Kisah Aku & Dia
t, ca
an campur aduk. Cemas sudah pasti,
i tengah pasar, berputar-putar, dan menghadapi
rkekeh-kekeh saja, seolah-olah semua hal yang sedang terjadi sekarang ini
berhasil keluar dari pasar itu dengan
ndisi pasar itu memudahkan kami untuk menghinda
erapa jauh lagi dari
ke rumah el
ng sesak, perut yang terasa kram, dan rusuk yang bernyut
mi saling pandang, dan dia terkek
n!" u
sek lu!
saja terta
naiki sepeda motornya yang sudah butut, di
yanya. "Padahal Ayah mo
embari merangkul bahuku. "Aku
tetap saja terkekeh menangg
dah," bal
nyaku dengan napas yang m
ahu aj
ustru temannya, yang jelas, selalu saja percakapan di antara
ebal
kejap kemudian, ayahku tel
rumahku dengan terlebih dahulu melepaska
kang sembari melepaskan sepat
itu hanya tertawa-
, R
a-gara dia aku terpaksa lari selama beberapa
paskan tubuhnya di sofa panjang di ru
engan tangan berada di pinggang dan men
eolah tak berdos
gue, habis semua basah. Semu
tawa saja, bahkan dengan santai dia merebahkan punggungnya di sofa panjan
katanya, lagi.
L
anyak selain meninggalkan Da
pikir aku ini pelayannya, begitukah? Main suruh begitu aja, in
sar anak o
amuala
ikumus
suara seorang wanita yang memasuki rumah dan disambut oleh Dama
habis ngapain, k
, biasalah, h