SRTJC
g gadis imut bersikeras untuk menjad
a itu menge
yang tengah mengintimidasi bawahannya. "Huh! Poko
...
a tidak mendapat respon dari pihak lain, s
memprotes, "Putri,
mu mau melawa
saya t
n ulang tahun ke delapan belas ku n
ri .
untuk menolak ataupun menawar! Kalau kau berani ... hehehe." Gad
i tidak akan pernah terjadi. Anda adalah putri yang agung dan saya adalah knight yang
, dia pun turun dari meja tempatnya berdiri sejak tadi (karena ingin mensejajarkan ti
Dia kira-kira mengetahui apa yang akan dilakukan gadis itu selanjutnya, yaitu meminta bantuan p
ai jenis dan warna yang berbeda. Taman ini ekslusif untuk ibu pe
melintasi berbagai petak bunga, sebelum berhenti d
esmi, gadis imut menyapa sang ibu pemimpin yang kini tengah fokus m
kmati teh nya." jawab ibu pemimpin d
duk dengan postur yang anggun. Ada ekspresi lembut di wajahnya. Sangat berbeda
e dalam cangkir khusus dengan gerakan cekatan, lalu kembali ke posisi semula. Suasana kembali tenang den
a waktu
bunga dengan tenang sembari ikut fok
mm?" tanya ibu pemimpin setelah menyelesaikan pekerjaannya, mem
engadu, tetapi berhenti ketika oma
sehat selalu." ucap knight yang sedari tadi mengi
in memberi isyarat agar Xai bangun
erdiri di belakang Abel, menolak untuk duduk bersama mereka. Dia
benar-benar berani tidak mematuhi perintahku sekarang dan bahkan
emahami betul temperamen gadis nakal itu dan tidak akan dengan mudah mempe
k berani berbohong setelah mendapatkan tatapan tegas dari sang oma.
mengulurkan tangan untuk mengetuk dahi Abel, ibu pemim
gat suatu kisah, apakah
g ketika mendengar bahwa sang oma hendak menceritakan kisah baru untuknya. Itu adalah hal favo
semangat dan menjawab, "Ya, Oma. Ayo ber
. Kisah ini ber
*
kets warna putih sebagai alas, tengah terayun menyusuri
panjangnya yang terkuncir satu terombang-ambing sesuai gerakannya itu. Menambah kesan en
ya yang mengeluarkan suara, yah,
nya itu seperti sebuah lirik lagu, tetapi tidak tau pasti itu lagu milik siapa dan apa judul lagunya, seandainya si p
dak menyadari bahwa segala tingkahnya itu tengah menjadi sorotan pub
ri arah belakangnya. Yang mung
u minggu yang lalu. Dia memiliki paras yang imut lengkap dengan mata bulat layaknya bola ping-pong, hid
herannya dia tidak memiliki berat badan berlebih. Justru bisa dibilang bahwa tubuhnya terg
kitar, memiliki jiwa kekepoan yang tinggi, dan juga selalu senang membuat orang di sekitarnya naik darah. Teta
nya sa
ja laki-laki sembari mencekal lengan Calista erat. Napasnya tersengal d
ya, lalu menatap remaja itu dengan tatapan muram, serta melont
ika mendelik tajam dan menjawab dengan k
eong sama bintang lautnya?" tanya
sembari mengumpat dan mengeluh, "Haduh, bodoh! Ngapain sih kamu
embari menatap penuh iba kepada temannya itu. Ta
, berlagak sok keren dia menjawab, "Huh! Sa
a Mamang tukang cilok waktu itu, kalau ada orang yang ngomong sendi
yata Mamang itu bicaranya hoax semua. Nyatanya kamu nggak sakit dan sehat-sehat saja. Hmm, bes
i sendiri, 'apa maksudnya? Siapa yang ngomong send
lu berjalan meninggalkannya untuk menghampiri salah satu pe
Calista sembari menyodorkan u
n?" tanya penjualnya sembari memas
bumbunya," jawab Calista dengan menger
ertanya dengan sabar. "Iya, ini mie
k. Bukan akunya." Calista berucap s
ertanya-tanya apakah dia salah bicara atau apa? Saat situasi mencap
gue aja lo! Capek tau gue ngejarnya!"
menyebabkan kebakaran dan juga hmm ... menyebabkan apalagi ya? Ck,
tiku ini dalam menghadapi sa
dan bahkan Calista menga
mbari beristighfar, menc
ara mereka, dia merasa tetap jengkel di dalam hati. Tetapi an
*