Pernikahan Rahasia: Ajay dan Fatimah
masuki sebuah kamar. Gadis itu menatap
olah?" ujar Fatimah membuat Ajay berbalik menatapnya. Pemuda itu t
u kita tidur se kam
ni
. Dapat di lihat wajah kedua pemuda
a-kamu bisa membereskan barang-barangmu," ucap Ajay dengan t
bereskan semua pakaian-pakaiannya di dalam sana. Jantungnya masih terus berdebar-deba
dari duduknya dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Setelah selesai berwu
ngan tersenyum manis. Pemuda itu membentangkan
n mulai mengambil posisi u
hu Ak
irrohmanir
ti Fatimah. Setelah selesai berdo'a Ajay pun berbalik dan mengulurkan tangannya pada gadis itu. Fatimah yang mengerti
ak. Ajay menganggukkan kepalanya, "Aku mau ngaji dul
a di lantai dua begitu juga kamar mertuanya. Fatimah menuruni tangga de
mah membuat ibu me
a kepada gadis itu. Fatimah mengangguk dan terseny
u mau blender bumbu dulu," pinta ibu mertuanya. Fatimah pun
nggil ibu mer
Kena
n kekurangan Ajay ya," kata ibu mertuanya m
ah ini, maafkan Fatimah bu kalo Fatimah nanti banyak melakukan kesalahan," kata Fatimah dengan lirih, Ibu mertuanya p
tidur sekamar sama Ajay?" tanya Fatimah dengan ragu-ragu. Ibu mertuanya n
imana nanti kal
r Ibu mertuanya membuat wajah
h sekolah ibu juga bakal mendukung kamu," jelas Ibu mertuanya de
tulus. Ibu mertuanya pun menganggu
kan Ha
atap ke sebelahnya dan mendapati Ajay yang masih terlelap di dalam tidurnya. Hari menu
Ia menatap tubuhnya sendiri dan sedikit merasa beru
elum siap. Jadi, kita sama-sama belum sia
makasih karena kam
rsenyum. Gadis itu berjalan ke arah kamar mandi dan mulai membersih
r
k dari tidurnya sembari mengucek-ucek matanya. Rambutnya begitu bera
pannya, namun sejenak pemuda itu menghela napas lega, "Y
pun diam-diam menahan tawanya, "Ada-ada aj
"Ah ya, kamu tunggu aja
jadahnya dan mengenakan mukenanya. Tidak lama dari itu, Ajay pun datang dan telah siap
ruskan tidak berbicara saat sedang makan masih menjadi kebiasaan keluarga tersebut. A
ya Ajay, Fatimah.. Kalian mau beran
n, nanti ada orang yang lihat. Karena, selama sekolah kami nggak pernah dekat,
k Suhardi. Kalo Ajay nanti bisa naik motor ajah," ka
memberikannya pada pemuda itu, dan setelah itu Fatimah sedikit merapikan dasi Ajay se
Dari sekarang sampai ke depannya aku nggak
ngannya sembari menata
ng?" tanya Pak Suhardi, Fatimah men
*
nya, Fatimah pun berjalan menuju lapangan dan membariskan dirinya pada tempat yang sudah di tentukan. Lalu setelah
ambu