Cathleen secret
tidak ada yang terbangun. Dia merasa seperti seorang pencuri di rumahnya sendiri, dan dia tidak bisa menahan rasa gugup yang memenuhi hatiny
engigit bibir bawahnya, merasa gugup dan takut. Dia berjalan perlahan menuju kamarnya, berusaha sebisa mungkin untuk tidak mem
karena cahaya. Cathleen merasa hatinya berdebar-debar saat melihat sang mommy berjalan ke
bunya, suaranya lembut
erusaha sebisa mungkin untuk tidak terdengar gugup. Dia berjalan mengh
ia. "Sudah puas bersenang-senang hingga lupa jam pulang, hm?" tanyanya
ia merasa begitu dicintai dan dihargai. Dia tahu bahwa sang mo
b Cathleen dengan antusias membuat Mommy Alena terkekeh ringan. Bukan rahasia lagi bagi
ommy malam ini ng
an Kak Kara dan mommy tau, aku berha
el hidung mancung Cathleen dengan lembut. Seketika gadis itu menyengir memamerkan gigi putihnya di h
u menyanyangi mommy," katanya lagi memeluk Alena dari samping sehingga m
nya bergumam menjawab
mau ikut mommy pula
da, wanita itu terpaksa pindah dinas ke kota sang ibu supaya lebih leluasa menjaga wanita yang telah melahirkannya. Alena telah m
ia juga tahu bahwa Cathleen membutuhkannya. Dia merasa terpecah antara keingina
ikut dengan mommy?" tanya Alena, menc
eguhan. "Aku ingin tetap di sini, Mom. Aku ingin melihat Kak
yang kuat dan independen. Dia tahu bahwa Cathleen bisa menjaga di
kamu akan merawat dirimu sendiri dan tidak melakukan hal-hal
kepastian. "Aku berjanji, Mom," ucapnya,
Vienna bakal nyuruh mommy jemput aku di sini," ulang Cathleen lagi menyakinkan sang mommy. Alena s
sedikit lebih tenang di sana. Kalo ada apa-apa jangan sungkan minta bantuan sama Pak Bondan dan Bi Asih ya," ujar Alena lembut walaupun dia tidak
Vienna akan mengabar
mommy enggak mau al
ndongak mengecup pipi sang mommy bertubi-
kelas pagi." Sontak Cathleen berdiri lalu meletakkan tangannya d
rena sudah menjadi kebiasaan gadis itu saat hendak tidur ataupun bangun tidur, dia akan memberi kecupan untuk Alen
t malam
h menatap sang anak mulai menghilang daripada pandangannya menuju ke kamar. Setelah melihat punggung Cathleen menghilang dari
ena meneteskan air mata tepat di atas foto sang suami yang s
rdapat tulisan 'dilarang masuk kecuali aku dan mommy'. Gadis itu menarik gagang pintu secara perlahan dengan senyuman yang tak pernah luntur di bibirnya. Kesan p
emandang foto Rikkard cukup lama, gadis itu mengayunkan langkahnya kembali menuju ke sebuah meja yang terdapat sebuah buku tebal di atasnya. Dia menarik bangku ke belakang lalu mendudukkan bokongnya sembari
n aku tahu Kak Kara saat itu semakin membenciku karena kembali menganggu kehidupannya. Tapi enggak apa-apa, yang penting aku memenangkan balapan itu dengan sengaja menciptakan kecurangan di antara kami berdua. Dan akhirnya aku berhasil memiliki mobil kesayangan Kak
bahagia selalu," gumam Cathleen di hadapa
ingah. Cathleen menarik gagang pintu kamarnya, hal pertama saat masuk pertama kali adalah kegelapan dan kesunyian. Gadis itu menekan saklar lampu dan terlihatlah kamar bernuans
mom