Janji
i mungkin Dewi. Dewi hanya bisa melihat dari jendela bagaimana teman-temannya berlarian ke sawah dengan gembira. Tapi, dia m
alu ditunggu di luar oleh mbok embannya, sehingga ketika pulang, d
ngan bapaknya, yang berkumis tebal, membawa tongkat ke mana-mana dan tak pernah ragu un
ia masih kecil. Dia hanya hidup berdua dengan mbok embannya setiap hari. Bapaknya sel
rang-orang memanen padi dan kadang pada malam harinya ada api unggun di sawah itu hingga pagi. Dewi tahu dari ceri
usut air
*
mbuat warganya terbiasa hidup sulit. Hampir semua warganya adalah orang yang serba kekurangan. Kebanyakan b
Mereka akan membawa keluarga mereka untuk membantu panen, atau membantu
k dan menyiapkan persiapan syukuran panen pada malam harinya. Kadang juga mereka menyiapkan ber
i tapi Dewi tetap sepi. Dia tidak diperbolehkan membantu, tidak diperbolehkan bermain, tidak dipe
rjalan melewati rumahnya, atau suara ibu-ibu yang mengobrol asyik di dapur rumahnya. B
kamarnya, mengint
t dan malu. Tidak ada jawaban. Mungkin mbok Jum
. Dia keluar kamar dengan hati-hati. Tidak ada orang di ru
ke dapur. Dia takut ketahuan m
lapar. Dewi bisa mencium bau wajik, bau daging empal dan nasi liwet yang sebent
putri! Mau ke
ng. Salah satu embannya berdiri di belakan
mbok Jum,"
tu meng
ng. Oh, iya! Ndara putri lapar, njih? Sekedap saya siapkan! Ndara putri duduk dulu di
. Dia duduk
diletakka
kke sing iki, ya! (Di dalam situ,
, m
men
pernah dilihatnya. Dia tidak berkedip. Dia merasakan s
*
mandheg! (Mar! Ayo! K
engangguk pada seorang gadis yang duduk di meja makan dengan rapi. Rambut gadis itu panjang dikepang dua. Gadis memakai kemeja warna putih yang sangat halus dan rok
duk dalam-dalam. Jantungnya berdebar kencang tak terkira.
*
bih banyak makanan ke rumah ndara Kamawijaya. Dia mengangkat berbagai macam pesan
sekali, sehingga ndara Kamawijaya mengadakan acara besar-besaran. Menurut Ammar acara ini bukannya untuk bersedekah atau membantu warga Parak, ndara K
dilihatnya tadi. Cantik se
Ammar geli
itu hampir sama seperti gambar gadis C
*
mangu di
a adalah gambaran tokoh pria yang dibayangkan Dewi ketika membaca kisah-kisah romant
Dewi dalam mimpinya, mimpi seorang g
akan datang ke rumahnya lagi hari ini, oleh karena itu Dewi bersiap di ruang makan
ah Dewi. Dia memasukkan barang-barang lagi ke rumah Dewi. Kali ini Dewi
*
Ammar membalas senyum itu dengan hati yang penuh harap. Ammar b
sai. Dia belum tentu bisa ke rumah ndara Kamawijaya lagi beso
t dan tak menyangka Ammar akan berdiri di depannya. Mereka be
melihat a
yesal, kenapa dia menanyakan hal bodoh seperti itu. Am
aku
ny
ban sang gadis cantik. Ammar mendongak m
mput jam tujuh," kata Ammar dengam cepa
guk sambil tersen
bersemangat. Ammar mengangguk dia segera berlalu dari rua
*
ap sejak sore tadi. Dia memakai satu-satunya baju terbaik
Mau ke mana, Mar?)" Tan
, Mbok!" Jawab Amm
e lak ming sarungan, to, Mar? (Orang cuma mau nonton api unggun, k
r te
, Mbok! (Siapa tahu ada yang mau sam
a terbahak-bahak, menaha
amawijaya untuk menjenout gadis cantik tadi. Jantungnya b
*
pembantu pria di depan rumahnya, mereka mengangkat berbagai macam
r di dukuh Parak itu. Dia sering melihat kesibukan seperti ini. Sebenta
antik itu dari balik jendela kamarnya. Ammar
itu berlalu. Gadis itu telah siap. Malam ini dia memakai kemeja war
sung naik di boncengan sepeda Ammar dan Ammar lan
*
ng oleh pria selain jong*snya. Dia tersenyum bahagia. Dia ham
mamu?" Ta
ma ndara putri si
awab Dewi, "Kamu kerja untuk
, Nd
terme
a! Aku sebenarnya tidak suka
dak memanggil anak ndara Kama
r akhirnya, setelah dia
dak suka dipanggil nd
wajah Dewi yang mencebik dan
u akan mencobany
gia. Dia merasa begitu nyaman d
*
unggun agak jauh dari kerumunan orang banyak. Mereka bersem
a melihat orang lain menjalani hidup mereka yang berbeda dengan kehidupannya. Dan dia begitu bahagia bisa pergi bersama seor
Ammar. Dia agak kikuk harus me
elas tahun. Ma
eh ndaranya. Dia menelan ludah
ersipu. Ammar menelan ludah, melihat wajah mero
pada Dewi, mungkin karena Ammar b
ri, dia tidak pernah berharap setitik pun ak
ngah sawah yang telah dipanen. Mereka saling berbincang tentang segala hal sampai lupa wakt
*
m dia memboncengkan Dewi Karunyan, anak ndara Kamawijaya, bolak balik tanpa ketahuan sama sekali. Dia m
u indah di tengah sulitnya hidup di dusun Parak. Di
akan melanjutkan memanen hari ini, dan membaya
a Am
Keluar
nak bej
mm
mm
-teriakan marah memanggil Am
ngenai tubuhnya. Pukulan itu membuat Ammar limbung, pandangannya berkunang-kunang dan telinganya berdenging. Dia lamat-lamat mendengar teriakan m
p. Ammar merasa aneh.
Tapi dia hanya bisa memi
ketika dia melihat api meny
ahn
t besar membumbung tinggi di gelapnya fa
mendengar suara jeritan dan
tubuhnya diseret dengan cepa
a bejat sepertimu!" Sebuah
g lihat hukumanmu! Buka matamu!" Suara itu mendesis di
paksa di depan matanya. Ammar berusaha memberontak ingin menolong keluargany
enghilangkan gambaran mengerikan itu. Tapi tiba-tiba ada tangan perka
a sama sekali tak berdaya, bahkan d
tertawa itu. Mereka adalah jong*s ndoro Kamawijaya, bahkan
i dia keliru. Api itu menyala sangat besar, dan ributnya orang-orang yang berlarian
ekati Ammar. D
a beberapa kali untuk
kukan kemarin tidak ada yan
genali suara itu.
ri kamu sudah mendekati Dewi. A
Aku tidak rela!" Teriak ndara Kamawijaya di teli
kotormu itu pada Dewi! Dan kamu... kalian semua harus menanggung
r, sudah rusak, sudah tidak ada harganya! Apakah kamu masih mengingi
an sambil menangis, bahkan pingsan. Melihat itu Ammar begitu mual. Dia membayangkan seperti
mar!" Teriak ndara Kamawijaya setelah
ra Kamawijaya keras
-benar tak berdaya, dan sekali lagi matanya dibuka paksa untuk me
*
asap, kabut, debu dan abu bekas pembakaran ruma
ran wayang kulit kini begitu tintrim begitu sepi, tenang dalam artia
*