icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MALAM TERAKHIR DI KOTA

Bab 5 Konfrontasi

Jumlah Kata:1399    |    Dirilis Pada: 12/09/2024

puran emosi yang sulit dijabarkan-kemarahan, kebingungan, bahkan sedikit rasa sakit dari masa lalu yang muncul kembali. Nadia

mutuskan untuk m

g hampir meledak. "Kenapa kamu harus datang sekarang, di saat gue udah

semuanya. Aku juga nggak mau datang di saat kayak gini. Tapi... ada sesuatu yang harus k

udah ngerti semuanya. Lo pergi, gue terluka, selesai. Tapi sekarang l

asih bersama, aku terlalu takut untuk jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kehamilan

a yang dimaksud Nadia. "Maksud lo

aktu itu, aku terlibat masalah, Ardi. Masalah besar yang bisa ngerusak hidup ka

ebih serius dari yang dia bayangkan. "Masalah ap

di. Waktu itu, aku terlibat dengan orang-orang yang... yang berbahaya. Kalau aku tetap sama kamu, m

l yang benar-benar asing. Nadia yang dia kenal selama ini tidak pernah menunjukkan tanda-tan

u lo, kita bisa cari jalan keluar bersama," kata Ardi

ku nggak bisa. Aku nggak mau kamu terlibat. Orang-orang it

cayainya dulu dan rasa terluka karena semua hal ini disembunyikan darinya. "Jadi

kalau aku pergi, kamu akan aman, dan aku bisa nyelesaikan masalahku se

ia merasa Nadia telah membuat keputusan yang egois, tapi di sisi lain, dia jug

" tanya Ardi akhirnya, suar

yi itu, aku akhirnya bisa membereskan utangku. Tapi aku nggak pernah b

malam perayaan kini terasa semakin suram. Banyak hal yang dia pikir sudah terkubur kini

Nad?" tanya Ardi pelan, nadanya lebih

ingin kamu tahu kebenarannya. Aku nggak mau ada lagi rahasia di antara kita. Aku tahu kamu akan me

tahu apa pun yang dia putuskan sekarang akan berdampak besar. "Gue

dia tidak bisa meminta lebih dari

bingungan yang lebih dalam dari sebelumnya. Malam yang seharusnya menjadi malam terakhirnya seba

enusuk kulitnya. Setiap kata Nadia seolah terngiang di telinganya, dan

asaannya berkisar antara kemarahan, keb

ebagian besar percakapan Ardi dan Nadia, dan dia tahu betapa beratnya situasi ini bagi Ardi. Meli

lembut, mendekati Ard

dengan kerutan kesedihan dan

pnya penuh dengan kekhawatiran. "Aku dengar sebagian dari pe

dirinya. "Gue nggak tahu harus gimana, Fir. Semu

embut. "Aku bisa bayangkan betapa sulitnya ini. Tapi, kamu

. "Gue nggak tahu apa yang harus gue lakukan sekarang. G

hadapi kenyataan meskipun itu sulit. Tapi jangan lupa, lo nggak

i, gue nggak bisa cuma ngambil keputusan gitu aja. Gue butuh

m. "Pahami perasaan lo, Ardi. Lu harus jujur sama diri sendiri. Apa y

r, terlihat cemas. Mereka melihat ke arah Ardi dan Fira, d

ahan. "Belum, Rez. T

n simpati. "Kalau lo butuh waktu, ambil aja. Kami se

yakin, apa pun yang lo putuskan, lo bakal ng

i teman-temannya. "Makasih, semuanya. Gue bakal pikirin in

ah. Dia mendekat, mencoba berbicara lagi. "Ardi, aku... aku tahu ini berat, t

nuh konflik. "Gue ngerti, Nad. Tapi gue h

nyesalan. "Aku ngerti. Aku akan pergi dulu.

-temannya di luar bar. Suasana terasa semakin tenang setelah kepe

au kembali masuk ke bar dan coba tenangin diri

us dari Fira. "Aku rasa gue butuh waktu sendiri s

rdi dengan lembut sebelum pergi. "G

elilingnya berputar tanpa arah, dan dia harus menentukan langkahnya selanjutnya dengan hati-hati. Segala sesuatu yang dia anggap

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka