icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
War In Life

War In Life

Penulis: Raline
icon

Bab 1 Neraka Dunia

Jumlah Kata:2313    |    Dirilis Pada: 26/05/2024

a keliatan jelas," Naya menarik lengan Ghea hi

menara Eiffel yang tampak sangat indah juga tinggi, setinggi harapan orang tua pada anaknya.

ena telah lulus S1 pada tiga bulan yang lalu. Hadiah yang teramat besar untuk uk

up cuek dan ceplos ceplos merasa bahagia memiliki Naya yang kalem dan perhatian. Keduanya sudah seperti kakak beradik yang sa

an posenya dengan mata melotot dan tersenyum l

an Ghea tertawa ngakak me

keuh dengan keinginannya. Meski benar apa y

ah iya

a dapatkan. Keduanya terlihat asyik menikmati momen itu, tak ada secuil kesedihan pun ya

gi tiba untuk merevisi. Bahkan Ghea yang hobi tidur terjaga sepanjang malam untuk sebuah benda melelahkan ini , juga Naya yang tak suka kopi te

ggggg

nggilan

," Ghea langsung mencari sumber s

," Ghea sontak menepi sedik

i Yu..."

kecelaka

ak Ghea. Selengkung senyum cerah gadis itu ketika menjawab panggilan dari Bibi Yunita seketika pudar. Kebahagiaan

panik khawatir luar biasa, dia bahkan ber

, Nyonya belum ditemuk

ar kalimat itu. Tatapannya kosong, keramaian yang mengelilingi dia bagai angin

Hatinya hancur remuk menjadi pecahan perca yang berserakan tak menyatu. Matanya terpaksa

Dia tampak bingung dengan keadaan sahabatnya, senyum manis dan tawa ren

n?" tanya Naya bingung dan khawatir

is itu mengatakannya den

y," tatapan kosong terp

ingga membuat orang-orang sekitar menoleh pada mereka, berusaha

temukan," Ghea akhirnya mengung

gan ucapan mengejutkan yan

bagaimana bisa...

atakan apa. Ribuan Kosa kata yang dia

at. Dia berharap setidaknya ini mungkin

ketemu kok," kata Naya seraya mengus

Lirih gadis itu yang tengah menangis sejadi-

jadi, panggilan telepon dari kepala pembantu rumah, sontak menghantam keras hati mereka. Remuk berkeping-keping. Berniat

. Menara Eiffel yang tampak begitu indah membuat setiap mata tak berkedip, saat ini terasa tak be

nrise dengan sorot cahaya matahari pagi hanya menjadi sesuatu yang menghentikan bahagia. Berpasang

ntuk bernapas saja, ras

exandra

*

a? Biar aku pesen

Tatapannya kosong, ternyata bukan gumpalan awan yang dia lihat, melai

, kini tangannya menda

u tersadar dari

pesen apa? Bia

amu aja. Aku e

aha membujuk agar gadis itu mau makan. Tak apa meski hanya satu dua suap

y, nanti aku makan kalau

belum mencapai seperempat abad itu teringat ketika terakhir kali telponan dengan sang Bunda kemarin malam. Waktu itu Bundan

yang?" tanya Bunda le

un setah

unda memasang

i lagi Ghea pulang. Jangan cemberu

keliatan cantik." Selengkung senyum manis terlihat j

p cantik. Ayah aja sampe kesemsem sama Bunda,"

adi percakapan terakhirnya dengan Bunda ataukah sebaliknya? E

kan berjalan baik-baik saja meski tak ada semangat Bunda yang menahan ujian, tak henti-henti berkecamuk d

akan ada usapan tangan lembut Bunda lagi yang menyeka air matanya, mengusap lembut rambutnya, m

ari tadi tak kunjung surut, akhirnya terhenti dengan tidurnya. Melihat sahabatnya telah terl

mudah bagi Naya. Naya tak bisa membayangkan betapa rapuhnya sahabatnya sekarang. Nay

tahu betul bagaimana Bunda begitu menyayangi Ghea hingga tak per

rhatian hingga Naya merasakan kasih sayang seorang Ibu darinya. Perlakuan

ilai raport tujuh puluh lima pada sebuah mata pelajaran saat masih duduk di bangku SMA, hi

unda Airin menasehati Naya untuk berusaha tegar dan tetap berbuat baik kepada kedua orang tuanya, meski mereka sangat

irubah tapi tak mudah bukan? Bagaimana kita harus bakti pada mereka, dari mulai volume suara ketika berbicara dengan mereka yang tidak lebih tinggi dari keduanya. Hal-hal yang terlihat enteng tapi nyatanya tidak. Tapi kamu, dengan memilih diam dan tidak bersilat lidah meski mampu, itu adalah sebuah perjuangan. Naya, nilai

rlakuan orang tuanya terhadap dirinya, tetap tak cukup alasan untuk membenci keduanya. Meski teramat menyakitkan ketika amarah kedu

a tak pernah lepas mendapat telpon dari Bunda. Bunda bertanya Ghea di mana, sedang apa, sudah makan atau belum, hati-hati, kapan pul

a terus bertanya seperti seorang wartawan," ujar Ghe

r. Diluaran sana banyak yang enggak dapet kasih sayang seor

r, tapi kan Bunda men

sih ada jangan ng

kul sumpit Naya yang hendak mengambil sepotong

nak bukannya be

ekali bagaimana Bunda begitu menyayangi putrinya, tak lepas dari ingatan berbagai

