Tuan, Aku Hamil!
dekorasi berwarna-warni-balon-balon menggantung di setiap sudut, pita-pita berkilauan, dan suara tawa anak-anak yang me
ya di meja," kataku kepada Nyonya Talitha, y
mu mendapatkan minuman, ya," jawabnya s
Di tengah keramaian, mataku terus mencari-cari sosok Tuan Devan. Ada sesuatu yang h
wa bersama beberapa temannya. Aku menarik napas dalam-dalam,
menyadari kehadiranku. Dia mundur sediki
bisiknya, suaranya
icara sebentar?" Aku m
a?" katanya, tampak
mencoba menunjukkan
n. Ini sang
irik sekeliling, memastikan
i," katanya sambil mengajakku ke
h tenang, dia menatapku dengan serius.
gaimana mengatakannya," kerdebar kencang, merasa campur
?" Devan terdiam, wa
Tuan," ulangku, suara Talitha mengha
nya dengan nada ceria, tidak men
segera ke sana," Devan berusaha teta
lona. Kita sudah mau tiup lilin,
a," aku meng
Devan kembali menatapku
ut nanti. Untuk sekarang, la
lagi, merasa sedikit lega k
rcakapan yang baru saja terjadi. Pikiran tentang bagaimana Tuan Devan akan menangan
semua orang sudah berkumpul untuk tiup lilin. Nyonya Talitha memegang kue ulang tahu
duk. Di satu sisi, aku merasa lega telah mengungkapkan kebenaran kepada Tuan
<<<
<<<
ah Devan dan Talitha. Keputusan ini diambil untuk membantu perekonomian keluarga, terutama karena suamiku,
eka penuh dengan kemewahan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Aku kagum dengan keharm
siap sebelum acara dimulai," kata Talitha sa
erusaha menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru ini. Aku bersyu
emastikan semuanya sempurna dan tidak mengecewakan mereka. Suara-suara tawa anak-anak dan par
korasi dan berkoordinasi dengan para tamu lainnya. Sementara itu, Devan berd