Tuan, Aku Hamil!
ai puncaknya. Ada penyesalan yang terpancar di wajahnya
menyinggung masa laluku, dan aku pun merasa tak perlu membahasnya. Mungkin ia tak terlalu peduli, atau mungkin terlalu sopan untuk bertanya. N
u yang tinggi. Jari-jariku sendiri yang merobek selaput daraku, jari-jari nakal yang selalu menghantarkan puncak pelepasan setiap malamn
Kami berdua masih muda dan bodoh, terbawa oleh nafsu yang membara. Setelah kejadian it
buatku seketika merasa basah dibawah sana. Aku berusaha keras me
aan dan keraguan. Aku memutuskan untuk menenangkan diriku dengan membersihkan kamar, sebuah kegiatan y
bisa melupakan semua i
manggilku, "Mbak, main, main!" Aku tersenyum dan mengang
Prince, sudah saatnya tidur siang," bisikku lembut sambil menggendongnya
ak, Sayang," bisikku, mengecup dahinya. Setelah memastikan ia tertidur denga
*
ruang keluarga di lantai dua malam itu. Aku baru saja menghampiri merek
dua tahun. Kita harus buat foto keluarga ya
waktu," ujar Devan dengan nada kesa
ah booking studionya," seru Tal
uk Prince," ucapku, berusaha t
epotkan, Ratih. mungkin beberapa hari ini kamu yang menggantikan
n berusaha sebaik mungki
pilih-pilih suster. Sus Wulan adalah pengasuhnya yang pali
menjaga Prince dengan sebaik-baiknya," kataku sam
perlahan, ternyata ada Devan yang sedang bermain dengan Prince. Pemandangan ini membuat hatiku hangat.
gang mainan favoritnya sam
seru Prince den
, Prince. Great job!" seru
yukur. Kehangatan dan cinta yang terlihat dalam momen ini sangat menyentuh. Meskipun D
uk Prince," aku menyela dengan lembut
tih," Devan mengu
mengusap telapak tanganku sekilas. Devan meno
, okay?" kata Devan
pak berat. Devan membimbingnya menuju tempat tidur, sementa
Devan mengecup dahinya dengan penuh kasih
wab Prince denga
sa haru menyaksik
Ratih," katan
an," jawabku s
sejenak sebelu
l menahan tanganku, mem
uara rendah, mencoba memaham
n tadi pagi," bisiknya, mata
embuat tubuhku bergetar dengan ca
endekat, membuat jantungku berdebar kencang. Cahaya remang-remang lampu k
da kenyataan. Namun, dalam hati, aku bertanya-tanya, mengapa aku