icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Nostalgia

Bab 5 Part 3

Jumlah Kata:1234    |    Dirilis Pada: 09/07/2024

n, Misa dan Andhika duduk berdampingan di hamparan padang bunga yan

sa, suaranya nya

anya yang cokelat be

tergagap, tak mampu me

ku yang sudah memaksamu untuk naik sepeda padahal

bersemu merah. Untuk pertama kalinya, Misa merasa

udah lama tidak ketempat ini." k

rlari ke arah hamparan bunga, dan Misa mengikutinya. Mereka berke

ih berterbangan di atas mereka. Padang bunga pun berubah warna, menjadi oranye yang indah

kali," gu

"Ya, tempat ini sang

awah naungan pohon besar yang menjulang di tepi hamparan lautan bunga, Andhika menggeng

serunya, sebuah batu kecil

palanya dengan bing

ngulang. "Ketika kita dewasa n

. Ia terkesima, jantungnya berdebar kencang.

atu di batang pohon besar. Dengan hati-hati, ia

"Ketika kita dewasa nanti, kita akan k

nak SD, Misa dan Andhika, berpegangan tang

janji antara kita berdua, Misa!"

Pohon tetaplah ada sampai kami berdua menepati janji k

na mengerti kau berbicara apa!"

Misa mengernyitk

Tawa Andhika

t kecewa. Ia tak mengerti me

'," kata Misa di dalam hatinya. "apa kata dari menikah itu adalah seb

an Andhika jauh tambah baik lagi, di

ri masalah. Ano mengejek Misa karena dia melihat dengan matanya sendiri beberapa waktu lalu saat Misa berkata tidak bisa

mun, Ano terus mengganggunya. Misa merasa tertekan deng

erjalan pulang, Ano menghadang

g menghadangya. Ia ingin berlari, tapi kakinya ter

sa naik sepeda?" tan

ng di matanya. "Aku... karena ak

a tertawa lepas sembari mengej

i bocah pencari masalah itu yang selalu saja mencari ma

lang seperti preman saja ya

a yang biasanya ceria kini terlihat lesu. Anisa, sang k

ri terakhir ini kulihat kau begitu tertekan?" tan

an kalau setiap hari aku selalu saja diganggu ole

g. "Ano? Memangnya apa

dan bahkan menghinaku yang tidak bisa naik

ya. "Dia keterlaluan! Kit

mengimbanginya walau kita berdua melawannya, Anisa. D

iarkan dia mengganggumu. Kita harus mencar

cari jawaban, hingga jam istirahat berak

teringat untuk tidak membiarkan masalahnya ini merugikan orang lain. Ia takut kal

ucapannya tadi. Dia tahu bahwa mengatasi Ano sendirian bukanlah pil

ang sekolah. Langit sore tampak mendung, seakan ikut merasakan kegelisahan Misa. S

sa naik sepeda ya?" ejek A

berdiri di depan Misa, mencoba melindunginya. "Tinggalkan Misa

au bisa melindunginya, Anisa? H

mungkin menang melawan Ano dengan kekuatan fisik. Namun

a sekali mencar

i dengan tenang di belakang Ano. Ano berbalik

, Andhika," kata An

" jawab Andhika tegas. "Kenapa kau tidak pergi

an dia mendekatkan wajahnya ke Andhik

anggu mereka, aku akan melaporkanmu ke guru dan kepala

ladan dan dekat dengan para guru. Menghadapi kemungkinan dilaporkan

kau menang kali ini. Tapi kita belum selesai." Dia

"Terima kasih, Andhika. Tapi aku tidak

ling membantu. Jika kita bersatu, tidak ada yang bisa mengalahkan kita.

sa lebih kuat dengan dukungan teman-temannya. Hari itu, Misa belajar bahwa keberanian bukan hanya tentang m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka