Masa Depan Kita
sama sahabat Mama?" tanya Arthur pa
nji ketemuan hari ini sama sahabat mama. Sudah hampir satu bulan mama tidak bertemu dengannya. Karena hari ini mama ada waktu senggang,
a masing-masing mereka. Arthur begitu senang, karena dengan mamanya ketemuan dengan
t dengan ibumu, agar aku bisa menatap indahnya wajahmu dan manisnya senyumanmu. Suara merdumu yang selalu membayangiku, membuat aku selalu rindu ingin m
antarkan raut bahagia. Mama Arthur yang melihat anaknya berbinar bahagia sepe
k akan mau dengan pria jelek sepertiku. Akan tetapi, rasa ini tidak mau pergi, selalu menyiksaku untuk terus merindukanmu. Huff ... benar-bena
engabari kalau dia sudah sampai di tempat janjia
?" tanya Arthur cepat yang langsung
tidak sabar ingin bertemu Maya karena rindu. Diam-diam, mama Arthur sering membaca buku diar
bisa bosan menunggu. Akan tetapi, kalau dia bawa anaknya 'kan bisa ngobrol atau makan bareng anaknya du
? Perasaan mama tadi melihat senyuman dibalik lamunanmu," selid
seseorang, Mama tidak bosan menunggu dalam waktu lama tanpa ada teman ngobrol?"
eperti dirinya. "Sahabat mama 'kan bukan hanya ibunya Maya saja. Lalu kenapa kamu nanyain Maya ikut dengannya juga. Apa kamu lagi kangen
ng ketemuan sama dia saja. Mama tidak ketemuan hampir satu bulan juga hanya dengannya. Selebihnya sahabat
g keren. Biar Maya terkesima dan mau membalas cintamu
longo menatap punggung mamanya yang
kai. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Arthur. Setiap kali ibunya bertemu dengan sahabatnya,
ibunda Maya yang tiba-tiba s
masukkan kembali pakaian yang berserak
arena ingin bertemu Arthur. Namun, aksi Maya terlambat. Ibunya sudah dahu
tu, May?" tanya ibunda Maya yang meliha
. Soalnya aku tidak mau pakai baju yang ngepas b
bulan kemarin dibelikan tante Angg
ian dia kamu hargai," i
ggantung karena ibunya sudah me
dihargai." Ibunda Maya memberikan baju yang dia pegang
dulu." Maya mengambil ba
kan dress yang begitu mewah pada Maya. Tidak hanya dress, dia juga
mu pakai tas sama sepatu dari teman ibu kemarin juga. Biar sepaket pe
Sepatu yang diberi tante Anggita kemarin itu terlalu tinggi dan norak
uga. Tinggal pakai dan kita berangkat. Ketemu sama Anggita, dia akan bahagia melihat kamu memakai pemberiannya. Coba bayangin, seandainya kamu membe
atakan ibunya. Sesuatu yang diberikan pada orang lain, tetapi tid
a sepatu dan tas pemberian tante Anggita," j