WANITA SIMPANAN MILIK SUAMIKU
x tiba-tiba datang ke rumahku dengan
kannya seraya berkata,"Tidak biasanya
ak men
ngiku dengan mata yang berkaca-kaca dan ra
u juga aku
yang bisa membuatnya b
Lex?" tanyaku sambil
k berkaca-kaca dan tangannya yang bergera
na bisa??? Sepulang sekolah, Erna dan Alex masih terlihat sangaaat.
tuskan menelepon Erna. Tapi sampai beberapa kali p
berlanjut sampai tiga hari setelahnya. Aku yang tidak sabaran menunggu lagi, akhirnya memutuskan menyeret Alex, yang s
etnya kami sesam
at kotor dan tak berpenghuni. Dan yang paling mengagetkan
TA DAN SUDAH ME
kin! Ini pasti h
eni
uh me
belas meni
berubah. Tulisan besar i
adi kemarahan. Aku marah karena merasa dibohongi. Tidakkah sebagai sahabat, kita seharusnya
ya aku
ukan hanya aku saja yang marah dan sakit hati. Mas
balik p
an raut muka tegang dan terus mema
h mundur menjauh. Dan saat aku mempercepat langkahku, dia tiba-tiba berbal
berlari me
pikir Alex pasti perlu waktu menenangkan diri dan
ingat kejadian sehari sebelumnya, aku pikir sahabatku
Erna. Aku coba lagi mendatangi ke
la
ar salah
ika diberi tau oleh wali kelasnya kalau Erna sudah berhenti dari sekolah dua hari sebelumnya, kontan saja aku tidak habis pikir.
anku le
kiranku saat itu adalah ras
iba-tiba pergi tanpa memberi penjelasan sedikit pun. Bagaikan orang ya
n ceritaku, menertawakan leluconku, dan me
benar
an penjelasan?! Apakah kebera
terasa perih dan panas seperti terbakar. Sebenarnya, aku benar-benar tidak ingin menghabiskan w
rna dari sekolah. Aku harus memberitahunya sepulang sekolah. Dengan begitu,
as. Aku hampir setiap hari main ke rumah Alex, jadi sudah dianggap seperti
ng makan tapi aku tetap tidak menemukannya. Akhirnya aku memutuskan ke dapur untuk bertanya pada pembantu A
kabarrr??? Tambah cantik s
kok ada
i dicariin kok nggak nongol-nongol? Pergi ya dia?" cerocosku
tau to," serunya sambil seketik
" Perasaanku m
ya nabrak pembatas jalan. Sekarang masih
Semuanya terjadi terlalu beruntun dan terlalu
lnya Pak Tino mau kesana juga
g keterkejutanku karena perginya Erna, sekarang aku
padaku dengan raut wajah yang kalut dan frustasi. Seharusnya, aku ta
tak meneleponnya dan tak menanyakan kabarnya. Aku pikir Alex bisa mengatasi ini sendirian tanpa bantu
di rumah sakit yang muram dan bau-bau obat-obatan di sana, membuatku berpik
at? Bagaimana pula jika dia
hnya dan membuatnya tak bisa bergerak d
*