Satu Shaf Di Belakangmu
lau itu alasannya kamu kabur dari rumah. B
asan lain. Tolong jangan beri tahu sia
empertahankan rumah tangganya yang masih seumur jagung. Ia hanya kesal, dan kecewa pada Athar.
dak ada hujan. Sejak kecil tinggal bersama, membuatnya bisa dengan mudah mengenali perasaan sauda
si tubuhnya yang belum seratus persen sehat akibat gempuran suaminya semalam. Sebisa
berkeliling ke penjuru ruangan yang ada di rumahnya, tetapi tid
nyikan istr
menyembunyika
Pasti mama kan yang menyem
a hilang. Ia sudah lama menaruh curiga pada anaknya. Ia yakin Athar memperlakukan Eira dengan buruk. Sebagai orang t
kandung, Diana merasa tidak becus mendidik putranya. Eira tidak mungkin le
ai istri kamu dengan sepenuh hati. A
enjadi sasaran empuk oleh ibunya. Telinganya dijewer, kepalanya diti
iakan perempuan. Ia merasa ilmunya selama ini sia-sia ketika sudah menjadi mertua. Menantu satu-satunya karena
Tadi, saat aku bangun, Eir
becus mengurus istri. Das
nya, ia tidak akan segan-segan memberi hukuman gantung pada putranya. Ia merasa berdos
i berbisnis sesuai dengan latar belakangnya. Diana memegang kep
ku?" Athar tidak terima mendapat per
ri kamu sampai ketemu. Jangan pulang kalau belum
*
at makanan yang sebenarnya aromanya lezat dan menyedapkan mata justru kian membuatnya i
Kondisi rumah saat ini sepi, kakaknya sedang bekerja dan kakak iparnya sedang mengantar
yang selama ini dialaminya merupakan bawaan ibu hamil. Tubuhnya merosot begitu
hadir diperu
dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia tidak tahu harus senang a
g menerobos masuk dan menemukan adiknya dalam kondisi kacau. Eira hanya menangis dalam pelukan kakaknya ta
ar kehamilan Eira. Ia dengan senang hati jika perempuan itu bernaung di rumahnya. A
ingin kembal
a Eira sengit sembari me
erti itu. Apalagi meninggikan nada bicaranya. Namun, kali ini
begitu saja. Kakaknya benar-benar membuat moodnya buruk. Bi
tidak ingin memberi tahu kabar bahagia in
seberapa besar usaha Mas Atha
menemukanmu kalau nomo
li. Biar itu me
ng berbanding terbalik. Jika pada umumnya wanita yang sedang mengandung sangat
ah seolah tidak memiliki masalah apapun. Ia menerima buah hatinya dengan bahagia. Untuk ke depannya, sebisa mungkin ia ak
ntulan cermin. Pantas saja dibeberapa lekuk tubuhnya agak b
menurun dari siapa yang jelas bukan dari ibu mereka. Daripada takut salah bicara, ia memil
h. Kakak lama-lama ke