Membayangkan mobil yang jatuh ke jurang hingga korban belum ditemukan terasa begitu mustahil untuk selamat. H

*

dut l

Ghea, Willy Bagaskara. Pria paruh baya itu mu

an," bisik Bibi Yunita pada Ayah Ghea yang ten

ru-buru menghadang taksi. Dia langsung mengulurkan tangan tatkala melihat taksi yang melinta

Memberikan arahan, supaya sahabatnya itu mengabarkan pada orang ruma

bakal aku dapat, lebih baik begin

Ghe," pi

gangguk.

ar satu jam lebih. Selama itu juga Ghea dalam m

harap agar hal yang selama ini berkeliaran dalam pikirannya tak terjadi. Naya meli

suatu yang bernama kehilangan. Aku memohon dengan ke Maha Murahan-Mu untuk bersedia mengabulkan doaku. Jika kepada Mu doaku tak terkabulkan maka kepada siapa lagi aku harus memohon? Pikiran kehilangan Bunda tak bisa aku tepis, hal ini terus

edua telapak tangannya pada wajah. Tarikan napas panjang dia lakukan ketika kedu

" Suara Naya

lingkan tangan dari wajahnya. Ternyata yang awal pertama kal

yataan? Mobil taksi yang dia tumpangi bersama Naya berhenti tepat di depan rumah.

uka cita at

Ayu Lest

Setyo

aan pahit menampar dirinya dengan keras, membang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Neraka Dunia2 Bab 2 Nestapa3 Bab 3 Sinyal4 Bab 4 Kilas Balik5 Bab 5 Langkah Baru6 Bab 6 Misteri7 Bab 7 Benalu8 Bab 8 Pertemuan9 Bab 9 Hay 10 Bab 10 Aku dan Kamu11 Bab 11 Anak Panah12 Bab 12 Hutan13 Bab 13 It's Beyond Me14 Bab 14 Dilema15 Bab 15 Buktikan Bukan Kamu Pelakunya16 Bab 16 Sulit Percaya17 Bab 17 Wanita Aneh18 Bab 18 Menuduh Pembunuh19 Bab 19 Meminta Maaf Padanya20 Bab 20 Family Time21 Bab 21 Guyuran Hujan Jadi Saksi22 Bab 22 Tipe Idealku23 Bab 23 Tiket Konser24 Bab 24 Ponsel Sekali Pakai25 Bab 25 Kamu Kembali Za 26 Bab 26 Act Of Service27 Bab 27 Lelaki Buaya28 Bab 28 Kenangan Kita Sangat Indah29 Bab 29 Handphone Sekali Pakai30 Bab 30 Mulai Beraksi31 Bab 31 Aku Butuh Kamu32 Bab 32 Pertengkaran Ayah dan Bunda33 Bab 33 Aksi Bunuh Diri34 Bab 34 Kita Satu Tim35 Bab 35 Mengumpulkan Bukti Kematian36 Bab 36 Pertengkaran Dalam Rumah Tangga37 Bab 37 Misi Luar Biasa38 Bab 38 CEO Perusahaan39 Bab 39 Direksi Hal Mudah40 Bab 40 Pereda Stres41 Bab 41 Tampan Rupawan42 Bab 42 Security43 Bab 43 Dokter Jadi Kunci44 Bab 44 Badan Intelijen Negara45 Bab 45 Cerita Sejarah46 Bab 46 Dokter Bayaran47 Bab 47 Terus Bekerjasama48 Bab 48 Anak Sumber Kekuatan49 Bab 49 Tim Nasional Bulutangkis50 Bab 50 Kekayaan dan Kedudukan51 Bab 51 ASN52 Bab 52 Lelucon Untukmu53 Bab 53 Calon Ibu Tiri54 Bab 54 Handphone Sekali Pakai Aktif55 Bab 55 Pengemudi Handal56 Bab 56 Tempat Mencurigakan57 Bab 57 Pertarungan Sengit58 Bab 58 Fakta Terungkap59 Bab 59 Bukan Sembarang Dokter60 Bab 60 Akhir Hidup Tragis61 Bab 61 Harta, Tahta, Wanita62 Bab 62 Lingkaran Hitam63 Bab 63 Penyesalan Tidak Berguna64 Bab 64 Penyelamat Hidup65 Bab 65 Tempat Pulang66 Bab 66 Penghibur67 Bab 67 Kamu Unik68 Bab 68 Rumah Kamu69 Bab 69 Momen Mesra70 Bab 70 Bandara71 Bab 71 Bukti Cinta72 Bab 72 Satu Tahun Kemudian73 Bab 73 Brengsek74 Bab 74 Membuktikan Keseriusan75 Bab 75 Pengkhianat Kembali76 Bab 76 Berlibur Sendirian