Dokter Tampan dan Pasien
yang berlari sambil melirik ke belakang dan ketakutan. lang
enjauh dari pria itu. tidak ada yang tahu
at untuk berlari, pada akhirnya ia h
berteriak," Aku lebih rela mati dari pada bersamamu...." ter
eka. Pria yang mengejarnya frustasi dan berteriak di saa
un Ke
ersebut tampak modern dan mewah, layaknya sebuah hotel bintang lima. Di dalamnya, fasilitas yang tersedia sangat len
depan salah satu pintu kamar pasien. Rambutnya hitam legam, dan mengenakan maske
ta rapi, dengan dinding berwarna putih dan jendela yang memperlihatkan pemandangan kota Seoul yang ind
kah yang pelan dan hati-hati, Matanya memandang
dengan seksama setiap detail yang tertulis di sana. Setelah cukup lama mempelajari informasi
apa sebenarnya pria itu. Ia datang dengan wajah yang ter
hanya bisa menjadi
rius tersebut meninggalkan Kim A
g bertugas memeriksa kondisinya datang seperti biasanya, menanya
a yang datang melihatku?"
da yang datang,"
ertinya merasakan seseorang
tar lagi Dokter akan datang untuk memeriksamu.
engobatiku? Dokter wanita, k
au Dokter pria juga akan menja
dokter pria yang akan memeriksa payud4r4ku. Semo
emua orang yang melihatnya. Ia adalah seorang dokter muda lulusan kedokteran dari Amerika yang baru saja pulang ke Seoul untuk melanjutkan kariernya sebagai dokter bedah. Pria itu memiliki wajah
gat dan nyaman. Dirinya juga dikenal sebagai seorang dokter yang pintar dan berbakat dalam ha
aan. Ia melepaskan baju dan bra nya sehingg
er akan segera datang," ucap Sus
ter pria atau wanita?" tanya
iapa doktermu," jawab suster itu dengan
lahnya," gerutu Ae Jin yang kemudian naik ke ata
gan, diikuti oleh suster yang menemaninya. Dengan senyum ramah dan mat
uster dengan suara halus, memberi isyarat pada
g merdu dan berwibawa. Suaranya terdengar begitu jelas h
Ia penasaran ingin melihat siapa pria yang memiliki suara seindah itu. Ae J
membuat Ae Jin merasa jantungnya berdegup kencang. Tak bisa menahan rasa kagumnya, Ae Jin terus memandangi sosok Dokte
lagi malah seorang Dokter yang begitu tampan. Harus letak di mana wajahku. Tidak mungkin aku membiarkan
dan menarik gorden yang men
dirinya, "Nona Kim, saya adalah Dokter
Ia menunduk dan menggigit bibirnya karen
menunjukkan sikap profesional dan sopan. "Jangan khawatir, Nona Kim. Saya akan memasti
ersebut. Dia berusaha keras untuk menenangkan dirinya, namun tetap saja
diperiksa," ucap Ae Jin yang masih m
ngin diperiksa. Sebenarnya ini hanyalah pemeriksaan saja.
gan alasan. Ia sangat malu dan tidak ingin diperiksa Do
suster ketika Anda sudah siap,