icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Nostalgia

Bab 6 Part 4

Jumlah Kata:1019    |    Dirilis Pada: 09/07/2024

aki. Hujan diperkirakan akan turun, dan dia tidak ingin kehujanan. Namun, baru berjalan bebera

Apa kau butu

a. Ano, teman sekelasnya yang selalu menggang

n di sini?" tanya Mi

tergesa-gesa." jawab A

apa itu salah? Oh, aku lupa kalau kau tak bisa menaiki sepeda walau kau

desis

rti aku benar?" tanya Ano,

muak dengan sikap Ano yang selalu me

adaku?'"Ano bertanya dengan nada merayu tapi dengan mengejek. "Itu sangat tidak baik,

katamu? Kata-kata itu membuatku i

h, memuji dirinya sendiri dan merendahkan Misa. Misa

dengan sepedanya. Misa terjatuh di pinggir jalan, lututnya t

Ano berkata d

ngan kebencian. "Ka

k untuk berangkat bersama dengan sepedaku. Kau tidak tahu betapa ber

meratapi nasibnya yang malang. Ano meninggalkannya begitu sa

darah. Ano, teman sekelasnya yang selalu mengganggunya, tel

ng. Lututnya terasa nyeri setiap kali ia mencoba menggerakkannya. Ia be

lalang. Namun, hari ini terasa berbeda. Apakah karena perkir

dak ada seorang pun yang datang membantunya. Ia mulai

duk di jalanan ini de

, membuat Misa mendongak

Tolong aku,

tir menuju Misa. "Sebenarnya apa y

berita perkiraan cuaca pagi tadi, dan saat aku berlari tiba-tiba a

dhika tidak khawatir dan menghindari pertar

endong kau pulang

pulang. Aku tak ingin satu hari pun membolos sekolah, bagaimanapun a

ja. Mungkin takkan ada orang yang sepertimu saat sedang terluka seperti ini untuk melanju

a lemah. "T

isa merasakan kehangatan dan perhatian dari Andhika. Berbeda

erawat segera memberikan perawatan pertama pada luka Misa. Seme

saja," kata Andhik

um lemah. "T

h berdenyut di kakinya yang terluka beberapa menit sebelumnya. Ia terjatuh

!" Ano berteriak lantang di depan teman-temannya, suaranya menggema di lorong. "Hebat bukan a

nunduk, air mata menggenang di matanya. Ia merasa malu dan terhina,

u benar-benar

dan tidak berharga. Dia menundukkan kepalanya, menghindari tatapan tajam A

berbohong pa

n ketakutan yang sangat besar. Dia tidak berani

ang, Andhika berlari masuk ke dalam ruang kelas dan langsung meninju pipi kiri Ano dengan sanga

i itu. Selama ini, ia selalu menganggap Andhika sebagai sosok yang pendiam

n itu?" tanya Misa d

mbut. "Karena aku tidak tahan melihatm

a selalu merasa sendirian menghadapi ejekan Ano. Namun, seka

gang pipi kirinya dan menatap tajam penuh amarah ke arah Andhika yang dengan santai

eberapa guru untuk menghentikan mereka berdua yang tengah bersiap untuk berkelahi. Di sisi lain, Misa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka