Introvert Japanesegirl
kesana. Yui si gadis blasteran Jepang-Indo merupakan gadis dari orang kaya. Ayahnya, Yoshida Kenichi yang berasal dari Jepang bekerja di perusahaan game terkenal di Jepang, yang kantornya juga berpu
, karena ia adalah gadis yang sangat pe
berasal dari Indonesia selama sebulan penuh. Tentu saja belum lancar sepenuhnya. Masih canggung, kaku, dan masih terbata-bata. Sering sekali Yui selalu keceplosan m
ibu Yui di dapur yang mendengar mereka mengobrol. Sontak
ampiri ibunya yang sedang mencuci piring
ucap ayahnya menyusul sa
, di sekolah!" ucap ibunya sambil memperlihatka
hawatir. Ibunya tersenyum dan men
rigatou, Papa!" ucap Yui berterima kasih sambil melambaikan tangan ke ayahnya. Yui pun sampai di depan gerbang sekolah. Terasa asing bagi Yui, karena m
ung, pandangan Yui agak terhalangi oleh poninya yang begitu panjang hampir menutupi seluruh area matanya dengan rambutnya yang lurus tergerai pa
hirnya waktu itu telah tiba. Wali kelas Yui, ibu Raisya akan memanggil Yui masuk ke dalam kelas untuk memperkenalka
beri perhatian ke murid-muridnya dan berdiri di tengah kelas sambil memega
atangan murid ba
laki-laki yang duduk di pojok
i silahka
urid pun memandanginya semakin aneh. "Eh, anjrit Sadako!" celetuk salah satu murid perempuan yang duduk di barisan paling depan, Bella namanya. "Ssst...," tegur Irish sambil menendang kursi Bel
an perkenalka
a a-ku Yui. Se-moga kalian b-bisa menerimaku dan kita me-menjadi t-teman baik, terima kasihBaik, kamu bisa duduk di sebelah situ!" ucap bu Raisya sambil menunjuk bangku yang kosong,
at keluar dan merasakan hembusan angin yang sepoi-sepoi. Jendela memang tidak terbuka begitu lebar,
depan nomor dua dekat dengan tembok. Ia tidak sengaja melihat Yui dengan poni tersingkapnya itu. Membuat Andre
el sekolah berbuny
i ini besok. Tugas yang belum selesai bisa dikerjakan di rumah, tet
ang merupakan satu geng cewek yang selalu bareng bertiga kemanapun mereka pergi, segera keluar seolah tidak mau kehabisan makan gratis di sekolahnya.
atis, loh!" Andre tersenyum sambil menoleh ke arah Yui. Yui pun menoleh ke arah Andre sambil tertunduk malu. Tiba-tiba Dika yang duduk di
u ke kantin sekolah. Yui bingung sambil mencari-cari kantin sekolah, karena tidak ad
, piring, dan sendok. Yui bersyukur lauk pauk masih tersisa. Setelah mengambil lauk pauk, Yui pun segera duduk
dirian. Kita temenin, yuk!" Irish melihat Yui sambil menunjuk
murid terpintar setelah Andre, teman kecil Andre, dia cantik, tetapi merupakan tipikal orang yang
imana lagi, Rara yang judes tidak mau mengajaknya bergabung, nanti malah jadi konflik dan nggak nafsu makan. Maklum si Rara emang moo
e mal, ngopi-ngopi kita di Star Coffee kaya biasa, jadi pake mo
kata Dika dengan m
h! Ya, ngga la
!" ucap Dika d
ap Andre dengan wajah setu
umpul di rumah gue!" uca
ebentar. Seperti biasa, Irish dan Bella nebeng ke mobil Dika, karena arah jalan mereka searah. Rara dijemput supirnya, sedangkan Andre lebih
h pulang jalan kaki, karena dari semenjak Yui sekolah di Jepang, Yui sudah terbiasa jalan
rena kebetulan geng mereka Andre, Dika, Rara, Irish, dan Bella memang searah, cuma si Andre dan Rara memang suka pulang masing-masing. Rara ju
uluan aja! Gue naik
mulai menutup kaca jendela mobilnya, diiringi
il menikmati dengan santai pun panik, karena dia lupa tidak membawa payung. Biasanya dia selalu sedia setiap mau berangkat ke sekolah pada waktu di Jepang. Tetapi, hari pertamanya sekolah di Jakarta, dia lup