icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

War In Life

Bab 3 Sinyal

Jumlah Kata:1675    |    Dirilis Pada: 26/05/2024

etaris Chandra menyodorkan iPad berwarn

e panti asuhan Arunika?" Willy menscroll s

ujar sekreta

kerja keras yang dilakukan. Meski separuh jiwa hilang pergi untuk selamanya. Tetap, perta

to

tangan men

ia

Bibi Yunita dari lua

," tit

ah diperkenankan, dia melangkah maju ke depan meng

a a

pengajian sebentar l

saya akan

unita hendak berbalik badan dan kembali

h Ghea spontan ber

da apa

di m

ia tidak ingin diganggu da

ini," gumam Willy, raut wajah

kan keluar," r

k Tu

n doa bersama untuk mendiang almarhumah istrinya, Airin. Dia telah mengenakan busa

ng tinggi, keluarga bahagia, kini itu semua tak dibutuhkan lagi. Hanya panjatan doa yang

ikan sesegera mungkin," Willy tampak menyisir ramb

retaris Chandra yang b

u ke bawah, saya a

p Tu

*

to

an mengetuk pi

angguku, enyahlah!" teri

g membuka pintu kamar lalu

pengecualian dari mere

ut, hingga tak nampak secercah bagian pun yang terlihat. Melihat anaknya yang bersikap demiki

ly mengambil sebuah jepit rambut panjang dari meja kecil samping kas

. Meski sang Ayah sudah tepat bera

enyukai sikap anak yang senga

ut tebal berwarna ungu muda, warna favoritnya. Dia hanya membuka bagian atas selimu

ea Alexandra Anandyta bakal gini te

t kemudian duduk. Suaranya tampak kesal setelah me

a menyentuh? Kenapa semuanya te

gitu mengerikan sayang. Maksudny

ia ini. Menghabiskan sisa hidupk

h-aneh lagi, kita turun ke b

ap di sini,"

usai, bukan berarti dia menghindar dengan tak ikut hadir mendoakan Bunda bersama yang lain. Ini bukan hanya per

pakaian yang pantas untuk mendoakan Bunda," Wil

rela," tutur gadis itu, dia bahkan me

erhenti. Dia sepertinya

annya karena Bunda, lakukan dengan rasa bersalah karena tak bisa menjadi anak

hadapan makam sang Bunda meminta maaf karena semasa hidup Bunda belum bisa dikatakan sebagai anak

*

ap berbisik ke telinga Ayahnya yang tengah dudu

, tunggu saja,"

gadis itu melangkah menuruni anak tangga rumahnya. Dengan memakai

r akibat kepergian sang Bunda. Berjalan perlahan dengan sedikit menunduk kemudian didatangi para keraba

kuat ya," peluk

pa ke Bude aja ya can

i tenang di

at senyuman. Bukan hanya karena dia risih dengan yang lain hingga tak menangga

il Ayahnya dari seberang tem

anya," ucap gadis itu meninggalkan karib ke

bertengkar dulu

leh sang Ayah. Ingin rasanya Ghea menolak, tapi

rlabuh dipundak adiknya sekali saja untuk menguatkan seperti yang l

sana hati Ghea meradang. Hingga akhirnya hanya

*

ibuk dengan para tamu untuk mempersilakan mer

n. Mereka berjejer di depan meja panjang untuk mengantri parasmanan. Ghea meras

?" Bude Ajeng menahan tangan Ghea y

banget," dengan sedikit gelag

agi ya," tangan Bude menjurung k

munan orang-orang yang memadati rumahnya. Me

in

pesan

inya yang baru menginjak lima anak tangga untuk menuju ke kamar berhenti sejenak. Dia sontak memeriksa benda pip

apun, ibumu tidak me

elah membaca pesan anonim itu. Segudan

Ghea tergesa-gesa m

sedang tidak aktif coba..."

