Di Pemberhentian Terakhir
PANAN
mpat aku
kecapean ya gara-gara
yang terparkir di depan kampus tentu saja menarik perhatian banyak orang, apal
aannya untuk datang ke
n. Satu-satunya tempat yang tidak pernah dia datangi adalah kafe. Mungkin karena sudah mala
kenalin sama om-om?" k
rita yang sebenarnya, tapi Reva percaya ka
*
setuju untuk ke rumahnya. Aku mengemasi barang-barangku,
mana k
..
na teman
..
mu puny
..
pekerj
..
erja dimana s
lam hatiku aku hanya berkata aku sangat membenci
ya seperti benteng. Di kanan kirinya ada taman de
i memasuki ruang tamu. Di situ telah menunggu seseorang wanita dengan rambut digulung. A
ata wanita itu
uskah dia bersikap semanis itu padaku, sedangkan dia tau siap
at lebih normal bagiku. Tidak
u telat," ka
ta kami
o disini?"
akan membawa adik Kamu kesini sekarang. Maaf kalau Pa
ia adikku? Enggak mungkin. Cewek nyebelin kaya
pa jadi adik Lo? Jadi
us ngapain Lo
langsung pergi. Menabrak p
pergi! Reno, cepat ke
terima kalau dia jadi adikku.
Ya ampun, bencana apa ini? Ini pasti hanya
*
sentrasi mengi
enggak ngomong-ngomong
o juga bekerja dalam diam. Kami tidak saling berbicara (meskipun selama ini kami memang
an benar atau tidak. Kami benar-benar tidak peduli. Bagiku dia hanyalah ud
*
ata sama Lo!" katanya s
sih, le
i. Bokap Gw udah khawatir banget sama
usan Gw. Lo pastinya senang
koknya malam ini Lo ha
. Aku memijat-mijat pergela
pai merah gitu?" tanya
i dan Reva tidak melihat da
t aku pulang, sudah duduk Reno di teras ko
untuk menemuinya. Kami duduk dalam keheningan. Dia menatap lurus-lurus ke depan. Desahan nafasnya yang panjang dan ber
sampai Lo mau ikut ke rumah,"
ka semua. Haruskah aku tinggal bersama mereka? Anak-anaknya jelas sangat mem
datang lagi dalam kehidupank
. Tapi bagaimana kalau dia benar-benar akan terus duduk disana. Bukankah
ian kami sudah dud
k banyak barang yang kubawa. Hanya satu tas ransel yang berisi buku-buku kuliah
mpu-lampu jalan menemani langkah kami. Agak jauh juga kami berjalan kaki. Jam sebelas lewat sepuluh
ita akan jadi kelu
an. Di depan kamar kami ada ruang bersantai dan balkon yang menghadap taman belakang. Dibawa
dan menyalakan lampu. Dia me
ar Gw disebelah," kata
al berseprai biru muda. Meja rias berukiran kayu Jepara ada di seberangnya. Meja belajar disertai lampu meja berben
temakan alam pedesaan. Batu alam menutupi dinding dan lantainya. Wastafel nya pun terb
ni kalau aku semakin merasa kesepian.