TIGA RAHASIA
hidupan mewah yang biasa dia nikmati bersama Adrian dan anak-anak. Di sini, dia merasa aman-seolah-olah tidak ada yang mengenalnya atau memerhatikannya. Namun, h
Evan. Penampilannya kasual, dengan jaket kulit hitam dan rambut yang sedikit berantakan. Matanya langsung tertuju pada Dian
ursi di depannya. "Sudah lama, Diana," ucap
gemetar sedikit saat meraih cangkir kopi di hadapannya. "
is. "Aku bilang, k
dengan jawaban yang samar. "Kita sudah membicarakan
anya bukan masalah besar. "Karena ki
k ada urusan lagi antara kita, Evan. Aku sudah punya hidup
tafsirkan. "Ah, tapi kita tahu itu tidak sesede
ara. Diana berusaha tetap tenang, tapi Evan s
. Kamu seharusnya juga begitu," jawa
Kamu mungkin sudah mencoba melupakannya, tapi aku tidak. Dan yang pasti, ka
di telinga Diana. Dia merasa terjebak dalam waktu, kembali ke masa bertahun-tahun yang lalu-ketika hubungan mereka
a, suaranya hampir berbisik. "Setelah ber
a, mengangkat alisnya seolah berp
ngus. "Jang
ius. "Mungkin karena aku butuh bantua
ebohongan. Rahasia mereka terlalu besar untuk diabaikan begitu saja. Dan jika Adrian pernah
terikat oleh itu. Aku tidak ingin mengungkapkan semuanya, tap
elubung, terasa nyata. Evan bukan tipe orang yang bermain-
ana akhirnya, suaranya terdengar l
tuh bantuan keuangan. Jumlahnya tidak banyak, tapi aku y
inta, tetapi juga pengkhianatan lain terhadap Adrian. Dan dia tahu,
wab Diana tegas, mesmu hanya harus memutuskan seberapa besar kam
membuatnya sesak. Evan sudah memperingatkannya-ini bukan sekadar pertemuan biasa. Dia menuntut ses
Dia tahu ini tidak akan berakhir di sini. Dan dia juga tahu, Evan
ta Diana akhirnya, menc
hu di mana mencariku. Dan jangan terlalu lam
dengan pikiran yang berputar-putar. Evan telah kembali, dan d
ertamanya sudah terancam terungkap-dan dia harus mencari
erbuka dan tertutup saat Evan pergi terasa jauh, seolah-olah ia berada di dunia yang berbeda. Tanganhidupan mereka masing-masing. Di luar, semuanya tampak normal-kehidupan terus
ya, tapi juga untuk keluarganya. Rahasia yang dia si
rogoh tasnya dan melihat nama Adrian muncul di layar. Tengar lebih goyah dari
epon. "Aku hanya ingin mengecek, apa semuanya baik-baik s
enangkan diri. "Oh, ya, semuanya b
ikit curiga, tapi masih penuh kasih. "Ka
engan nada yang tenang. "Aku hanya-aku keluar sebent
ya berubah lembut. "Kalau begitu, jangan terlalu mem
k bisa melihatnya. "Aku akan coba, te
rian. "Tapi aku akan pulang lebih cepat n
itu. Adrian tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tid
an menunggu," ja
Hatinya berat dengan rasa bersalah. Evan adalah bagian dari masa lalunya, sebuah kesalahan besar yang seharusnya tid
li ini sebuah pesan masuk. Tanpa melih
iana. Jangan terlalu lama. Kam
nya banyak waktu. Dia harus segera memutuskan apakah akan meme
yang berantakan. Dia tidak bisa kembali ke rumah dengan kepa
seorang wanita berusia sekitar empat puluhan, dengan wajah ramah dan senyuman lembut.
m tersadar. "Oh, iya, maaf.
Kalau kamu butuh teman curhat, aku di sini. Kadang
bisa membicarakan rahasianya kepada siapa pun, terutama orang asing
gerti. Tapi ingat, apapun yang kamu hadapi
wanita ini, tapi entah bagaimana, perkataannya membuat Diana merasa sedikit lebih kuat.
lahan. Dia harus kuat, seperti yang wanita itu katak
selamanya, tapi untuk saat ini, dia akan pulang ke keluarganya dan berpura-pura semu
atinya, dia tahu
ambu