MALAM TERAKHIR DI KOTA
Rahasia Andi dan kemunculan Nadia membuat segala hal yang ia pikir sudah tertata rapi dalam hidupnya kini terasa kacau.
an gelasnya, matanya sesekali melirik ke arah pintu tempat Ardi kel
aja, Fir?" tanya
tahun-tahun mulai menyeruak, dan kemunculan Nadia malam ini memperburuk segalanya. Fira tahu Nadia adalah
perti orang yang paling bersalah di ruangan itu. Tidak hanya karena apa yang telah dia lakukan di masa
gelisahan yang tidak bisa ia sembunyikan. Semua orang di meja itu langsung terdiam
eheningan dengan suaranya yang berat. "Tapi gue nggak tau
s. "Ardi... mungkin dia cuma ingin melihatmu untuk terakhir kali. M
a lalu muncul begitu aja karena mereka butuh penutupan.
ng kehadiran Nadia tidak terasa sederhana. Ada sesuatu di balik tatapan mata Nadia
erkejut. Nadia tidak langsung masuk, melainkan berdiri di pintu, memandangi mereka sejenak
satu per satu. "Tapi aku nggak bisa pergi begitu aja, Ardi. Ada sesuatu yang pe
katakan akan mengubah dinamika kelompok ini-dan mungkin juga mengub
d?" tanya Ardi denga
Ardi dengan tatapan serius. "Waktu kita putus
bingung. "Apa ya
, dia mulai berbicara. "Aku pergi karena aku ng
anga tak percaya. Reza hampir menjatuhkan gelasnya, sementara Andi terlihat semakin tenggelam dalam kehe
Ardi, suaranya ha
h tahu kamu. Aku takut, aku bingung, dan waktu itu aku nggak tahu apa yang harus
gung sekaligus. Nadia hamil dengan anak mereka, dan dia tidak pernah tahu. Semua yang
k bilang?" tanya Ardi, suar
rdi. Aku tahu kamu nggak siap, dan aku juga nggak siap. Aku merasa itu adalah hal yang
ra memandang Ardi dengan hati yang hancur. Dia selalu menyimpan perasaannya untuk Ardi, tapi sekara
nya angkat bicara. "Jadi... itu alasan
arang, aku nggak tahu apa yang
ir sudah tertinggal di masa lalu kini datang menyerbu k
ng, Nadia," kata Ardi pelan. "Tap
Aku nggak minta apa-apa, Ardi. Aku cuma ingin kamu ta
utnya dengan dia. Tapi malam ini jelas belum selesai. Rahasia dari masa lalu mereka
erasaan campur aduk di dalam hatinya membuatnya sulit berpikir jernih. Reza, Fira, dan Andi juga terpaku, tidak tahu haru
ran kekecewaan dan rasa terluka, meskipun dia berusaha keras untuk menyembunyikannya. Ard
Reza akhirnya, mencoba memecahkan kebekuan. "Tapi... sekaran
orang di meja itu menunggu jawaban darinya. Namun, dia bahkan
nuh kebingungan. "Gue nggak nyangka hal ini bakal m
engacaukan hidupmu, Ardi. Aku hanya... aku hanya ingin ju
uasana yang sudah tegang. "Nadia, kalau kamu nggak ada niat lain, ke
ari betapa dalamnya pengaruh semua ini pada Fira. Mungkin dia sudah curiga,
atannya seperti itu, Fira. Tapi aku nggak ada niat buat ngancurin apapun. Aku hanya
ini waktunya? Ardi udah bertahun-tahun nggak tahu apa-
ya semakin terjebak dalam kekacauan emosinya. Dia tidak ingin melihat Fira terl
mencoba berbicara, te
matanya masih tertuju pada Nadia. "Yang aku nggak paham, ken
. Mungkin seharusnya aku bilang lebih awal. Tapi
kan waktu yang tepat buat ngomongin soal keputusan lu dulu, Nad. Tapi sekarang gue rasa yang penting ad
akin berat. Dia tahu bahwa apa pun yang dia putuskan, akan berdampak pada semua
di dengan suara serak. "Gue... gue cuma butuh waktu buat miki
inya. "Kalau kamu butuh waktu buat mikir, silakan. Tapi ingat, waktu
natap ke arah pintu tempat Fira pergi, lalu beralih menatap Ardi. "Aku nggak bermaksud membuat mas
intu tanpa menoleh lagi. Ardi hanya bisa melih
dengan Nadia dan masa depannya yang sudah direncanakan dengan calon istrinya. Reza menepuk pundaknya,
pelan. "Apa lu mau ngobrol lagi sama F
epat. Rahasia Nadia telah terbongkar, tapi perasaan ses
ambu