
abnya dengan suara yang terdengar leb
. Aku sudah menikah denganmu bertahun-tahun, dan aku bisa merasakan ada yang berbe
iarkan Adrian tahu tentang Evan. Itu akan menghancurkan segal
akhirnya. "Mungkin karena urusan rumah tangga, atau mungkin
mendekat dan memegang tangan Diana dengan lembut. "Kalau kamu merasa stres atau ada m
asih dipenuhi rasa bersalah. "Aku tahu, A
akin tertekan. Bagaimana mungkin dia bisa menyakiti pria yang begitu peduli padanya
yang tergeletak di meja bergetar. Dia dan Adrian sama-sama
a bisa merasakan Adrian menatap p
nada suaranya berubah, ada k
seakan berhenti. Dia
Diana gugup. "Kita sempat bertemu lagi
eman lama? Kenapa aku tida
"Karena tidak ada yang perlu diceritakan. Kami
Diana, penuh dengan pertanyaan yang belum terjawab. Dia m
ya, meski nadanya terdengar penuh peringatan.
ongannya semakin sulit dipertahankan, dan Adrian semakin curiga. Ketidaknyamanan ini
, Diana menatap ponselnya. Pesan dari Evan be
arang, Diana. Atau aku
a yang mulai menghancurkan segalanya. Dia tidak tahu harus berbuat apa, tapi satu hal p
gemetar memegang ponsel. Pesan dari **Evan** belum dibuka, namun rasanya berat menanggung teka
am yang tampak tenang-kontras dengan apa yang sedang dia rasakan. Pikirannya
ngannya membuka
mu tahu apa yang harus dilakukan. Atau a
i? Adrian adalah orang yang penuh kasih, pria yang selalu ada untuknya, sementara
ng, membuat Diana tersentak. Adrian munc
rendah namun penuh perhatian. "Aku pikir kam
ponselnya di saku. "Aku hanya butuh
asakannya, Diana. Ada sesuatu yang kamu sembunyikan d
menenangkan diri. "Tidak ada yang
rsama kamu selama lebih dari sepuluh tahun. Aku tahu setiap ekspresi di wajah
an ketakutan. Rahasia pertama ini begitu besa
anya melunak. "Apa ini ada hubungannya dengan
degup kencang. Apakah ini saatnya untuk mengaku? Tapi jika dia me
ulan," kata Diana akhirnya, meskipun kata-katanya terasa kos
yang kamu sembunyikan dariku? Aku bukan orang bo
a. Hatinya menjerit. Bagaimana bisa dia terus menyakiti pria ini? Namun, mengung
tekanan dalam momen itu. Adrian melirik ke arah pons
nya lebih tenang tapi tegas. "Kamu bisa cerita s
yang selama ini dia jaga dengan hati-hati kini berada di ujung tanduk. Namun, jika
"Adrian, aku minta maaf. Ada sesuatu yang belum aku
kesabaran, meskipun jelas terlihat bah
nku, sebelum kita menikah," Diana akhirnya mengaku, meskipun dengan sangat hat
curiga menjadi lebih terkej
bungiku lagi tanpa aku duga, dan... aku takut mengatakannya padamu karena ak
a kemudian menarik napas dalam-dalam, menatap Diana dengan tata
kut, Adrian. Aku takut kamu akan salah paham atau merasa te
mannya dari tangan Diana. Wajahnya penuh perasa
ra pelan. "Tapi yang paling menyakitkan adalah kamu ti
atanya. "Aku menyesal, Adrian. Aku sungguh menye
nuju tangga. "Kita bicara lagi nanti, Dia
meninggalkannya sendirian di dapur yang sunyi. Ponselnya ke
a. Ini keputusanmu. Hubungi aku bes
i dia sembunyikan. Rahasia pertama telah terungkap-tapi dua rahasia lainny
ambu