Pria Simpanan
ia beristirahat sembari memejamkan matanya di sana hingga ia teringat gadis bernama Re
perkenalan tapi baru saja ia hendak mengetik chat pada gadis itu, tiba-tiba ada notifikasi chat masuk
h kita
handphone-nya. Ada perlu apa Hana ing
setelah kejadian antara dia dan Hana, Barra tak berharap sedikit pun untuk bertemu lagi dengan
da panggilan masuk dan itu dari Hana. Barra
lo?" sa
.. bisakah k
jawab. "Ya, bisa," jawa
mpat k
ap
h ada di
ahwa hari sudah mulai sore. "Baiklah, aku segera ke sana," katanya,
akan menun
ikl
engambil topinya lalu k
*
ian di pojok cafe, sedang memandang ke arah jendela dengan wajah sendunya, . Tampak secangkir capucin
ngambil duduk tepat di depan
duduk di depannya. "Yah, lumayan ...," sa
ikirkannya. Kemudian pelayan café yang seorang wanita datang menawari menu minuma
k hari ini," kata Ha
setelah dari studio," kata Barra, "ada apa? Kuper
temannya belajar dance," Hana lalu menghela napas berat, "aku selalu mendukung segala keinginan
seperti apa yang selevel
n bisa bermain p
ih, anakmu bisa belajar musik, kalian bisa m
untuk Sofia tapi ... mungkin Sof
memilih menyimak dan
lalu mengeluh denganku kalau dia tidak bisa memainkan piano bahkan kem
masih berumur tujuh tahun,
dangkan Hana terus melanjutkan curhatannya mengenai suaminya, betapa ia tak tahan sikap dingin dan
harus pulang ...," kata H
aku tidak bisa mengantarmu,
apa-a
i Hana menunggu taksi, begitu taksi berhenti Barra segera mem
Barra pada Hana ketika Han
ah menemaniku har
mobil. Tidak lama kemudian taksi pun berlalu
*
h karena ia menyempatkan dirinya mengikuti konser salah satu band indi di pusat kota. Sebenarnya mengikuti konser band indi bukanlah hobi
. Tiba-tiba wajah Reyna terlintas di pikirannya, Barra langsung membuka matanya dan dengan cepat mengambil handphone y
a. Pria yang tadi
dphone-nya, menunggu balasan dari Reyna namun bebera
sudah tidur," gumam
kejadian seperti kemarin tidak terulang bahkan di antara dia dan Hana seperti tidak terjadi
memperhatikan sketsa itu dan Barra sangat menyukainya. Sepertinya gadis itu sudah mencuri perhatiannya
menusuk kulitnya yang agak eksotis, maklumlah karena apartemen itu tidak menyediakan pemanas air tapi Barra sud
u, Barra mengambil handphone-nya yang tergeletak di ranjang. Dengan cepat ia memeriksa chat yang masuk
mau rekaman, kita stand
ke ranjangnya tanpa membalas chat Kristian terlebih dahulu. Lalu tiba-
kaos putih polos yang biasa ia kenakan saat tidur. Ia lalu menjatuhkan dirinya ke ranjang, dengan malas tangannya meraih handp
eyna. Salam
na dan tidak lama gadis itu
Reyna yang ter
sapa Barra, "k
Reyna, "memangn
ba memberanikan dirinya, "aku hanya mau bila
ah
at, suaranya terdengar jelas bahwa pria itu sedang salah tin
apa-apa,"
lam," kata Barra, "lain ka
ol
ndphone-nya. Respon Reyna terhadapanya ternyata cukup ramah da