icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mertua Pilih Kasih Tidak Tahu Kami Banyak Uang

Bab 3 3.

Jumlah Kata:1052    |    Dirilis Pada: 06/09/2024

tri

bibir bapak mertua yang biasanya selalu diam. Namun, aku tidak

n sudah lama hengkang dari rumah ini. Dan bukannya kami tidak pernah mencob

g dilakukan

i rumah sakit. Saat kami datang menjenguk beliau kala it

ih ingat kata-kata ibu mertua waktu itu. Bahwa sampai bapak dan ibu mer

tua terlalu sayan

asa t

elenggu kehidupan Mas Ruslan. Tapi apa yang membuat mereka melakukan hal ini? Kenapa hanya Mas Ruslan yan

nyaanku ini belum

uk diam saja di sana. Jangan bicara yang tidak

mutuskan untuk bungkam. Bukannya aku tidak ingin terus

idwan mempersilakan tamu terhormatnya untuk mulai menya

ibu mertuaku turut mempers

dak mau ketinggalan. Aku sendok tiga centong nasi ke atas pi

arunya akan belepotan dengan makanan. Untungnya Danis juga m

ni kerja dima

rtanyaan tiba-tiba terdengar menyapa. Aku spo

t menjawab pertanyaan ini, pak Ridwan tela

sudah dijalankan turun temurun. Sekarang Ruslan bert

umnya menganggukkan kepal

" tanya seorang pria tua yang aku ket

awab pak Ridwan dengan suara

Dina sama Dimas bukannya lulusan S2?"

daranya. Dia nggak suka belajar. Makanya begitu lulus SMA, dia lebi

Ruslan tidak suka belajar? Bukankah mereka yang memaksa Mas Rus

lah lebih dulu meremas tanganku yang ada di bawah m

ah Dina dan Dimas ya? Bagus juga memiliki saudara yang pengertian yang

arkan dengusan sinis. Ketika semua orang di meja ini menatap ke arahku, aku

Papa benar. Kamu it

antik yang pertama kali membuka topik pembicara

rbinar cemerlang itu, membuat sudut mataku berkedut tak suka. Aku lantas meliri

umaman singkat sebagai tanggap

miku itu ternyata lebih memilih untuk kembali fokus pada makana

tas, aku lemparkan tatapan penuh kemenangan ke arah w

m hati saat melihat tatapan wanita it

b dipanggil Tiana ini. Untungnya Tiana juga tidak terus menatap ke arah suamiku dengan pandangan l

l juga. Kamu sudah berkerja keras!" puji Pak Rusdi pada menant

gkas Dimas dengan senyu

ngan baik. Awas kalau kamu berani menyakitinya. Terutama sekali, awas kalau

pastikan, aku tidak akan pernah mendua!" sahut Dimas menimpal

tu dengan baik!" ujar pa

gan khawatir!

Pembicaraan yang orang-orang ini lakukan melompat dari topik satu ke topik lainnya. Mereka semua terl

i pendengar. Apalagi ketika mendengar mertuaku mengeluarkan lelucon untuk membanggakan

atu demi satu. Begitu semua orang telah pergi, aku dan Mas Rusla

l Mbak Dina dar

mencuci piringku sebelum kemudian

AAK

a-tiba mendarat beg

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka