War In Life
a keliatan jelas," Naya menarik lengan Ghea hi
menara Eiffel yang tampak sangat indah juga tinggi, setinggi harapan orang tua pada anaknya.
ena telah lulus S1 pada tiga bulan yang lalu. Hadiah yang teramat besar untuk uk
up cuek dan ceplos ceplos merasa bahagia memiliki Naya yang kalem dan perhatian. Keduanya sudah seperti kakak beradik yang sa
an posenya dengan mata melotot dan tersenyum l
an Ghea tertawa ngakak me
keuh dengan keinginannya. Meski benar apa y
ah iya
a dapatkan. Keduanya terlihat asyik menikmati momen itu, tak ada secuil kesedihan pun ya
gi tiba untuk merevisi. Bahkan Ghea yang hobi tidur terjaga sepanjang malam untuk sebuah benda melelahkan ini , juga Naya yang tak suka kopi te
ggggg
nggilan
," Ghea langsung mencari sumber s
," Ghea sontak menepi sedik
i Yu..."
kecelaka
ak Ghea. Selengkung senyum cerah gadis itu ketika menjawab panggilan dari Bibi Yunita seketika pudar. Kebahagiaan
panik khawatir luar biasa, dia bahkan ber
, Nyonya belum ditemuk
ar kalimat itu. Tatapannya kosong, keramaian yang mengelilingi dia bagai angin
Hatinya hancur remuk menjadi pecahan perca yang berserakan tak menyatu. Matanya terpaksa
Dia tampak bingung dengan keadaan sahabatnya, senyum manis dan tawa ren
n?" tanya Naya bingung dan khawatir
is itu mengatakannya den
y," tatapan kosong terp
ingga membuat orang-orang sekitar menoleh pada mereka, berusaha
temukan," Ghea akhirnya mengung
gan ucapan mengejutkan yan
bagaimana bisa...
atakan apa. Ribuan Kosa kata yang dia
at. Dia berharap setidaknya ini mungkin
ketemu kok," kata Naya seraya mengus
Lirih gadis itu yang tengah menangis sejadi-
jadi, panggilan telepon dari kepala pembantu rumah, sontak menghantam keras hati mereka. Remuk berkeping-keping. Berniat
. Menara Eiffel yang tampak begitu indah membuat setiap mata tak berkedip, saat ini terasa tak be
nrise dengan sorot cahaya matahari pagi hanya menjadi sesuatu yang menghentikan bahagia. Berpasang
ntuk bernapas saja, ras
exandra
*
a? Biar aku pesen
Tatapannya kosong, ternyata bukan gumpalan awan yang dia lihat, melai
, kini tangannya menda
u tersadar dari
pesen apa? Bia
amu aja. Aku e
aha membujuk agar gadis itu mau makan. Tak apa meski hanya satu dua suap
y, nanti aku makan kalau
belum mencapai seperempat abad itu teringat ketika terakhir kali telponan dengan sang Bunda kemarin malam. Waktu itu Bundan
yang?" tanya Bunda le
un setah
unda memasang
i lagi Ghea pulang. Jangan cemberu
keliatan cantik." Selengkung senyum manis terlihat j
p cantik. Ayah aja sampe kesemsem sama Bunda,"
adi percakapan terakhirnya dengan Bunda ataukah sebaliknya? E
kan berjalan baik-baik saja meski tak ada semangat Bunda yang menahan ujian, tak henti-henti berkecamuk d
akan ada usapan tangan lembut Bunda lagi yang menyeka air matanya, mengusap lembut rambutnya, m
ari tadi tak kunjung surut, akhirnya terhenti dengan tidurnya. Melihat sahabatnya telah terl
mudah bagi Naya. Naya tak bisa membayangkan betapa rapuhnya sahabatnya sekarang. Nay
tahu betul bagaimana Bunda begitu menyayangi Ghea hingga tak per
rhatian hingga Naya merasakan kasih sayang seorang Ibu darinya. Perlakuan
ilai raport tujuh puluh lima pada sebuah mata pelajaran saat masih duduk di bangku SMA, hi
unda Airin menasehati Naya untuk berusaha tegar dan tetap berbuat baik kepada kedua orang tuanya, meski mereka sangat
irubah tapi tak mudah bukan? Bagaimana kita harus bakti pada mereka, dari mulai volume suara ketika berbicara dengan mereka yang tidak lebih tinggi dari keduanya. Hal-hal yang terlihat enteng tapi nyatanya tidak. Tapi kamu, dengan memilih diam dan tidak bersilat lidah meski mampu, itu adalah sebuah perjuangan. Naya, nilai
rlakuan orang tuanya terhadap dirinya, tetap tak cukup alasan untuk membenci keduanya. Meski teramat menyakitkan ketika amarah kedu
a tak pernah lepas mendapat telpon dari Bunda. Bunda bertanya Ghea di mana, sedang apa, sudah makan atau belum, hati-hati, kapan pul
a terus bertanya seperti seorang wartawan," ujar Ghe
r. Diluaran sana banyak yang enggak dapet kasih sayang seor
r, tapi kan Bunda men
sih ada jangan ng
kul sumpit Naya yang hendak mengambil sepotong
nak bukannya be
ekali bagaimana Bunda begitu menyayangi putrinya, tak lepas dari ingatan berbagai
Membayangkan mobil yang jatuh ke jurang hingga korban belum ditemukan terasa begitu mustahil untuk selamat. H
*
dut l
Ghea, Willy Bagaskara. Pria paruh baya itu mu
an," bisik Bibi Yunita pada Ayah Ghea yang ten
ru-buru menghadang taksi. Dia langsung mengulurkan tangan tatkala melihat taksi yang melinta
Memberikan arahan, supaya sahabatnya itu mengabarkan pada orang ruma
bakal aku dapat, lebih baik begin
Ghe," pi
gangguk.
ar satu jam lebih. Selama itu juga Ghea dalam m
harap agar hal yang selama ini berkeliaran dalam pikirannya tak terjadi. Naya meli
suatu yang bernama kehilangan. Aku memohon dengan ke Maha Murahan-Mu untuk bersedia mengabulkan doaku. Jika kepada Mu doaku tak terkabulkan maka kepada siapa lagi aku harus memohon? Pikiran kehilangan Bunda tak bisa aku tepis, hal ini terus
edua telapak tangannya pada wajah. Tarikan napas panjang dia lakukan ketika kedu
" Suara Naya
lingkan tangan dari wajahnya. Ternyata yang awal pertama kal
yataan? Mobil taksi yang dia tumpangi bersama Naya berhenti tepat di depan rumah.
uka cita at
Ayu Lest
Setyo
aan pahit menampar dirinya dengan keras, membang