DIA
g paling dekat dengan Cahyo. Mereka sudah kenal sejak sebelum mereka bekerja di situs kisah mistis on
rangan teman-temannya. Angin dan air hujan langsung menyam
mberitahu keluarga Cahyo bahwa Cahyo menghilang. Nanti kita bisa masu
lah mereka akan dengan mudah memperkarakan Bekti dan 'Candradimuka' kalau Cahyo tidak segera di
, ya? Baru setelah itu kita
mengan
n dengan mobil, tetapi sebelum membuka pintu mobil, Ranti melihat sesuatu. Seperti sekuntum kecil bunga Melati di sampin
*
. Naira begitu panik dan pucat. Dia begitu ketakutan setelah tahu Cahyo hilang, ap
lapor polisi, kan?"
meng
wab Bekti dengan wajah yang juga ketakutan. Dia mengambil HPnya, dan membeliak ketika melihat
stasi, "tolong siapa saja hubungi polisi seka
akan perintah Bekti dan menghubungi ke
aan telponnya. Seperti orang yang ditelepon Palupi menanyakan posisi me
jang hutan Lor Kalong. Aku tidak tahu tepatnya
an Palupi mengucapkan terima kasih dan menutup telp
gu?" tanya Naira.
tidak! Arang Temu kalau dalam bahasa Jawa berarti kan jarang ketemu, kan? Asta
dak akan ketemu?" tanya Ayuni. Semua meman
an aku!" seru Ayuni berulang-ulang. Semua hanya diam, dan tenggelam dalam ketegangan masing
ada yang menanggapi. Semua diam. Kebanyakan memandang keluar jendela, melihat
leh bunyi HP. Merek
etapi suaranya seperti dari depan. Semua oran
bunyi ringtonenya Ma
nya dengan ragu dan gemetaran. Bukankah tadi HPnya mati
Dia beristighfar lirih. Dia menunjukkan HP
nelpon C
*
Wuni, dan sekarang dia mendapat laporan dari salah satu bawahannya bahwa ada kasus orang hilang di hutan Lor Kalong, tepatnya di jalan raya yang membela
ilah Allah merencakan sesuat
*
guru SD Inpres di Arang Temu. Orangnya baik, sehingga disukai murid-muridnya, dan sepertinya selalu sehat, Ustadz. Selama tiga bulan di Arang Tem
impin rumah tahfidz di Tintrim. Beliau baru akan pulang besok dari Tintrim dan D
ful tiba-tiba meningg
n napas panjang. Wa
ihat sakit atau tidak mengatakan kalau dia sakit. Bahkan dia masih sholat di musholla dengan saya juga. Sholat Maghrib dan sholat Isya. Dan tiba-tiba saja jam sepu
ngis dan menyelesaikan semua
Dan ... dan saya melihat Pak Syaiful memang sudah meninggal, Ust. Saya tidak menyangka!" seru P
k-menepuk b
Doni. Pambudi beristighfar keras bebera
beberapa gerakan jari tangannya. Saya pikir saya berhalusinasi saja karena saya sedih. Tetapi akhirnya, ketika hampir menutup wajah Pak Syaiful dengan kafannya, Pak Syaiful batuk dengan keras, membuat kapas ya
a menunggu kelanjutan
bisa menjawab, saya hanya diam memandang Pak Syaiful antara bingung, heran, takut dan juga bahagia. Saya bahagia karena Pak Syaiful hi
uar biasa sekali. Apa dokter sempat memeriksa Pak
i meng
embawa Pak Syaiful ke rumah sakit besar di Karang Wuni dan malam itu juga kami membawa Pak Syaiful ke rumah sakit, dan hasilnya Pak Syaiful
engit, di
alahnya, Pak
ktu di sana sepanjang hari. Kalau saya tanya kenapa dia selalu ke bukit kecil
*
a seperti memegang barang yang kotor, dia memru Bekti pada Ranti dan seteng
ighfar dan akhirnya menerima panggilan itu. Ranti segera menghidupkan loud speaker p
sapa Ran
ana saja? Aku sudah sa
*