icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

KUTEBUS TALAKKU

Bab 2 KERAS KEPALA

Jumlah Kata:2552    |    Dirilis Pada: 31/03/2024

matanya dan di taruh di sebelahnya. Dr. Anton bersandar dan memandang pasien di depannya. Salah seorang pri

n. Jika terus di biarkan ... Bisa mendatangkan bahaya yang lainnya nanti." Kata Dr.

enjak setahun terakhir ini, kenapa bisa semakin menurun ...?" Pertanyaan Dr.Anton lagi, kali ini lebih serius. Mereka hanya bertemu setiap 6 bulan sekali, tidak terlalu sering karena

a di turunkan perlahan setelah memeriksa tekanan darah. Sangat jelas otot di tangannya yang sangat ketara. Dia masih aktif melakukan

ah kecil lagi Tuan Raqeef." Balas Dr.Anton sea

m. "Saya masih

dan memandang pria itu. "You need somebody to

g. Tidak menyangka itu n

f. Saya hanya turun sedik

iasaan makan Tuan

e, jika tidak orang tua saya mana mungkin mengizinkan saya pindah keluar. Tapi masalahnya.... Saya harus masak sendiri dan saya

elewatkan mak

menga

ang kerja juga sudah lambat. Akhirnya tidak cukup zat dan nutrisi. Seperti yang saya sarankan s

erfek saran yang pertama. Karena saya sudah mencoba m

ih..?" Dr.Anton tertawa ringan sehingga m

angan berbelit belit. Kita sedang

on anton menyembunyikan senyumnya. Raqeef ad

ketemu dengan saya lagi. Saya mau melihat perkembangan Tuan saa

a-tiba..?" Raqeef mengernyitkan kening. Sudah lama dia b

ak minum lagi. Karena Tuan membayangkan gelas itu di pa

sangat haus. Tetapi dia tidak mam

ia tidak makan di luar atau restoran. Bahkan ... dia sanggup menahan lapar...dan kadang kadang kelaparan. Ketika dia berusia 20 tahun barulah dia menemui dokter spesialis dan di rujuk ke pisik

ratur dan tepat waktu. Tuan hanya tidak bisa makan makanan di luar. Sebelumnya Bu Ajeng yang menyediakan makanan untuk Tuan dari dulu. Sekarang jika Tuan ingin mand

af dokter untuk makan siang hari

udah kenal dengan sikap anak laki-laki

ef langsung bergegas bangun dan m

a!!" Dr.Anton sempat berpesan lalu Raqee

mengeluh sambil me

*

nch Meeting di Grand Hotel." Daus, Asisten Pribadi pria itu, mengulurkan amplop cokl

erti biasa, beri alasan kalau kita su

erintah bosnya. Saat itu juga terdengar perutnya berke

Raqeef sambil membalik ba

u berhenti d

bisa makan roti." Daus mengetapkan

h makan dengan orang perwak

gan seperti itu, Bos enggak ma

k Daus bisa hantar saya ke kanto

k, B

ebih banyak diam. Hanya ngomong masalah yang penting penting sa

akhir kali dia makan saat makan malam pada pukul 8.00 malam. Dia tidak sempat membuat sarapan pagi karena harus meng

s karena tubuhnya t

*

saja pulang dari Thailand, dia bilang sekarang memang banyak orang berli

ng nomer 1 iya." Canda suamin

ya saja. Enggak mengikuti selera kita. Bersemangat mencoba masakan ini itu, seperti mau jadi koki sa

Imelda sambil melirik Indah. Tangannya yang sedang menulis di kertas put

kan selalu bisa pergi berlibur bersama keluarga. Semua orang sibuk." Sandra

nya terasa seperti orang asing. Ya, dia seperti pembantu saja dirumah itu. Tetapi, Indah sudah tidak meras

nya tidak pernah selesai dari pagi hingga kemalam. Mungkin ini nasib perempuan yang tidak bekerja sepertinya? Di pandang rendah dan seperti tidak

dan terasa kakinya pegel karena duduk terlalu lama. Dia masih mendengar gelak tawa ahli keluarga itu di ruang tamu lantai

good n

ri berada di dalam kamarnya dan

g..? Aku enggak t

p layar ponselnya. Dia sedang bersiap untuk mandi. H

alam rumah ini ? Hanya

bir. "Aku suka memas

amu. Sudahlah. Aku mau pergi mandi."

n perjalanan

ah, saat mendengar pertanya

aku harus minta izi

ak ada tiket untuk aku ? Dan

alau pencuri masuk bagaimana..?" Hairi mulai meninggikan suara. S

ripada aku ? Saya di tinggal sendirian... " Indah

kan ? Selama ini kau kan yan

antu keluarga ini juga. Tapi kenapa saya di anggap seperti orang asing. Seperti pembantu..?!" Indah menahan su

an seperti permaisuri ? Hakikatnya, apa apa pun kamu enggak bisa ngasih kepada aku. Anak juga kamu enggak bisa kasih. Aku bertahan sama kamu ini ju

lagi, Hairi langsung masuk ke kamar mandi

nnya lagi. Air matanya jatuh juga walaupun ditahannya. Genggaman tang

sering berkata seperti itu tanpa melakukan pemeriksaan. Dia sudah mengajak Hairi pergi untuk menjalani tes kesuburan t

a sangat amat bersyukur karena belum di karuniai anak. Apa lagi

untuk mengadu dan berlindung. Dia anak yatim yang di besarkan oleh kake dan neneknya. Ketik

sudah tidak perduli dengan hidupnya lagi. Indah sadar, hanya rumah S

*

a penuh dengan ke khawatiran dan nafasnya naik turun ketika berjalan dengan cepat

.?!" Tanya Ajeng dengan tegas.

ena matanya takut bertentan

en telpon saya karena dia merasa tidak sehat. Mungkin lambungnya kambuh. Saat saya sampai k

issshhh anak keras kepala ini !!" Marah Ajeng , sebenarnya dia marah sama ana

masuk se

watir karena Raqeef sudah berpesan supaya jangan memberi tahukan kepada Ajeng. Teta

menuju ranjang pasien. Dia melihat anak

a harus pindah keluar kalau enggak bisa

eef membuka m

tanya dan lantas men

mamah

ah ..." Raqeef bangun untuk duduk. Ajen

t dia. Ini masalah serius, Qeef. Sampai bisa pingsan sendirian di ru

ef mengeluh sedikit sak

k ke rumah keluarga kita. Mamah sudah tidak mau menden

nekat. Tidak mungkin dia kembali lagi kerumah itu.

membuat Qeef nekat banget mau keluar

t's all mamah." Raqeef menyimpan ra

ndah lagi kerumah, cepat cari

f bertambah stres, k

nya masih muda. Umur juga sudah 32 tahun." Ajeng sadar

a sudah naik ? Bukan mudah untuk meng

Raqeef menekan su

tiba membesa

Qeef. Enggak mungkin Qeef ju

ng ini..?" Ibu Linda semakin khawatir saat

merah padam. Apa lagi

ti mamah tidak mau yang papah tau kan

, belum gila lagi. Papah pas

u. Qeef akan menyelesaikan masalah Q

h akan paksa Qeef pindah balik ke rumah. Dan mamah ak

ngguk saja supaya

qeef kembali berbaring

..." Keluh Ajeng, la

AMBU

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka