Wanita Simpanan Tuan Presdir
menikmati setiap perlakuan Lia. Hingga saat Lia melepaskan bibirnya. Dengan sigap Kenan menahan tengkuk gadis itu dan kembali menyatukan bibir mereka. Lia merasa kekasihnya suka denga
ebuah video dewasa. Bedanya dulu wanita pemeran di video itu tak terlihat menarik di mata Kenan. Namun, gadis di depannya terlihat sangat menggoda. Apalagi kulitnya ya
ya perlahan sambil mengumpulkan kesadaran. Saat Lia hendak beranjak dia baru sadar jika dirinya dipeluk dari belakang. Lia pun
Lia sambil mendorong tubuh Ken
nan sambil memeg
napa kau tiba-tiba men
kamar pacarku?" tanya Lia curiga sam
kata Kenan yang membuat Lia tersentak. Karena tersadar jika semalam dia pasti salah kamar. "Tunggu! Apa
wananku dan jika dia tau aku hanya salah kamar. Aku ya
adi, karena semalam aku sudah menyerahkan kesucianku. Aku minta bayaran yang banyak!"
engan nada meremehkan. Lia menatap sebal
eremehkan ke arah Kenan. Kenan mendengus lalu menulis di atas
lalak melihat sederet angkat yang berawalan angka lima dan diikuti oleh delapan angka kosong. Untuk be
Kenan dengan nada sombongnya.
ek palsu, ka
a tangan milik siapa?" Lia langs
an nama orang kaya yang sering muncu
sejak awal. Kenapa kau tampak terkejut?" t
kau b
melirik gadis cantik itu
sudah berhasil tidur denganku,' pikir
unakan pakaiannya lagi. Kemudian mencari kamar seratus delapan belas. Saat sampai di depan kamar
bersyukur. Dengan langkah gontai Lia berjalan keluar. Pangkal pahanya masih terasa nyeri akibat pergulatannya semalam. Namun, itu tak perlu dipikirkan.
" ujar Lia men
da yang bisa saya bant
mu dari kamar seratus delapan belas melakukan cek ou
, tapi anda lupa membawa kuncinya. Ini dia kunci kamar anda." Lia mengerutkan keningnya sambil meraih kunci y
a lelaki yang datang untuk c
erjaga semalam. Tapi, saya pikir tidak ada
g?" gumam Lia bingung. "Baiklah.
a-sa
pat itu. Ia sungguh bingung kemana Randy semalam. B
i ke arah sahabatnya. "Darimana saja
i? Aku bisa pulang se
engangkatnya. Lalu dia menelponku. Dia bilang dia tidak bisa pergi ke hotel. Karena keluarga besarnya sedang mengadaka
am Lia dengan nada tak bersemangat. Matanya mendadak
ya pada lelaki lain, kan?" tanya Tina yang membuat Lia langsung menoleh cepat. Lia ingin bercerita,
perlu khawatir,"
rku dulu di parkiran." Lia mengangguk kecil. Lalu setelah Tina