Mertua Pilih Kasih Tidak Tahu Kami Banyak Uang
kamu apa sih ngomong kalau rumah ini dibangun sama Ruslan? Ma
aku hanya bisa berdiri diam. Butuh beberapa lama
aunya menikah sama anak petani miski
era tersadar. Sebelum memutuskan untuk menimpali Mbak Dina, aku mengerjakan mata beberapa ka
i. Kalau ibu minta Ruslan untuk menceraikan kamu detik ini juga, dia ng
rangkaian ucapan kakak iparku ini. Kata-katanya tidak m
paran, aku menatap tajam ke arah Mba
idak mau mengakui usaha keras Mas Ruslan? Secara aja nih, gelar di belakang nama kalian itu 'kan ada andil dari seorang saudara yang cuma
lebar penuh amarah. Aku simpulkan bahwa apa yang baru saja aku katakan ada benarnya. Ba
!" geram Mbak Dina sambil melambaik
an yang muncul dari arah belakang Mbak Dina sudah
fisik begitu?" tanya Mas Ruslan den
ilku dengan
Mas Ruslan seraya melepaskan
lembut. Aku lalu menurunkan telapak tanganku dari pipi yang terasa bengkak
erah bengkak begini
..
wabannya begitu mudah untuk ditemukan
amu?" tanya Mas Rus
ngar seperti orang yang tidak menyangka kalau
..
gera berbalik menghadap Mbak Dina
Astri? Kenapa?"
eraikan istri kurang ajar kamu ini. Kalau tidak, keluarga
elan. "Mulut ember bagaiman
dibangun sama kamu? Ingat ya Lan, rumah ini dan gelar di belakang nama aku dan Dim
eternakan itu dari hulu ke hilir!" timpalku
nya Ruslan. Jadi, kamu nggak usah sok ngaku-ngaku deh
..
slan hanya bertugas untuk mengelola. Hanya keringatnya yang terus mengucur, tapi hasil jerih payah itu hampir tida
ikan wanita model si Astri ini, terus cari wanita lain ya
rena masalah ini, Mbak!" jawab Mas Ruslan dengan tegas. Sudut bibir
a dengan marah karena kei
n dengan suara yang tida
ak Dina menatap Mas Ruslan dengan
k bapak dan ibu sudah lebih dulu tiba di dapur
"Ini sudah waktunya solat maghrib. Kenapa bukannya solat,
amarah dari bapak mertua. Kakak iparnya itu
keluarga kita tadi. Ibu dengar 'kan dia bilang apa. Katanya rumah ini dibangun s
ngan sorot mata menghina. "Karena Ruslan yang mengurus peternakan itu, kelihatan banget kalau si Astri
ndengar fitnah yang dikatakan
seperti itu, Mbak!" uj
sarkastik. "Cih. Si
arkan dari mulut ini. Tapi Mas Ruslan meremas tanganku dengan kencang. Seperti biasa, mencegahku untuk melawan
milik kamu. Tugasmu hanya mengelola peternakan itu dengan baik. Jangan buat istri kamu sal
oh Mbak Dina dengan n
ab Mas Ruslan
npa sadar terkepal erat di kedua sisi tubuh. Aku menyempatkan diri untuk melirik ke arah Mas Ru
ni membuatku muak. Terlebih lagi, aku lelah bertanya apa yang salah pada Mas Ruslan se
ghentikan pergerakan ibu dan bapak mertua
ukan dengan berbeda? Bukankah Mas Ruslan juga anak kandung ibu?!" cecarku tanpa bisa ditahan
era berbalik menatap ke arahku
..
sesuatu yang buruk pernah menimpa keluarga ini? Jadi, kalian secara otomatis membenci Mas Ruslan karenanya
cara kamu!" bentak bap
gan baik. Keluar dari rumah ini pun tidak diperbolehkan. Kalian Seakan-akan ingin mempenjara Mas Ruslan di sini. Sebenarnya apa sih yang kalian ingink
mu ingin keluar dari rumah ini, keluar saja sendiri. Pokoknya haram hukumnya bag