KUTEBUS TALAKKU
tu telah pulang. Riuh gemuruh di ruang lantai bawah dengan suara gelak tawa mereka. Kemud
belakanginya. Tangan Hairi terhulur menarik handuk ber
n sakit hati yang bercampur aduk. Namun dia harus menahan peras
ngkap dan langsung mendekati Inda
masih belum
atinya semakin membara. Sayang? Rasanya
kalau aku bawa kamu, yang lain pasti gak
u aku tidak suka, sudah lama aku racun
melepaskan marah
gga dia tidak mampu mengawal rasa kagetnya
jah suaminya saat itu seperti minta di tampar. Hairi memang begitu ! Setelah membuat s
Tapi, apa yang kamu fikirkan bisabisanya pinjam dengan rentenir
ngan Indah namun sempat
di perusahaan pinjaman yang legal. Hanya
aku dengarkan omongan kamu. Kamu tidak mau kalau aku bekerja, suruh aku duduk di rumah saja, aku turutin semua itu. Tapi, sedi
elama ini ? Ingat, kamu sudah tidak punya siapa siapa. Kamu
kamu gadaikan, untuk mobil kamu, kamu sendiri senang senang sana sini sendiri. Aku ini ka
ngkit ini dan itu. Kamu semakin enggak menghormati aku!" Hairi mulai meninggikan suara niatnya pada
n dan tubuh yang sangat sempurna. Langsung dan tinggi semampai kulit yang putih dan rambut yang lurus dan hitam alam
a Indah mulai berani meninggikan suara. Bahkan, dia semakin sulit untuk mengawal Indah. Per
an dengan kamu besok. Sekarang aku mau tidur." Kata Indah l
al dengan sikap Indah. Jika mengikuti hati,
berbincang dengan Hairi yang sedang siap siap untuk ke kantor. Indah ne
a kamu." Kata Indah sambil melih
mu enggak puas hati
ekerja, mu
ang sedang memakai dasi itu. Dia menoleh ke ara
omong apa
sita bank seperti rumah yang di ujung itu. Jika mak tau memang kamu akan kena mas
jangan coba coba
salkan aku boleh kerja. Aku sudah puas Hairi, menjadi hamba di dalam rumah ini. Aku juga ada ijazah, bahkan peringkat p
ang berijazah di luar sana, bukan kamu sendiri sa
hidup seperti ini ? Kakak kamu juga senang karena istri dia juga bekerja. Kamu tidak memperbolehkan aku bekerja selama ini karena mak
Indah sadar ! Tetapi hanya itu satu-satunya cara untuk mencari jalan keluar. Dia akan tep
, dia buntu. Namun apa yang di p
pat kerj
ng ma
nis. "Berapa rib
kepada rentenir itu." Indah memamerkan waj
ngetapka
api sampai habis bayar hutang saja.
g. Lagi juga dia tidak perduli dengan waktu, yang terpenting sekarang adalah perse
kamu sudah mengizinkan saya bekerja. Jadi, mereka tidak
ah. Aku suruh kamu berhenti
nafas panjang. Dia tau Hairi tidak
dulu... Aku enggak pernah bikin masalah. Namun,
rasa marah ketika wanita itu dengan santai
udah lama aku buang kamu." Hairi kesel, dan d
*
na dengan lantang bersuara saat adik iparny
uarga. Mereka baru selesai makan malam, tiba-tiba Indah me
dah untuk bekerja, Mak." Kata
i ruangan itu. Dia sudah gelisah karena tidak ada siapa
a. Tiba-tiba saja mau kerja. Mendadak seperti i
ke sekolah penitipan anak
a !" Aina sudah seperti ma
nangkan istrinya walaupun di
i Indah. Kamu fikir mudah kah kita m
Jawab Indah, seluruh ahli keluarga
hari saja. Bukannya dia pernah bekerja pun."
merasa puas hati dan memoho
yang ketika itu melihat wajah
idak mau lagi perduli sama kamu. Kononnya mau cerai sama Hairi. Setelah itu kau datang kembali kerumah ini. K
. Bahagialah kamu kan, Indah. Melihat anak anak mak k
kerja jika Mbak Imel juga boleh kerja. Lagian Hairi juga sudah mengizink
u di terima di kantin mana..?" Sandra sempat juga mengejek Indah. Sebenarnya d
kearah yang lain melihat A
tik. Cukuplah hanya itu saja ya
berihtiar ke apa ke untuk memiliki anak. Tiba-tiba mau ker
erduli, dia bukan memilih untuk bekerja karena semata mata mau mengejar
*
tuk membeli barang barang tersebut di beri oleh Raqeef melalui transfer ke rekeningnya. Indah menolak ketika pria itu mau memberikannya kartu kr
ngunan tinggi di depannya
qeef. Namun, kasian bagaimana bisa ada pen
e lantai 15 ketika pintu lif terbuka dia ke
mah terbuka lalu Indah melangkah masuk. Indah menyimpan sepat
tamu apartemen Raqeef yang sangat minimalis. Laki-
tintasnya sudah berbeda. Rasa sesak di dada dan lemas sa
keadaan dapur laki-laki itu sangat modern. Se
ian semua wanita..
.. ti
lihat nomor yang tidak di simpan di layar ponsel. D
udah sa
ya. "Ya, tepat jam 9.00 pagi. Saya pergi
a berjalan lancar. Mbak bisa
melangkah menuju ke ruang tam
l, mbak boleh pakai kamar it
i-laki itu tidak melihatnya. Dia mendorong daur pintu k
n akan pake kamar ini untuk sholat s
anan untuk Mbak bekerja. Jadi, tolong s
mencoba. Bapak ada requ
. anyt
a saya ada baca komen
at.
.?" Indah menahan tertawanya. "
Indah menanti re
baca komen
hari ini bapak akan makan nasi
, pl
*
nunjukkan pukul 8.00 malam ketika itu. Raqeef sampai di dapur dan me
ng tadi. Nasib baik tidak ada siapapun yang melihat dia makan siang tadi ketika
lalu membuka tutup saji. Dia melihat satu not yang di letakka
hroom soup with garlic bread untuk hidangan
lan sambil melihat h
ku ini gem
ngan di atas meja itu. Raqeef
*
k ? Semua orang kelapara
rambutnya setelah selesai
ri datang dan langsung menari In
dang wajah
mau makan? Ayo kita keluar makan. Kenapa aku harus memasak untuk
ja, tetapi bukan kamu seenaknya
kamu memperlakukan aku seperti hamba untuk seluruh keluarga kamu. Baiklah, aku
ni..?!" Hairi langsung menangkap pergel
Hairi!!" Je
dah lama enggak kena pukul kan ! Karena itu k
!" Indah m
k semua orang ! Atau kau mau a
langkah. Hairi bukan manusia yang berfikir waras. Bukan mudah untuk melepa