DIA
ana? Kenapa
ng memecah kesunyian mobil itu. Semua
adi keluar dari mobil bareng dengan a
Dan ternyata memang lebih cepat lewat hutan, Mas Bekti
g berkeliling dengan wajah
t hut
Nanti ambil jalan setapak di samping
h. Dia menoleh ke a
bisik Ranti. B
mi menunggu hujan saja, ya. Telp
sak. Padahal baru saja suara Cahyo terdengar sangat jelas da
di itu bukan Cahy
rtiny
Mas Bekti bil
ekti juga berdegup kencang. Mereka masih terdiam di dalam mobil di tepi jalan di hutan pinus d
an kita segera mencoba jalan yang d
ng berser
ki di hutan dalam kondisi s
berjalan di tengah hutan dalam kondisi setelah hujan. Jangankan Ayuni, Palupi yang hobi mendaki gunung pun,
oleh ke a
, ya?" kata Bekti dengan agak sinis. Ayuni agak terkeju
u polisi semua di sini, baru kita berangkat ke Arang Temu
yang dikatakan Rara memang masuk akan juga, teta
endiri ke sana. Kalau kalian mau melanjutkan perjalanan atau mau menun
hfar,
ghfar kalau kalian
i ter
erjalanan terlebih dahulu. Dan kita harus saling mengabari satu sama lain dengan apa yang terjadi, apa yang
nuh kemarahan, tetapi sepertinya dia tidak punya piliha
ikut denganku dan siapa saja yang harus berjaga d
i. Palupi nyaris tertawa melihat ekspresi
menga
erdua saja tidak apa-apa?" tanya Palupi. Ayuni da
agi dua dengan rata. Tiga orang ikut Mas B
rarti orang yang paham dengan apa yan
Ayuni me
ratunya koordinasi," jawab Ayuni den
ah partner Ayuni ketika mencari berita dan artikel. Rara mengangguk dan wajahnya nampak begitu lega. Palupi akh
an mampu?" tanya Bekti sambil melirik ke arah Ranti dengan bengis. Ranti
ta Palupi dengan tersenyum, "Mas Bekti
ti membuang muka, dia berpura melihat keluar jendela. Palupi
Bek
HPnya yang berbunyi nyaring dengan penuh keta
mparkan HP itu ke arah Naura yang duduk di sebelahnya. Nau
a, sih
k agak heran, sedikit penasaran, tetapi juga takut. Akhiah
! Bukain jendelanya.
Terutama Palupi yang d
samping jendela mobil terlihat sosok samar membawa pay
jak tadi tidak ada yang mendengar orang meng
Aku kedinginan!
n --bagian pengemudi-- dan keluar untuk menghampiri Cahyo. Palupi nyaris melarang Bekti keluar, tetapi dia terlambat, dalamengangguk perlahan. Palupi membuka jendela mobil itu perlahan dan seke
ke man
, aku mau lihat jalan di sebelah san
sudah sampai ke Arang Temu. Lalu kenapa hujan-hujan beg
n. Cahyo menghapus wajahnya yang basah t
t telponku. Aku dari tadi tersesat di hutan pinus itu, Mas. Aku mau minta tolong, tetapi karena tidak ada yang men
medulikan air hujan yang membanjiri
erdua atau tidak!" teriak Bekti dengan marah. Tanpa disuruh, Ranti dan Rara segera mematuhi p
i membuka jendela mobil bagian depan. Be
nggilan tak terjaw
*