GAIRAH LIAR MAJIKANKU
itas asli. Selang beberapa menit saja setelah unggahan yang disertakan dengan foto lekukan tubuh tanpa sehelai benang pun yang melekat di sana, banyak nomor baru yang menghubungi
yang diterima Lioni un
a. Namun, potret itu hanya menampilkan tubuh Lioni mulai dari bahu sampai ujung kaki. Lioni tidak menampakkan wajahnya di sa
arannya. Lioni menjanjikan pada beberapa nomor untuk bersabar dilayani pada hari beri
akan dilayaninya malam ini, Lioni menunggu dengan perasaan kacau. Ras
iknya itu mencuat nomor tanpa nama, tetapi Lioni sangat mengenali nomor siapa yang meneleponnya. K
dia dengan harga fantastis, bahkan berkali-kali lipat besarnya dari harga y
singkat kala panggilan tele
inum obat kontrasepsi. Saya tidak mau menanggung resiko. Ingat, ponsel Anda jug
ngerti," jawab Lioni
ing jatuh begitu saja melewati pipi mulus wanita cantik berparas ayu itu. Kakinya lang
r dalam balutan lingerie merah marun yang kontras dengan warna kulitnpelanggannya sesuai kesepakatan jauh lebih besar. Lioni sangat mengharapk
Lioni sambil mengayunkan k
ongnya, duduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong yang penuh keputus asaan. Su
ioni pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa keputusan ini a
elah dia ambil. Lioni merasa kalau saat ini dia bukanlah dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal nekat seperti ini? Bagaimana bisa dia men
putusan ini adalah kesalahan besar, tetapi di saat yang sama, takdir telah memaksanya untuk memilih di antara dua keburukan. Jika dia tidak mengambil keput
elumnya. Rasa cemas yang menghantui, keputus asaan yang melilit, dan keberanian palsu yang dia coba ta
an menjadi masalah besar dalam rumah tanggaku
pi Lioni masih berusaha mengelak dan berharap itu tidak akan terjadi. Sebenarnya, mau bagaimanapun Lioni m
rit pintu terdengar nyata memecah lamunan. Bunyi itu membuat Lioni reflek menoleh ke arah sumber suara. Dari b
–Tu
a pria itu di depan pintu kamar. Suara langkah kaki Marchel yang berhenti tiba-ti
Marchel tidak
Lioni berdegup kencang, takut akan konsekuensi dari pertemuan tak terduga ini. Andai dia tahu
agap, kosa kata dalam kepalany
h masuk dan menutup rapat pintu kamar hotel yang telah dia pesan untuk bermalam dengan seoran
an Marchel selalu memakai pakaian panjang dan sopan. Sekarang baju yang dia kenakan tidak ubahnya dari saringan minyak. Pakaian itu tetap melekat di tubuh Lio
a. Bak makan buah simalakama, Lioni menutup bagian atas, sedangkan bagian bawahn
fkan saya. Untuk kesepakatan kita, anggap saja tidak pernah te
p tajam pada perempuan yang telah dia booking beberapa jam lalu. Tatapan itu begitu mena
etelah sekian lama diam dengan tatapan tajamnya, baru lah Mar
nya. Kata-kata yang penuh penekanan. Dia mencoba menahanat wajahnya. "Saya akan mengembalikan uang yan
, tetapi mampu membungkam Lioni. Wanita itu tidak lagi m
rang arah, lalu menyingsing lengan kemejanya sampai batas siku. Dari sudut matanya, Marchel bisa menang
an kita," ujar Marchel menatap penuh arti