MALAM TERAKHIR DI KOTA
puran emosi yang sulit dijabarkan-kemarahan, kebingungan, bahkan sedikit rasa sakit dari masa lalu yang muncul kembali. Nadia
mutuskan untuk m
g hampir meledak. "Kenapa kamu harus datang sekarang, di saat gue udah
semuanya. Aku juga nggak mau datang di saat kayak gini. Tapi... ada sesuatu yang harus k
udah ngerti semuanya. Lo pergi, gue terluka, selesai. Tapi sekarang l
asih bersama, aku terlalu takut untuk jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kehamilan
a yang dimaksud Nadia. "Maksud lo
aktu itu, aku terlibat masalah, Ardi. Masalah besar yang bisa ngerusak hidup ka
ebih serius dari yang dia bayangkan. "Masalah ap
di. Waktu itu, aku terlibat dengan orang-orang yang... yang berbahaya. Kalau aku tetap sama kamu, m
l yang benar-benar asing. Nadia yang dia kenal selama ini tidak pernah menunjukkan tanda-tan
u lo, kita bisa cari jalan keluar bersama," kata Ardi
ku nggak bisa. Aku nggak mau kamu terlibat. Orang-orang it
cayainya dulu dan rasa terluka karena semua hal ini disembunyikan darinya. "Jadi
kalau aku pergi, kamu akan aman, dan aku bisa nyelesaikan masalahku se
ia merasa Nadia telah membuat keputusan yang egois, tapi di sisi lain, dia jug
" tanya Ardi akhirnya, suar
yi itu, aku akhirnya bisa membereskan utangku. Tapi aku nggak pernah b
malam perayaan kini terasa semakin suram. Banyak hal yang dia pikir sudah terkubur kini
Nad?" tanya Ardi pelan, nadanya lebih
ingin kamu tahu kebenarannya. Aku nggak mau ada lagi rahasia di antara kita. Aku tahu kamu akan me
tahu apa pun yang dia putuskan sekarang akan berdampak besar. "Gue
dia tidak bisa meminta lebih dari
bingungan yang lebih dalam dari sebelumnya. Malam yang seharusnya menjadi malam terakhirnya seba
enusuk kulitnya. Setiap kata Nadia seolah terngiang di telinganya, dan
asaannya berkisar antara kemarahan, keb
ebagian besar percakapan Ardi dan Nadia, dan dia tahu betapa beratnya situasi ini bagi Ardi. Meli
lembut, mendekati Ard
dengan kerutan kesedihan dan
pnya penuh dengan kekhawatiran. "Aku dengar sebagian dari pe
dirinya. "Gue nggak tahu harus gimana, Fir. Semu
embut. "Aku bisa bayangkan betapa sulitnya ini. Tapi, kamu
. "Gue nggak tahu apa yang harus gue lakukan sekarang. G
hadapi kenyataan meskipun itu sulit. Tapi jangan lupa, lo nggak
i, gue nggak bisa cuma ngambil keputusan gitu aja. Gue butuh
m. "Pahami perasaan lo, Ardi. Lu harus jujur sama diri sendiri. Apa y
r, terlihat cemas. Mereka melihat ke arah Ardi dan Fira, d
ahan. "Belum, Rez. T
n simpati. "Kalau lo butuh waktu, ambil aja. Kami se
yakin, apa pun yang lo putuskan, lo bakal ng
i teman-temannya. "Makasih, semuanya. Gue bakal pikirin in
ah. Dia mendekat, mencoba berbicara lagi. "Ardi, aku... aku tahu ini berat, t
nuh konflik. "Gue ngerti, Nad. Tapi gue h
nyesalan. "Aku ngerti. Aku akan pergi dulu.
-temannya di luar bar. Suasana terasa semakin tenang setelah kepe
au kembali masuk ke bar dan coba tenangin diri
us dari Fira. "Aku rasa gue butuh waktu sendiri s
rdi dengan lembut sebelum pergi. "G
elilingnya berputar tanpa arah, dan dia harus menentukan langkahnya selanjutnya dengan hati-hati. Segala sesuatu yang dia anggap
ambu