Di Pemberhentian Terakhir
MENYE
yak orang di dunia ini, tapi siapa yang akan menjadi bagian dalam hidupku? Aku tidak
ku berharap, ada yang menemaniku saat ini, dan semakin berlalunya waktu, kini kusada
ahu siapa yang kusukai. Aku mencari kebahagiaan semu, hanya dengan membayangkan. Aku menangisi masa lalu dan mengkhawa
*
enior yang namanya
gga
sih. Dia kan terkenal. Udah
a ota
sud
ter
g ken
u Cuma ngandelin muka sama kantong
ngku sambil
, Aryo, Ronald yang kaya bule," ka
enggak ada waktu b
ah mikirin, biar
r!" k
periang. Berbanding terbalik dengan aku. E
tara sesama penghuni rumah yatim yang pernah kutinggali, ketidak harmonisan sering terjadi.
gat cepat dan melelahkan. Kuli
artemen. Lebih dekat dengan k
tetap me
taku sambil membaca catatan di bawah pohon rindang taman
am semua perkataan para dosen untuk kudengarkan di sepanjang perjalanan jika aku harus bekerja. Pekerjaanku bukanlah pekerjaan yan
ng, aku membersihkan salon. Pemiliknya berbaik hati men
iring hingga jam sepuluh. Belum lagi aku harus mengerjakan tugas kulia
*
ku harus memastikan nilai-nilaiku tetap memuaskan
n malam menyapu wajahku yang mulai merasa kedingin
t yang sama denganku. Angkot yang tidak begitu ramai ini melaju dengan kecepat
mua ini. Rumah yang selama ini kuimpikan, aku pu
-hati di jalan saat aku akan pergi. Juga t
ekali r
*
tinya aku pernah melihatnya. Kami tidak saling memperkenalkan diri ataupun bertegur sapa. Dia d
meja, dia menyenggol tanganku dan PRANGGG ... pecahlah s
rja hati-hati dong!"
n dia nyenggol saya," kataku sam
Lagian Lo udah tau jalanan se
ah tau salah malah
-lebar, jangan langkahny
n itu, kalau sudah selesai lanjutkan pekerjaan yang
m plastik dan membuangnya ke tempat sampah. Seda
e. Karena khawatir akan ada yang pecah lagi, kami ditugas
sai. Lo ngelap meja dan buang sampah
ngelap dan
h tau susa
Lo yang nga
" kata wak
leng-gelen
kalian bertengkar atau kalian langsung saya pecat. Kalian ha
mpang, jadi aku bisa duduk. Si orang nyebelin it
*
bahwa aku harus mengikuti minimal dua organisasi m
rnya, tapi aku tidak yaki
kan Lo bisa bareng
engge
pus," sara
nggele
k komunikasi. Lo kan tau Gw ga
li, karate, silat, tae
Lo kan juga tau gw
ngguk-ang
mong, juga enggak ngeluarin banyak tenaga. Tinggal jepr
juga mahal banget. Gaji semua kerjaan Gw selama tiga bu
begitu lah. Lagian kalau masih baru enggak harus punya
r-pikir
*
ok dengan keadaanku, dan karena aku juga suka melukis. Walaupun lukisan yang sering aku buat ha
Gw, BT deh Gw. Lagian Gw sukanya difoto, bukan sebaliknya. Dah Lo pake aja daripada ng
ebelin itu ternyata mahasiswa di kampus ini juga. Dia seniorku
a Dito. Dito orang yang baik dan enggak sok senior sama mahasiswa-mahasiswa baru. Kata Reva, dia salah satu cowok po
t Ra?" tanya Dito sambil
ya
jadi p
gga
o kan berbakat, lukisan yan
buat hobi aja
nanti bisa punya galeri lukis sendi
kan peralatan lukisku dan membersihkan r
" tanya Tika, teman seangk
dalam laci,
ama, tapi jelas itu tidak mungkin. Aku juga enggak bisa memotong jarak agar lebih dekat. Kalau aku pind
it waktu dan ongkos," kata Reva. Di
at, apalagi kalau macet. Kalau di angk
uruan Lo n
ubunga
ratusan cowok. Dari yang seumuran sampai yang senior. Dari yang naik moto
waktu buat pacaran. Gw lebi
kaya. Lo dapat orangn
t dah
anya n
mpus ini banyak banget deh. Tapi menurut Gw ya, yang palin
i bukan? Terus Dito yang ketu
nganggu
a udah bikin Gw mecahin selusin lebih piring. Ngeselin banget. Udah enggak mau minta maaf, malah dia y
Ngapain, dia kan kaya? Udah gitu yang Gw den
ana G
o enggak pernah lihat Reno
ma Gw yang enggak pernah merhatiin. Ini gara-gara tragedi p
enggak sok kaya. Pantaslah jadi idaman. Eh, apa Gw kerja juga ya di tempa
ra seperti itu kaya la
o enggak nyadar aja. Coba deh Lo da
cuma kuliah dan kerja sambilan. Itu juga kerjaa
ak nyari kerjaa
elum bisa nyari kerjaan tetap. Jadi kerjaan yang kaya gitu yang
Gw kasih tau Lo deh. Lo mau jadi model majalah en
dulu deh. Enggak