KUTEBUS TALAKKU
AK
a langsung memegang dada, karena jantungnya berdetak hebat. Dia terlelap rupanya, hanya di
tiupan angin dari luar jendela. Mata yang bundar itu sekali lagi melihat ke arah luar jendela, melihat awan yang mendung dan tiupan angin yang sedikit kencang. Sepertinya hujan akan segera tur
a ini ?! Berapa lama
Dia menarik daun jendela dan menutupnya rapat. Indah mencapai keranjang baju di be
ang yang sama. Ya, dia juga harus melipat baju baju itu dan mengasingkan kepada pemiliknya masing-masing. Sete
di depan kulkas yang terbuka. Semua barang tersusun dan tersimpan rapih. Matanya terkunci pada bungkusan pasta di
rcelain berwarna putih dan menaruh spaghetti yang sudah di masak ke atasnya. Lengkap dengan hiasan untuk meningkatkan hasil yang lebih
l
Foto hidangan itu cantik di pandangannya. Secarik kebahagiaa
i derum mesin mobil memasuki halaman rumah. Pasti ahli keluarga rumah ini baru pulang kerja. Dan
dah siap ..?" Aina langs
hanya terdiam dan kaku. Men
ita ini lapar tau. Seharian beke
anya tidur saja kerjaannya " Suami Aina, Arman iku
run dari lantai atas ketika mend
men pemerintah. Mereka memiliki seorang anak laki-laki bernama Donny. Sedangkan anak keduanya Aina, bekerja sebagai dosen di uni
m pulang. Bekerja di sebuah perusahaan besar
di rumah warisan merupakan banglo lama peninggalan ayah mertuanya. Suaminya juga sudah meninggal dua tahun yang lalu. Te
api
itkan mata di rumah itu
aghetti saja. Sudahma kita semua yang bayar tagihan di dalam rumah ini. Pajak lah
h, dan memamerkan
n kau, kami ini tidak sempat untuk mengurus Nana dan Nunu." Kata Arman dengan l
Entah kenapa rasa di permalukan membuat keyakinan dirinya menurun hingga merasa ber
k menjemput si kembar. Terus kau tinggal di rumah ini hanya mau tumpang kaki saja menjadi putri..?
ini kita keluar makan. Mak juga tidak ada selera mau makan pasta. Fikirnya kita Nana da
makan semua ini sendiri." Kata Aina sambil melangkah
gin berkata sesuatu tetapi melihat ibu mertua
ang mau makan nasi malam ini." Luah Indah pelan.
anya dulu ke semua orang mau makan apa. Baru 10 jenis kau mau bikin. Tinggal di rumah bukannya kerja capek pun." San
terbiasa dengan sindiran seperti itu 5 tahun lamanya. Tinggal di rumah tidak