GAIRAH LIAR MAJIKANKU
ng memakai baju ala saringan minyak itu berdebar tak karuan. Rasa malu dan takut juga be
k Lioni membayarkan tagihan biaya rawat suaminya di rumah sakit. Namun, jika harus melayani majikannya untuk mendapatkan
m bersama sang majikan, menengadahkan wajah menatap
ni saya, silahkan pergi dari sini. Saya bisa memanggil wanita penghibur sepertimu yang kualitasnya lebih bagus, bahkan aku jug
gitu sakit kala Marchel mengatakan dirinya sebagai wanita penghibur. Walaupun kini nyata status itu telah tersemat untuk dirinya s
Lioni ucapkan. Itu pun lidahnya
ang teronggok di sudut ruangan itu. Tangan dan kakinya geme
Marchel. Pria itu bakal memecatku." Lioni membatin dengan langkah
rang ART, tetapi kulitnya begitu mulus. Apalagi lekuk tubuhnya begitu indah bak gitar Spanyol. Bahkan kalau Marchel membandingkan lekukan itu dengan milik istrinya, pria itu tidak
kenakan wanita itu, rasa hangat dalam dada Marchel kian terasa menjalar. Pikiran Marchel ter
ra dering ponsel milik Lioni yang begitu keras. Marchel mengambil ponsel ya
baca tulisan nama kontak yang t
an dari kontak tersebut. "Halo, ada apa?" Tanpa basa-basi
ni. Apakah Bu Lioni ada?" Suara Dokter itu terdengar begi
mu dihubungi Lioni untuk menanyakan biaya rumah sakit, bilang saja sudah dilunasi oleh Marchel--majikannya," uj
rdengar ragu, tetapi Marchel tidak mempermasalahkannya, karena memang dia memberi perintah yang terkesan berkua
telah mengatakan itu, Marchel langsung
el itu berada. Sepersekian detik kemudian, dia memainkan layar ponsel miliknya, m
ya Bian ketika panggila
u-satunya orang yang dipercaya Marchel selama ini untuk menyimpan rahasia besar yang ditutupi Marchel dari ba
n dari aku, atau kamu telpon saja dia. Hanya untuk konfirmasi dan validasi saja," sahut Marchel, lal
ya, membuat Marchel seperti orang tengah mabuk yang tidak bisa lagi berpiki
cut bray yang dia pegang untuk dipakai. Saat sebelah kaki Lioni terangkat mau memasang celana di tangannya, reflek gerakan Lioni terhenti karena
tan, karena saat ini dia belum memakai