ed..." Dia panggil lagi, tap

lah-olah mencari seseorang. Tubuhnya gemetar, mengingat Bunda tidak memiliki riwayat penyakit apapun, apa itu berarti maksud dari pesan yang beberapa menit

iknya sebelum terjatuh. Melihat wajah sang adik y

sakit

tiba-tiba berubah menatap Galang dengan intens, d

unia ini adalah kamu, kak. Apa mungkin kamu

g. Dan ketika menyadari hal itu, Ghea segera melepaskan tangan sang kakak dari tubuhnya, di

apa sebenarnya tafsir kalimat itu

gadis itu mendengus dingin set

" Ghea melepas kasar tangan kakaknya yang be

an kasar barusan, dia malah ter

menjauh. Pria itu ingin mengejar, apa yang sebenarnya membuat sang adik menatap dirinya dengan tajam. Tatapan itu

buat orang kebingu

s itu terhen

ak perkataan it

u akan bersikap s

pada sumber suara. "Jika tidak menyukaiku pergila

nya cara membua

aja lo nge

ebenarnya k

mereka kian menipis. "Dengarkan b

topeng agar terlihat

adiknya yang mengatakan. Entah setan mana lagi yang merasuki adiknya, sungguh tak ada belas k

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Neraka Dunia2 Bab 2 Nestapa3 Bab 3 Sinyal4 Bab 4 Kilas Balik5 Bab 5 Langkah Baru6 Bab 6 Misteri7 Bab 7 Benalu8 Bab 8 Pertemuan9 Bab 9 Hay 10 Bab 10 Aku dan Kamu11 Bab 11 Anak Panah12 Bab 12 Hutan13 Bab 13 It's Beyond Me14 Bab 14 Dilema15 Bab 15 Buktikan Bukan Kamu Pelakunya16 Bab 16 Sulit Percaya17 Bab 17 Wanita Aneh18 Bab 18 Menuduh Pembunuh19 Bab 19 Meminta Maaf Padanya20 Bab 20 Family Time21 Bab 21 Guyuran Hujan Jadi Saksi22 Bab 22 Tipe Idealku23 Bab 23 Tiket Konser24 Bab 24 Ponsel Sekali Pakai25 Bab 25 Kamu Kembali Za 26 Bab 26 Act Of Service27 Bab 27 Lelaki Buaya28 Bab 28 Kenangan Kita Sangat Indah29 Bab 29 Handphone Sekali Pakai30 Bab 30 Mulai Beraksi31 Bab 31 Aku Butuh Kamu32 Bab 32 Pertengkaran Ayah dan Bunda33 Bab 33 Aksi Bunuh Diri34 Bab 34 Kita Satu Tim35 Bab 35 Mengumpulkan Bukti Kematian36 Bab 36 Pertengkaran Dalam Rumah Tangga37 Bab 37 Misi Luar Biasa38 Bab 38 CEO Perusahaan39 Bab 39 Direksi Hal Mudah40 Bab 40 Pereda Stres41 Bab 41 Tampan Rupawan42 Bab 42 Security43 Bab 43 Dokter Jadi Kunci44 Bab 44 Badan Intelijen Negara45 Bab 45 Cerita Sejarah46 Bab 46 Dokter Bayaran47 Bab 47 Terus Bekerjasama48 Bab 48 Anak Sumber Kekuatan49 Bab 49 Tim Nasional Bulutangkis50 Bab 50 Kekayaan dan Kedudukan51 Bab 51 ASN52 Bab 52 Lelucon Untukmu53 Bab 53 Calon Ibu Tiri54 Bab 54 Handphone Sekali Pakai Aktif55 Bab 55 Pengemudi Handal56 Bab 56 Tempat Mencurigakan57 Bab 57 Pertarungan Sengit58 Bab 58 Fakta Terungkap59 Bab 59 Bukan Sembarang Dokter60 Bab 60 Akhir Hidup Tragis61 Bab 61 Harta, Tahta, Wanita62 Bab 62 Lingkaran Hitam63 Bab 63 Penyesalan Tidak Berguna64 Bab 64 Penyelamat Hidup65 Bab 65 Tempat Pulang66 Bab 66 Penghibur67 Bab 67 Kamu Unik68 Bab 68 Rumah Kamu69 Bab 69 Momen Mesra70 Bab 70 Bandara71 Bab 71 Bukti Cinta72 Bab 72 Satu Tahun Kemudian73 Bab 73 Brengsek74 Bab 74 Membuktikan Keseriusan75 Bab 75 Pengkhianat Kembali76 Bab 76 Berlibur Sendirian