UNDER PINK MOONLIGHT
iring. Sofia mencium aroma yang enak, bukan makanan, tetapi seperti wangi yang memabukkan. Ia sulit menjelaskan aroma ap
g tersentak."
ria berambut gelap dengan mata cokelat
ia itu dengan bingung.
u, Kai
terlihat sangat muda dan terlihat sangat manis dan tampan. Sementara Kaileen memiliki
i?" Max muncul semba
an Kaileen. Sofia memandang ketiga pria itu, mereka sangat mirip. Namun, di antara ketiganya M
mendengar kau ada di sini. Maaf kalau mereka mengaget
ofia."Mulai sekarang k
,"kata Kaileen menggeram,"
da Sofia."Ayo kita maka
beberapa kantong belanja. Ia mengeluarkan sebuah gaun cantik. Ini pe
Sofia menunjukkan gaun
emua kubelikan untukmu."Kaileen menyodorka
ara Kaileen dan Sean. Ia menghampiri Sofia da
rang pertama yang ia temui, maka ia
k sudah tersaji di atas meja berbentuk bundar. Sean dan Kaile
itu, Sofia tidak akan
u akan makan ju
x bertanya karena Sofia terlihat
ia melirik ke arah
ang kau harus terbiasa dengan aku, Kai, dan juga S
embersihkan rumah dan melakukan apa pun yang aku bisa. Kalian bisa mengatak
kan pekerjaan apa pun di sini!
a kalian. Kalian tidak perlu memberiku gaji. Aku hanya butuh tempat ti
karena mendapat panggilan seperti itu."Kau tidak boleh melakukan apa pun di r
a yang bisa kulakukan di sini selain membantu kalian." Sofia semakin bingung deng
tuhkan. Kau cukup tinggal di rumah ini dan menemani kami.
rsenyum dan mengangguk. Kemudian wajahnya menunduk mengecup bibir Sofia. Tubuh Sofia membat
embari menonton televisi. Sofia duduk di sofa. Sean memeluk pundak Sofia dan merapatkan tubuhnya. Kaileen tidak mau kalah, ia
u saja,"kata Sean yang menat
ya."Ah, itu~aku suda
n terus menghimpitnya,"kata Max mengingatkan. Kaileen dan Se
can dengan seorang pria?"tany
geleng."Ti
u, ya?" Sean memainkan rambut Sofia yang panjang dan bergelombang. Rambutny
akan menjadi pria pertama
umah." Sofia memberikan sedikit penjelasan. Hidupnya memang tidak menarik karena ia h
ya lembut. "Kau melakukan banyak pekerjaa
enatap tangan itu dengan sedih kemudian men
dak apa-apa. Terima kasih sudah mengkhawatirkan. Tapi, ini bukan luka yang
tidak boleh melakukan pekerjaan
a tidak ingin memperde
mana kalau kau pindah ke kamarku saja?
u tidak
ja aku ingin te
masih ada hubungan saudara, ia tetaplah wanita asing yang datang. Namun, sik
bangkit. Ia ingin kembali ke kamarnya darip
a, sayang?"tany
nunjuk ke kamarnya s
am pangkuan Max. Max memeluknya erat dari belakang. Wajahnya ditenggelamkan pada lekukan leher
Max masih saja duduk dengan Sofia di pangkuannya. Malam semakin la
ahat." Max mema
isa kembali ke kamarnya. Namun, Max membawa
kamarmu? Apa yang ha
nyum sembari terus men
gi. Sofia mematung di tempat sembari
ke
gkuhan lelaki itu. Max membaringkan Sofia di atas ranjang empuknya. La
ya hingga jarak wajah mereka begitu dekat. Sofia menatap Max. Napas Max menderu mengenai wajah Sofia. Lalu i
kemudian memeluk dan berb
rasa berkedut di bibirnya. Ini seperti tindakan yang tidak dibenarkan. Namun, ia