Salsa Meguno
samar-samar. Tak ada seorang pun yang tahu tentang penangkapan bayi raksasa yang masih hidup, selain S
pa disadari, ia meneteskan air mata dan segera kering oleh terik matahari yang meny
dahi dan berucap dalam hati, 'Aku bisa melihat, kalau kau punya banyak rahasia, gadis rambut biru. Apa yang kau sembunyikan?
adakah yang mau perdamaian di dunia ini. Apa yang mereka pikirkan? Selalu teriak dan bersorak damai, tetapi tidak
sa kembali memandang ke depan. Ia memotong Bu guru Diana yang sedang ber
na di sampingnya. Bu guru Diana memberikan izin dan meminta
gga siswanya berhenti menyusul Salsa. "Akito, apa kau juga mau ke toilet?" tanya Bu guru Diana, dengan senyuman
tingkah, memutar bola mata dan melanjutkan, "
gugup dan malu di hadapan para siswa serta para prajurit. Akito memandang Ketua Jimmy yang sedang fokus menatap ke tempat lain dan meng
ut biru yang tadi
ngkin dia menggunakan pintu belakang. Atau karena bantuan dari orang yang penting. Lagi pula, Jenderal Meguno adalah ayahnya. Siapapun
arisan depannya. Para siswa kemudian dibubarkan dan dipimpin menjadi beberapa t
mau mendekati mereka. Namun, seorang gadis rambut merah menghalangi jalannya dan menatap laki-laki itu
ahan kepercayaannya, "Kau tinggal di s
ai
kerja. Menaiki kereta kuda dengan kuda putih dan hitam. Memadati sekitar jalan
l masalah dengan para keluarga bangsawan dan orang kaya jika melewati jalan utama. Walaupun bukan mereka ya
at masalah, makanya mereka diterima di Negara Antartika. Sedangkan orang-orang kaya, mereka adalah umat manusia itu sendiri. Orang kaya menyatakan
nan yang berbatuan membuat roda dan kereta berjalan bergoyang-goyang dan gadis rambut merah itu meng
"Andaikan kusir itu lebih pelan. Gambark
ereka tersingkir karena Akito tidak bisa melakukannya. Akito berpura-pura tidak mendengar dan meliha
dang rusak. Dia juga sedang mencarikan kita jalan yang mulus dan rata. Aku yakin itu. Maka dari itu
orang-orang miskin itu, ya?!" Kedua gadis itu tercengang, Mumu memalingkan wajah meng
ku bekerja keras dengan hasil keringat sendiri untuk menghidupi keluargaku. Tetapi kalian para anak muda, hanya menikmati hasil keringat orang tua. Karena
enyum, berbicara dengan rendah, "Jangan dengarkan mereka, mengerti?"
ang dan melewati halaman yang luas. Kereta kuda pun berhenti di depan sebuah rumah yang terlihat mewa
ntuk melihat nama yang terpajang di
RSAM